Orang-orang berjalan di jalan yang dikelilingi gedung-gedung yang hancur akibat bombardir Israel di Jalur Gaza, Selasa, 29 Juli 2025.
REPUBLIKA.CO.ID, WASHINGTON – Anggota Parlemen Marjorie Taylor Greene dari Partai Republik adalah sosok pertama yang menyebut genosida Israel di Gaza yang terkepung sebagai genosida.
Kini Greene mengkritik dukungan Amerika Serikat (AS) terhadap Israel. Dia mempertanyakan apakah uang pajak Amerika harus terus mendanai pembantaian Israel yang telah membunuh puluhan ribu warga sipil Palestina dan Kristen.
"Apakah nyawa orang Israel yang tak berdosa lebih berharga daripada nyawa orang Palestina dan Kristen yang tak berdosa? Dan mengapa Amerika harus terus mendanai ini?" tulis Greene dalam sebuah unggahan di X, dikutip dari TRT World, Jumat (1/8/2025).
Dia mengatakan rezim Netanyahu di Israel sedang melancarkan kampanye membersihkan warga Palestina dari tanah mereka secara sistematis.
"Pemerintah sekuler Israel yang bersenjata nuklir telah membuktikan bahwa mereka sangat mampu menghadapi musuh-musuh mereka dan sedang dalam proses membersihkan mereka secara sistematis dari tanah mereka," kata Greene.
"Kemarin saya berbicara dengan seorang pendeta Kristen dari Gaza. Ada anak-anak yang kelaparan. Orang-orang Kristen telah dibunuh dan terluka, begitu pula banyak orang tak berdosa. Jika anda seorang Kristen Amerika, ini seharusnya sama sekali tidak dapat Anda terima," ujar Greene.
Pernyataannya muncul di tengah memburuknya kondisi di Gaza, di mana lebih dari 60.200 warga Palestina termasuk ribuan perempuan dan anak-anak telah dibunuh sejak Israel melancarkan pembantaian pada 7 Oktober 2023.
BACA JUGA: Qassam Kembali Hajar Merkava Canggih Israel, Tentara Zionis Bertumbangan
Lebih dari 70 persen korban yang dibunuh Israel adalah perempuan dan anak-anak. Palestina mengatakan Israel telah membunuh lebih dari 18.500 anak-anak dalam genosidanya sejauh ini.
Greene mengatakan bahwa banyak warga Amerika tidak lagi mendukung apa yang disebutnya mendanai perang Israel, terutama karena gambaran anak-anak yang kelaparan dan rumah sakit yang dibom oleh Israel terus bermunculan.