Celios Kritik Job Fair: Masih Pakai Cara Kuno

1 day ago 15

TEMPO.CO, Jakarta - Direktur Eksekutif Center of Economic and Law Studies (Celios) Bhima Yudhistira Adhinegara menganggap job fair sebagai agenda kuno dalam mencari pekerjaan. Menurut dia, perusahaan atau pemerintah tidak harus mengumpulkan ribuan pelamar dalam satu tempat untuk bisa mendaftar kerja, karena perkembangan teknologi sudah mendukung untuk menyebarkan informasi lowongan tersebut.

“Job fair tidak harus menghadirkan pelamar secara fisik dan berduyun-duyun, itu kuno sekali. Padahal ada cara lain, bisa dengan memakai data lulusan fresh graduate yang belum mendapat pekerjaan, atau memanggil korban PHK yang datanya ada di BPJS Ketenagakerjaan,” kata Bhima dalam agenda diskusi via zoom, dikutip Jumat, 30 Mei 2025.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Bhima menyebut lowongan kerja bisa disebar di media sosial, aplikasi dan website setiap perusahaan. Langkah ini disebutnya bisa menghindari terjadinya kericuhan saat job fair seperti di Kota Bekasi belakangan ini. Kemudian, para pelamar kerja juga semakin terbantu karena uang dan waktunya tidak terbuang untuk ikut job fair yang mengharuskan datang ke lokasi tertentu.

Alumni Universitas Gadjah Mada ini turut menyinggung soal masalah struktural dalam sektor ketenagakerjaan yang belum terselesaikan. Bagi Bhima, pengangguran terjadi karena pemerintah tidak mampu menciptakan lapangan kerja baru bagi masyarakat Indonesia. Padahal setiap tahunnya, selalu muncul lulusan baru dari jenjang SMA hingga perguruan tinggi yang ingin melamar pekerjaan.

Adapun kericuhan job fair itu terjadi saat Dinas Ketenagakerjaan Bekasi menggelarnya di President University, Cikarang, Jawa Barat, pada Selasa, 27 Mei lalu. Kerusuhan antar pelamar kerja ini pun sempat viral dan memantik perdebatan di media sosial Instagram. Bahkan ribuan pelamar kerja yang datang ke job fair itu terlihat saling berdempetan karena tempatnya kurang memadai, hingga ada yang pingsan.

Menteri Ketenagakerjaan Yassierli menanggapi kerusuhan job fair di Bekasi itu sebagai bahan evaluasi bagi kementeriannya. Dia tetap mengapresiasi pemerintah daerah setempat karena sudah menggelar agenda tersebut untuk memfasilitasi para pencari kerja. “Kami berharap ke depan bisa lebih baik,” kata Yassierli di kantornya, Rabu, 28 Mei 2025.

Kemudian, Bupati Bekasi Ade Kuswara Kunang mengatakan antusias yang tinggi dari para pencari kerja menjadi beban moral bagi pemerintah Bekasi. Ia mengatakan, ada 2.000 lebih lowongan pekerja pada ajang bursa kerja tersebut, tetapi pencari kerja yang hadir mencapai lebih dari 25 ribu orang. “Artinya ke depan, kita harus membuka bursa lowongan pekerjaan berikutnya dengan kapasitas lebih dari 2.000 lowongan pekerjaan,” kata Ade di Jababeka, Selasa, 27 Mei 2025, seperti dikutip dari Antara.

Melihat antusiasme para pencari kerja, Ade menyimpulkan, kebutuhan akan lapangan kerja sangat besar. Karena itu, Pemda Bekasi akan membuka job fair gelombang berikutnya dengan kapasitas yang lebih besar.  Ia berujar, sektor ketenagakerjaan akan terus menjadi prioritas melalui sinergi dengan sektor industri demi menekan angka pengangguran.

Lebih lanjut, Ade mengatakan Pemda Bekasi akan mengevaluasi pelaksanaan job fair agar kegiatan selanjutnya bisa berjalan baik. Rencananya, akan ada pembagian waktu atau sesi agar pelaksanaan job fair bisa berjalan lebih lancar. “Kami juga akan memanggil para pimpinan kawasan industri untuk mendiskusikan penambahan kuota lowongan kerja dari masing-masing perusahaan,” kata dia.

Riri Rahayu, berkontribusi dalam penulisan artikel ini.

Read Entire Article
Pemilu | Tempo | |