Kemensos Latih Warga Wonosobo Produksi Anyaman Pasar Ekspor

1 day ago 16

INFO NASIONAL - Kementerian Sosial (Kemensos) terus memperkuat upaya pemberdayaan sosial ekonomi masyarakat melalui kolaborasi dengan sektor swasta. Salah satunya, yakni kerajinan tangan, dengan memanfaatkan bahan baku lokal yang ramah lingkungan, seperti enceng gondok dan pelepah pisang.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Menteri Sosial Saifullah Yusuf atau Gus Ipul mengatakan, program ini memberikan kesempatan kepada warga untuk mendapatkan keterampilan dalam produksi kerajinan yang bahan baku dan akses pemasarannya telah disiapkan oleh mitra perusahaan. Nantinya, produk yang dihasilkan tidak hanya dijual untuk pasar dalam negeri saja, tetapi juga ekspor ke negara-negara lain seperti Amerika Serikat dan beberapa negara di Eropa.

“Salah satu produk yang dikembangkan adalah anyaman dari enceng gondok, yang dapat digunakan untuk tempat sampah dan keperluan ekspor lainnya. Seluruh hasil produksi telah memiliki pasar tersendiri,” kata Gus Ipul usai meninjau pelatihan kerajinan anyaman berbahan enceng gondok di Balai Desa Selokromo, Wonosobo, Jawa Tengah, Ahad, 1 Juni 2025.

Gus Ipul menjelaskan, warga setempat akan mendapatkan pelatihan keterampilan dari tim profesional, dengan target dalam 1–2 bulan ke depan hingga mereka mampu memproduksi kerajinan dengan standar internasional. Proses produksinya pun bisa dilakukan secara fleksibel di rumah masing-masing atau secara berkelompok di balai desa dan lokasi yang telah ditentukan.

"Kalau maksimal mereka menghasilkan satu kelompok Rp750 ribu. Nah, kalau misalnya Rp100 ribu sehari itu sudah agak lumayan-lumayan. Karena produk berapapun sudah ada pembelinya. Berapapun produksinya itu insya Allah sudah ada yang mengambil untuk membelinya," ujar Gus Ipul.

Program pemberdayaan ini telah diujicoba di sejumlah daerah, seperti di Desa Kalisalak, Kabupaten Banyumas, Jawa Tengah. Gus Ipul mengatakan, keberhasilan program sangat dipengaruhi oleh kualitas pendampingan di lapangan, termasuk sinergi dengan pendamping Program Keluarga Harapan (PKH).

"Ya ini nanti tergantung dampingannya. Semangatnya, dampingannya. Nanti bisa kerja sama dengan pendamping-pendamping PKH. Mereka nanti yang mendorong, memotivasi," ujarnya.

Nantinya, Gus Ipul melanjutkan, akan dilakukan kerja sama dengan Bupati setempat. "Kami integrasikan dengan programnya Pak Bupati. Jadi nanti rintisannya dari Dirjen Pemberdayaan Kementerian Sosial, nanti diperkuat oleh programnya Pak Bupati. Insya Allah nanti kemudian akan memperkuat akhirnya kelompok-kelompok," kata dia.

Adapun, Direktur Operasional PT Out of Asia, Arung Lusika, mengatakan, program pemberdayaan masyarakat melalui keterampilan anyaman enceng gondok di Desa Kalisalak, Kabupaten Banyumas saat ini sudah meningkat dengan cepat. Menurut Arung, hal itu tercapai berkat kolaborasi para pendamping PKH dengan berbagai pihak.

"Belajar dari Kalisalak, ketika pelatihan pertama, ketika pelatihan kedua, pendamping berinisiatif setiap Sabtu, para ketua kelompok, para koordinator, beserta dengan pendamping, datang ke RPM, di tempatnya Pak Joko, untuk pemantapan pelatihan dan memahami bagaimana standar ekspor," kata dia.

Arung menegaskan, hal itu terbukti, pada Mei ini ada sekitar 785 unit tempat sampah anyaman enceng gondok yang lolos quality control atau pengecekan kualitas dari seribuan produksi. "Ini sudah bagus sekali dan sudah menghasilkan sekitar Rp 9, sekian juta sampai Rp 10 juta selama satu bulan yang dikerjakan oleh 80 sekian orang ya."

Arung berharap agar para pendamping PKH di Kabupaten Wonosobo dapat berperan aktif dalam membantu masyarakat memproduksi keterampilan anyaman ini. Sehingga, warga juga bisa mendapatkan penghasilan tambahan.

"Bapak dan Ibu kemarin saya sampaikan bahwa produk ini sudah dipesan oleh customer dari Amerika. Jadi kita patut berbangga, nanti dari Kalimiro, dari Leksono, dari Pesodongan, dari desa di sini (Wonosobo) sampai ke Amerika. Jadi mohon, ini kesempatan baik, ini kesempatan emas, bahwa tidak usah keluar dari rumah, tidak perlu meninggalkan dari rumah, kita bisa bekerja dan memperoleh income," ujar Arung.

Sebabyak puluhan warga turut hadir dalam pelatihan keterampilan anyaman yang dilaksanakan di Balai Desa Selokromo, Wonosobo, Jawa Tengah. Mayoritas merupakan wanita, baik muda maupun tua. Mereka duduk secara berkelompok yang terdiri dari sekitar 5-6 orang.

Salah satu peserta, Tri Utami, warga Dusun Mentasari ini mengatakan, dirinya sudah dua hari mengikuti pelatihan anyaman enceng gondok. Dia berharap, program tersebut dapat membantu meningkatkan ekonomi keluarganya.

"Harapannya dengan pelatihan ini, semoga ekonomi di desa kami meningkat, terus buat ART seperti saya bisa menambah penghasilan," kata Tri. (*)

Read Entire Article
Pemilu | Tempo | |