Kontribusi Berdampak, AKPRIND Terapkan Enam TTG Pengembangan Agrowisata Anggrek di Mejing Garden

2 hours ago 5

REPUBLIKA.CO.ID, YOGYAKARTA - Pola cuaca ekstrem 2024 ditandai oleh rekor suhu global terpanas sepanjang sejarah dengan peningkatan 1,55 derajat Celsius. Bahkan transisi dari El Niño ke La Niña melemah jelang akhir tahun membawa peningkatan curah hujan di Indonesia. Akibatnya terjadi peningkatan bencana hidrometeorologi seperti badai angin kencang dan gelombang panas, serta kekeringan yang berdampak pada kehilangan keanekaragaman hayati.

Hal itu dialami pula oleh Mejing Garden, taman konservasi anggrek di Kalurahan Pengkok, Kapanewon Patuk, Kabupaten Gunungkidul, DIY yang mengalami kerusakan parah akibat badai angin kencang meruntuhkan green house dan akibat gelombang panas memicu punahnya beberapa spesies anggrek.

Universitas AKPRIND Indonesia hadir menjawab tantangan tersebut dengan melihat potensi penerapan teknologi tepat guna (TTG) bagi pengembangan agrowisata anggrek di Mejing Garden. Untuk itu, Tim Pengabdian kepada Masyarakat (PkM) Mono Tahun 2025 yang didanai oleh Direktorat Riset, Teknologi, dan Pengabdian kepada Masyarakat (DRTPM) dari Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi pada Skema Pemberdayaan Berbasis Masyarakat (PBM) dengan ruang lingkup Pemberdayaan Kemitraan Masyarakat yang fokus pada bidang Produk Rekayasa Keteknikan - Ekonomi Hijau, menerapkan enam TTG lintas bidang keilmuan sebagai wujud nyata kontribusi perguruan tinggi dalam mendukung program Kampus Berdampak dengan mengimplementasikan sinergi antara akademisi dan masyarakat dalam menciptakan pengembangan agrowisata anggrek berkelanjutan. Tim PkM terdiri dari Dina Tania, ST, MT (Dosen Teknik Geologi) yang berperan sebagai Ketua PkM dengan dua anggota lainnya, yaitu Nidia Lestari, ST, MEng (Dosen Teknik Mesin) dan Prita Haryani, SPd, MEng (Dosen Informatika).

Ketua PkM, Dina Tania, ST, MT, menyampaikan enam TTG yang diterapkan di Mejing Garden di antaranya: 1) Pembangunan green house bagi pembibitan anggrek, 2) Instalasi panel surya untuk sistem irigasi, 3) Sistem irigasi anggrek mist (kabut), 4) Mesin air siap minum dari keran atau Reverse Osmosis, 5) Sistem Informasi tentang aggrek berbasis Augmented Realty (AR), 6) Konsep Pengelolaan Keuangan untuk pemasaran.

Nidia Lestari, ST, MEng menambahkan dalam pembangunan green house berbasis panel surya dengan sistem irigasi kabut (mist) di Mejing Garden memperhatikan beberapa hal seperti lokasi yang lapang namun teduh, desain kokoh dan aestetik dengan roof melengkung, struktur kuat dan aman menggunakan rangka baja ringan, penggunaan material penutup transparan berupa plastik UV yang dikombinasikan dengan paranet, sistem sirkulasi udara baik, serta ketersediaan sumber listrik berbasis panel surya dengan baterai penyimpan daya. Hal tersebut dinilai penting mengingat green house sebelumnya hancur karena badai akibat struktur yang kurang kokoh karena terbuat dari bambu serta penempatan lokasi yang kurang sesuai.

Paeran, selaku pemilik dan pengelola Mejing Garden menyampaikan bahwa sejak menggunakan instalasi panel surya dengan sistem irigasi kabut (mist), pekerjaannya jauh lebih efektif dan efisien. Karena kini pengelolaan bibit anggrek, tidak lagi dibebani oleh biaya listrik, penggunaan air yang lebih irit mengingat keberadaan airtanah di Gunung Kidul sangat terbatas, serta pengurangan jumlah tenaga karena mesin irigasi bersifat otomatis dan juga lebih terjadwal baik dengan penyiraman sebanyak tiga kali dalam sehari melalui sembilan titik irigasi kabut selama 10 menit saja telah mampu menjaga kelembaban yang dibutuhkan anggrek di green house, bahkan tidak terkendala cuaca, karena ada cadangan daya yang disimpan di dalam baterai bila mendung maupun hujan.

Guna keberlanjutan Mejing Garden, Prita Haryani, SPd, MEng menyampaikan Aplikasi AR yang dikembangkan untuk pengenalan bunga anggrek bertujuan memberikan media edukasi yang lebih interaktif dan menarik bagi pengunjung. Teknologi AR menggabungkan dunia nyata dengan elemen digital seperti gambar, teks, dan suara (audio) atau animasi 3D secara real time. Pengunjung dapat langsung menscan marker pada katalog AR Mejing Garden dengan smartphone android dan memperoleh informasi mengenai jenis-jenis anggrek dalam bentuk teks, visual dan audio.

Pengunjung juga bisa mengakses aplikasi dan marker di mana pun dan kapan pun karena tersedia secara digital. Sehingga aplikasi AR Mejing Garden ini memiliki beberapa keunggulan yaitu mudah digunakan, database lokal, akses offline dan dapat diakses dengan media yang beragam. Bahkan database anggrek di katalog maupun data inventarisasi anggrek di website, dapat mendukung konsep Keuangan bagi Mejing Garden yang berbasis Data Flow Diagram (DFD) karena memiliki gambaran sederahana dan efektif dari alur infomasi mulai dari proses input hingga proses output untuk pemesanan/pembelian anggrek.

Lurah Pengkok, Sugit, menyambut baik penerapan enam TTG dari Universitas AKPRIND Indonesia bagi Taman Anggrek Mejing Garden. Bahkan mendukung keberadaan mesin air siap minum dari keran (Reverse Osmosis) karena dinilai lebih hemat air dan energi, sehat, easy to user dan ramah lingkungan dari sampah plastik wisatawan yang bekunjung. Ia lalu berpesan agar Mejing Garden kini menjadi lebih semangat mengangkat agrowisata anggrek sebagai kawasan penunjang bagi Geoheritage Gunung Ireng dan berharap implementasi kerja sama antara kampus dan kelurahan terus berlanjut ke depannya.

Read Entire Article
Pemilu | Tempo | |