Maliq & D'Essentials Bawa Energi Hangat di Senja Java Jazz

1 day ago 19

TEMPO.CO, Jakarta - Pukul 18.01 WIB, dentingan instrumen mulai bergema dari BNI Hall, mengawali penampilan Maliq & D’Essentials di hari ketiga Java Jazz Festival 2025, Ahad, 1 Juni. Kursi yang semula kosong perlahan terisi penuh oleh penonton. Mereka menyambut hangat suara khas sang vokalis, Angga Puradiredja.

Pilihan Editor: Tunde Baiyewu dan Pesona Bijaknya di Panggung BNI Java Jazz Festival 2025

Energi Maliq & D’Essentials Sapa Penonton Java Jazz Festival

What's up Java Jazz? What's up everybody?” sapa Angga, mengenakan setelan jas hitam berpadu kemeja putih, lengkap dengan dasi hitamnya. Di sampingnya, sang vokalis perempuan, Rivani Indriya Suwendi atau Indah, sapaan akrabnya, tampil simpel dan elegan dalam balutan atasan hitam lengan pendek dan rok panjang.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Keduanya langsung memanaskan suasana lewat lagu pembuka “Senja Teduh Pelita”, memancing tepuk tangan merata dari hadirin. "Everybody clap your hands!” seru Angga, mengajak seluruh penjuru hall larut dalam komposisi upbeat Maliq yang khas: groovy, soulful, dan penuh semangat.

Selanjutnya, tiga lagu pembuka: “Heaven”, “Dia”, dan “Menari” langsung menyulut energi para penonton. “Tadi kita di belakang agak khawatir kenapa banyak banget tempat duduk,” kata Angga Puradiredja sembari tertawa kecil, “Tapi ternyata lebih kaya berdiri di sini. Kita minta energinya ya!”

Grup musik Maliq & D'Essentials saat tampil di BNI Java Jazz Festival 2025, di JIExpo Kemayoran, Jakarta, 1 Juni 2025. Tempo/Martin Yogi Pardamean

Perjalanan Panjang Bersama Java Jazz

Malam itu, Maliq tak hanya tampil untuk merayakan musik, tapi juga mengenang perjalanan panjang mereka bersama Java Jazz. “Banyak yang kita lakuin di Java Jazz,” ujar sang bassist, Jawa. “Jadi kalau ada yang baru nonton Maliq di sini, please… jogetin aja," kata Angga.

Salah satu momen paling istimewa datang saat mereka membawakan “Dekat”, single terbaru yang untuk pertama kalinya dimainkan secara live. “Yang tahu lagunya, kita nyanyi bareng-bareng ya,” pinta Angga. “Semoga lagu tadi membuat kita lebih dekat lagi.”

Lagu berikutnya, “Semoga”, menambah nuansa manis. “Semoga lagu ini membawa suasana jatuh cinta untuk kita semua,” ujar Angga sebelum menyanyikan bait pembuka: “Terlihat dari mata arah…”, yang langsung dilanjutkan oleh koor penonton yang bergema kompak.

Tak berhenti di sana, Maliq menyajikan komposisi yang kerap jadi andalan panggung mereka, yakni “Himalaya”, “Untitle”, “Terdiam”, dan “Pilihanku” dalam versi medley. Riuh tepuk tangan dan nyanyian tanpa jeda menjadi bukti bahwa repertoar mereka tetap relevan dan dicintai lintas generasi. “Kita merayakan ulang tahun Java Jazz ke-20, jadi harus seru!” ujar Indah. “Goyang semuanya!”

Penampilan ditutup dengan “Setapak Sriwedari”, mengalir tanpa celah dari lagu sebelumnya. “Thank you Java Jazz, thank you!” seru Angga dan seluruh anggota band. Ungkapan hangat itu menandai akhir pertunjukan selama hampir satu jam yang mengisi sore dengan kehangatan dan nostalgia.

Dalam usia yang tak lagi muda, Maliq & D’Essentials membuktikan bahwa panggung Java Jazz masih menjadi rumah yang penuh energi bagi musik mereka. Sejak tampil perdana pada 2005, Java Jazz membuktikan sebagai tempat mereka bertumbuh, berinovasi, dan tetap memukau di kalangan fans setianya dan para penikmat jazz Tanah Air.

Read Entire Article
Pemilu | Tempo | |