MPR RI dan Emil Salim Institute Kolaborasi Selenggarakan ICCF 2025

1 hour ago 4

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA — Wakil Ketua MPR RI dari Fraksi Partai Amanat Nasional (PAN), Eddy Soeparno, menegaskan pentingnya kolaborasi lintas sektor dalam menghadapi krisis iklim yang semakin berdampak nyata. Krisis iklim sudah terjadi dan menjadi bencana ekologis yang meluas menjadi masalah kesehatan dan sosial seperti di Jakarta, Bali dan wilayah lainnya. 

Hal ini disampaikan Eddy terkait kerja sama  MPR RI dan Emil Salim Institute (ESI) untuk menyelenggarakan Indonesia Climate Change Forum (ICCF) 2025. Acara akan dilaksanakan pada 21 – 23 Oktober 2025 di Jakarta. 

Menurut Eddy,  menghadapi krisis iklim tidak bisa dilakukan secara sektoral atau sendirian. Menghadapi krisis iklim kita bukan berkompetisi, tapi kolaborasi. Pemerintah, swasta, NGO, dan masyarakat sipil harus saling menguatkan. “Karena itu MPR RI hadir bukan hanya sebagai rumah kebangsaan, tetapi juga rumah kolaborasi. Sebagai titik temu untuk merumuskan solusi bersama,” ujar Eddy, dalam siaran persnya.

Doktor Ilmu Politik UI ini menjelaskan, ICCF merupakan forum tahunan yang diselenggarakan Emil Salim Institute, sebagai upaya menjaga dan meneruskan pemikiran Prof. Emil Salim untuk menjaga kelestarian lingkungan.

“Tahun ini MPR menjalin kolaborasi dengan Emil Salim Institute untuk menyelenggarakan ICCF. Kehadiran MPR RI dalam ICCF 2025 adalah menjadi titik temu pemerintah, masyarakat sipil dan swasta untuk mewujudkan ketahanan pangan, air, wilayah dan energi di era perubahan iklim,” lanjutnya. 

Waketum PAN ini menyampaikan, ICCF 2025 yang akan digelar pada bulan Oktober mendatang—sebelum pelaksanaan COP 30 di Belém, Brasil—diharapkan mampu melahirkan policy recommendation strategis bagi delegasi Indonesia. 

“Hasil dari ICCF 2025 diharapkan dapat menjadi momentum memperkuat posisi Indonesia dalam agenda global penanganan perubahan iklim di COP 30 mendatang. Pembahasan dalam ICCF nantinya juga akan berupaya memperkuat visi Presiden Prabowo untuk mewujudkan kedaulatan energi, pangan dan air,” ungkapnya. 

Amelia F Salim, sebagai Ketua Yayasan Era Sharaddha Indonesia yang menaungi lembaga Emil Salim Institute, menyampaikan Hasil forum diharapkan menjadi rekomendasi kebijakan strategis bagi pemerintah dalam merumuskan langkah-langkah mitigasi dan adaptasi perubahan iklim yang lebih komprehensif, inklusif, dan berkelanjutan.

“ICCF 3 adalah momentum penting untuk memperkuat kesadaran publik dan merumuskan solusi nyata. Kita perlu memastikan bahwa ketahanan energi, air, pangan, dan wilayah tidak hanya menjadi agenda pemerintah, tetapi juga menjadi gerakan bersama seluruh elemen bangsa,” ujar Amelia.

Amelia melanjutkan, ICCF 2025 diselenggarakan sebagai wadah strategis untuk memperkuat konsolidasi nasional menjelang Konferensi Perubahan Iklim Perserikatan Bangsa-Bangsa (COP UNFCCC) ke-30 di Belém, Brasil.

“Sebagai bagian dari proses konsultatif menuju COP, ICCF mendorong tersusunnya Policy Brief dan Deklarasi Bersama sebagai representasi posisi dan komitmen nasional Indonesia terhadap penguatan NDC, peta jalan adaptasi, serta strategi pembiayaan dan transfer teknologi iklim,” lanjutnya. 

Read Entire Article
Pemilu | Tempo | |