Petugas melakukan proses pencarian korban di sekitar bangunan ruko yang hancur akibat diterjang banjir di kawasan Jalan Sulawesi, Denpasar, Bali, Kamis (11/9/2025). Berdasarkan data BNPB, hingga Kamis sore sebanyak 16 jenazah korban bencana banjir telah berhasil dievakuasi oleh tim SAR gabungan di sejumlah wilayah Bali.
REPUBLIKA.CO.ID, DENPASAR -- Menteri Lingkungan Hidup Hanif Faisol Nurofiq menggandeng seribuan orang lintas instansi untuk membersihkan sisa banjir besar di Bali. Khususnya kawasan pasar di Denpasar.
“Ada 1.100 orang ini melanjutkan upaya-upaya (pembersihan) yang telah dilakukan beberapa hari lalu. Mereka dari unsur Polri, TNI, warga, pelajar, LSM, ojek online, komunitas pencak silat,” kata dia, Ahad (14/9/2025).
Sejak pukul 07.30 WITA kegiatan pembersihan sisa banjir besar dimulai di kawasan Pasar Kumbasari, Pasar Badung, dan sepanjang Jalan Sulawesi yang terkena luapan air sungai Tukad Badung pada Rabu (10/9/2025) dini hari. Menteri LH mencatat hingga hari kelima bencana di Bali telah terkumpul 84 ton sampah, yang diperkirakan masih ada 210 ton sampah lagi yang akan terkumpul dari sisa banjir.
Karena sampah-sampah tersebut merupakan dampak dari bencana, kementerian memberi izin Pemprov Bali membuang sampah banjir ke TPA Suwung dengan batasan waktu satu bulan. “Kami menyampaikan ke pak gubernur untuk membawa sampah-sampah tersebut ke TPA Suwung karena ini sampah spesifik keadaan darurat harus diperlakukan benar sehingga semua sampah selama paling lama sebulan semua diangkut ditangani di sana,” ujar Hanif Faisol.
Setelah turun langsung mengikuti pembersihan sisa lumpur di Pasar Kumbasari, Menteri LH menilai proses pembersihan ini akan memakan waktu beberapa hari, belum lagi banyak sampah yang menyumbat sungai dan drainase, ditambah potensi hujan yang masih akan turun di Bali. “Karena darurat, dibuang ke TPA Suwung dan ditangani di sana karena tidak mungkin dikelola di sini melihat kedaruratannya. Namun, kita wajib meningkatkan penanganan sampah dari sumber,” kata dia.
Hanif Faisol mengingatkan pemerintah daerah tetap pada langkah-langkah penanganan sampah dari sumber sesuai hasil rapat koordinasi mereka, sebab banjir besar sudah menjadi contoh pentingnya mitigasi. “Pak gubernur dan semuanya di Bali harus kembali menjaga kualitas alam yang ternyata belum mampu menahan curah hujan tinggi karena harus dikembalikan tutupan hutannya di daerah hulu sana,” ucapnya.
Menteri LH mencatat Bali memerlukan hampir 14 ribu hektare tutupan hutan di daerah aliran sungai (DAS) yang menuju Denpasar dan Badung agar kemampuan resapan air kembali. “Di hulu kita hanya 3 persen yang ada hutannya jadi pemda sedang mendesain untuk ditanam paling tidak 3 tahun sudah selesai dengan melibatkan semua orang, kemudian di sisi hilir ada permasalahan sampah dan sempadan sungai, dengan kalibrasi hujan yang sangat ekstrem itu tidak boleh main-main,” ujarnya.
sumber : Antara