12 Faktor Tak Terduga yang Bisa Memicu Lonjakan Kolesterol

6 hours ago 8

TEMPO.CO, Jakarta - Kolesterol tinggi tidak selalu disebabkan oleh pola makan yang buruk. Beberapa faktor lain bisa menyebabkan kadar kolesterol dalam darah melonjak lebih cepat hingga memperbesar risiko penyakit jantung dan stroke.

Menurut laman British Heart Foundation, kolesterol adalah zat lemak alami yang dibutuhkan tubuh untuk membangun sel, memproduksi vitamin D, dan mencerna lemak. Sebagian besar kolesterol diproduksi oleh hati. Namun, jika jumlahnya berlebihan, khususnya LDL atau kolesterol jahat, kolesterol dapat menumpuk di pembuluh darah dan memicu masalah serius.

Dikutip dari laman Heathline dan WebMD, berikut 12 faktor tak terduga yang bisa memicu lonjakan kolesterol:

1. Konsumsi Kopi Berlebihan

Kopi dikenal meningkatkan tekanan darah, namun konsumsi berlebihan juga dapat menaikkan kadar kolesterol. Adapun minuman berbasis espresso, french press, atau kopi Turki, mengandung lebih banyak minyak diterpena yang tidak tersaring dibandingkan kopi saring atau instan. Minyak ini berpotensi meningkatkan kadar LDL dalam darah. Disarankan membatasi konsumsi kopi tanpa saringan tidak lebih dari empat cangkir per hari.

2. Stres

Tekanan psikologis dapat memperburuk kadar kolesterol. Hormon stres seperti kortisol dan adrenalin memicu lonjakan gula darah dan peradangan, mendorong hati memproduksi lebih banyak kolesterol dan trigliserida. Kondisi ini menurunkan kadar HDL dan meningkatkan LDL. Teknik manajemen stres seperti olahraga, meditasi, atau latihan pernapasan disarankan untuk menjaga kolesterol tetap stabil.

3. Kebiasaan Merokok

Nikotin dalam rokok bukan hanya merusak paru-paru, tetapi juga mendorong kenaikan kadar kolesterol. Berhenti merokok menjadi salah satu langkah untuk menghindari lonjakan kolesterol akibat produk tembakau.

4. Efek Samping Obat-obatan

Beberapa jenis obat dapat memicu peningkatan kolesterol, seperti pil KB, obat hipertensi, kortikosteroid, diuretik, beta-blocker, retinoid, antipsikotik, antikonvulsan, imunosupresan, antivirus, interferon. Obat-obatan ini mengubah metabolisme lipid atau mendorong kenaikan berat badan yang berujung pada peningkatan kolesterol. Konsultasikan dengan dokter jika mengalami lonjakan kolesterol saat mengonsumsi obat tertentu.

5. Kehamilan

Selama kehamilan, kadar kolesterol wajar meningkat 30–40 persen untuk mendukung pertumbuhan janin pada trimester kedua dan ketiga. Biasanya kondisi ini bersifat sementara dan kembali normal pascapersalinan. Namun, dalam beberapa kasus, lonjakan ini bisa berlebihan dan disebut gestational hypercholesterolemia. Dokter biasanya akan menyarankan perubahan pola makan atau meresepkan obat penurun lipid bila diperlukan.

6. Penurunan Berat Badan Secara Cepat

Penurunan berat badan drastis, seperti misalnya lewat diet sangat rendah kalori, dapat menyebabkan lonjakan kolesterol LDL sementara. Menurunkan berat badan sebaiknya dilakukan di bawah pengawasan tenaga medis untuk mencegah efek samping yang tidak diinginkan.

7. Masalah Tiroid

Tiroid yang kurang aktif atau hipotiroidisme membuat tubuh sulit membuang kolesterol berlebih. Akibatnya, kolesterol total dan LDL meningkat. Pemeriksaan darah dapat mendeteksi gangguan ini, terutama jika disertai gejala seperti kelelahan, kulit kering, dan nyeri otot.

8. Diabetes Tipe 2

Kadar gula darah tinggi pada penderita diabetes tipe 2 dapat mengubah struktur molekul kolesterol, memperparah efek LDL, dan menurunkan efektivitas HDL. Kondisi ini memperbesar risiko penyakit jantung.

9. Menopause

Penurunan hormon estrogen setelah menopause menyebabkan kenaikan kadar kolesterol, terutama LDL dan kolesterol total. Kenaikan berat badan dan penurunan aktivitas fisik pascamenopause turut memperburuk risiko ini.

10. Terlalu Banyak Duduk

Duduk dalam waktu lama menghambat enzim yang mengubah LDL menjadi HDL. Studi menunjukkan, aktivitas duduk yang berlebihan berkaitan erat dengan obesitas, penyakit jantung, dan kolesterol tinggi. Disarankan apabila memiliki pekerjaan yang mengharuskan duduk terlalu lama untuk dapat bangun dan bergerak setiap 30 menit.

11. Gangguan Hati dan Ginjal

Hati berperan penting dalam memproduksi dan memecah kolesterol. Gangguan seperti penyakit hati berlemak non-alkohol (NAFLD) dan steatohepatitis non-alkoholik (NASH) menyebabkan penumpukan lemak di hati dan meningkatkan kadar kolesterol dalam darah.

Adapun kolesterol tinggi dapat merusak fungsi ginjal dan memperbesar risiko penyakit ginjal. Sebaliknya, gangguan ginjal seperti sindrom nefrotik juga bisa menyebabkan peningkatan LDL dan kolesterol total serta penurunan HDL.

12. Pola Makan Tinggi Gula

Gula berlebih dalam makanan tak kalah berbahaya dari lemak jenuh. Diet tinggi gula mendorong hati menghasilkan lebih banyak LDL dan trigliserida, serta menurunkan HDL. Konsumsi gula tambahan yang tinggi meningkatkan risiko rendahnya kadar HDL hingga tiga kali lipat.

Pemeriksaan kolesterol dilakukan melalui tes darah sederhana yang dikenal sebagai lipid profile. Tes ini bisa dilakukan di rumah sakit, klinik, atau apotek tertentu. Pemeriksaan ini penting untuk mengetahui kadar kolesterol total, HDL, LDL, dan trigliserida. Konsultasikan dengan dokter untuk mengidentifikasi faktor risiko dan menentukan langkah pencegahan yang tepat, baik untuk penyebab jangka pendek maupun jangka panjang.

Read Entire Article
Pemilu | Tempo | |