Dicap Gubernur Konten, Ini Alasan Dedi Mulyadi Aktif Di Media Sosial

4 hours ago 7

TEMPO.CO, Jakarta - Gubernur Jawa Barat Dedi Mulyadi buka suara soal dirinya dicap sebagai ‘gubernur konten’. Dalam wawancara bersama wartawan Tempo, yakni Erwan Hermawan, Egi Adyatama, dan Yosea Arga Pramudita, Dedi menyampaikan alasan dirinya aktif di media sosial. 

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Dedi mengatakan, sebagian besar aktivitasnya di media sosial tidak hanya untuk kebutuhan citra semata, melainkan untuk menyampaikan langsung program-program pemerintah yang ia jalankan. 

“Kami punya media sosial yang bisa mengubah pikiran orang. Ketimbang media sosial diisi konten yang membuat warga Jawa Barat menjadi konsumtif, lebih baik saya mengisinya dengan konten yang membuat mereka produktif. Konten saya itu melawan arus,” katanya pada Rabu, 14 Mei 2025.

Mantan Bupati Purwakarta itu pun tak mempersoalkan jika dijuluki “gubernur konten”. Ia justru menilai anggapan tersebut keliru. Sebab, apabila tidak memiliki akun media sosial, ia harus menghabiskan dana hingga Rp 50 miliar untuk menjalin kerja sama dengan media massa. 

Namun dengan aktif di media sosial, pengeluaran untuk promosi bisa ditekan hingga hanya Rp 3 miliar. “Dialihkan untuk membangun irigasi, jalan, sekolah, dan rumah sakit. Kegiatan saya dapat dilihat di TikTok dan YouTube. Saya unggah semua kegiatan,” ujarnya. 

Meski begitu, Dedi menolak anggapan bahwa keaktifannya di media sosial semata-mata demi pencitraan. Terkait dengan anggapan publik yang menyamakan dirinya dengan mantan Presiden Joko Widodo, Dedi hanya menanggapi dengan tawa. “Itu mah netizen, bukan saya yang bikin, ha-ha-ha... Masak, saya harus mengoreksi netizen?” tuturnya. 

Cara Dedi Mulyadi Produksi Konten

Menurut laporan Majalah Tempo berjudul 'Habis Mulyono Terbitlah Mulyadi' edisi 18 Mei 2025, Dedi Mulyadi membentuk tim konten untuk memproduksi dokumentasi kegiatannya agar viral saat dipublikasikan lewat media sosial. Tim tersebut selalu menempel dan sigap mengabadikan gerak-gerik Dedi untuk menghasilkan konten sesuai selera mantan Bupati Purwakarta itu. 

Menurut anggota tim konten, ada total tujuh videografer yang terbagi ke dalam dua tim saat bekerja untuk Dedi. Setiap tim bekerja 15 hari sebulan. Jay Abramena adalah sosok yang berperan mendongkrak popularitas Dedi lewat akun Youtube Kang Dedi Mulyadi Channel. 

Jay fokus mencitrakan Dedi sebagai sosok yang dirindukan masyarakat. Caranya dengan merekam hal-hal kecil dari gerakan Dedi. "Bapak sedang berjalan melihat sampah. Dia ambil," ujar Jay. "Contoh pejabat kayak gitu.”

Dalam sehari, Dedi menargetkan tiga konten bisa tayang di YouTube. Melalui ponselnya, ia menulis sendiri judul-judul konten yang kemudian dikirim ke timnya. Tim videografer juga selalu bersiaga dengan kamera menyala menjelang kedatangan Dedi di suatu lokasi. Proses editing berlangsung kilat. 

Socialblade.com, situs yang memberi data analitik media sosial, mengestimasikan pendapatan Dedi dari akun YouTube @KangDediMulyadi Channel sebesar Rp 628 juta-10,02 miliar saban bulan, dengan asumsi nilai tukar US $1 sebesar Rp 16.400. Sedangkan pendapatan akun @LemburPakuan Channel sebanyak Rp 118 juta-1,886 miliar. 

Dedi sendiri tak mau memberitahukan pendapatannya dari media sosial. Hanya saja Dedi menuturkan bahwa ia biasa membawa uang tunai Rp 30 juta setiap harinya yang terkadang dibagikan ke masyarakat. Sebagian uang itu, kata dia, diperoleh dari penghasilan di media sosial. “Pasti habis,” tutur Mantan Ketua Dewan Pimpinan Daerah Partai Golkar Jawa Barat. 

Sunu Dyantoro, Erwan Hermawan, Dian Rahma Fika berkontribusi dalam penulisan artikel ini. 

Read Entire Article
Pemilu | Tempo | |