Duel Bersenjata di Bantul, Remaja Tewas dengan Luka Bacok

1 day ago 20

Polisi hadirkan pelaku duel maut di Pleret saat jumpa pers di Mapolres Bantul, Senin (26/5/2025) | tribunnews

BANTUL, JOGLOSEMARNEWS.COM Seorang remaja di Bantul meregang nyawa setelah duel maut dengan temannya sendiri di Jalan Bawuran, Padukuhan Bawuran I, Kalurahan Bawuran, Kapanewon Pleret, Kabupaten Bantul, Daerah Istimewa Yogyakarta.

Korban diketahui bernama ASP (18), seorang pelajar. Ia tewas setelah terlibat perkelahian satu lawan satu menggunakan senjata tajam dengan NA (18), pelajar asal Kapanewon Jetis, Bantul, yang tak lain adalah temannya sendiri.

Peristiwa tragis itu terjadi pada Minggu dini hari, 11 Mei 2025. Namun, baru pada Senin (26/5/2025) pihak kepolisian mengungkap kronologi lengkap kasus tersebut dalam konferensi pers di Mapolres Bantul.

Kasat Reskrim Polres Bantul, AKP Achmad Mirza, menjelaskan bahwa korban dan pelaku sebelumnya sudah saling mengenal. Bahkan dari pengakuan pelaku, dirinya tidak mengetahui secara pasti alasan korban mengajaknya duel.

“Korban menantang pelaku untuk berkelahi satu lawan satu. Dari keterangan pelaku, tidak jelas apa penyebabnya, tapi dari saksi memang korban yang mengajak duel,” ungkap AKP Mirza.

Menurut informasi yang dihimpun, pada Sabtu malam (10/5/2025) sekitar pukul 23.30 WIB, korban dan pelaku sempat mendatangi Lapangan Kanggotan di wilayah Pleret untuk membicarakan tantangan tersebut. Di lokasi itu, keduanya sepakat akan berduel dengan menggunakan senjata tajam.

Setelah kesepakatan itu, NA pulang ke rumahnya untuk mengambil sebilah celurit, senjata tajam yang ternyata telah ia simpan sejak lama. Keduanya kemudian bertemu kembali di Jalan Raya Bawuran I, lokasi tempat kejadian perkara (TKP), pada Minggu dini hari sekitar pukul 03.30 WIB. Sejumlah teman dari korban dan pelaku turut menyaksikan peristiwa tersebut.

Sebelum duel dimulai, pelaku sempat bertanya kepada korban soal tanda siapa yang kalah dan siapa yang menang. Korban menjawab bahwa yang kalah cukup berkata “uwes”, yang dalam bahasa Indonesia berarti “sudah”.

Duel pun dimulai. Pelaku menyabetkan celurit ke arah tubuh korban beberapa kali. Korban juga sempat membalas, menyabetkan senjata ke tubuh pelaku hingga mengenai jari kelingking dan paha NA. Namun, luka yang diderita korban jauh lebih parah.

“Korban mengalami sejumlah luka, yang paling fatal adalah di dada kiri hingga tembus ke paru-paru,” jelas Kasat Reskrim.

Setelah mengucap “wes mas”, korban ambruk. Ia sempat dilarikan ke rumah sakit, namun nyawanya tidak tertolong. Dokter menyatakan korban meninggal dunia akibat luka parah yang dideritanya.

Keluarga korban kemudian melaporkan kejadian itu ke Polsek Pleret. Polisi langsung bergerak dan berhasil menangkap pelaku di rumahnya sekitar sepekan kemudian. Ternyata selama proses pencarian, NA sempat melarikan diri dan berpindah-pindah lokasi.

Dalam konferensi pers, pelaku mengaku tak menyangka korban akan meninggal dunia. Ia mengatakan hanya menuruti tantangan dari korban.

“Saya enggak tahu dia (korban) meninggal. Saya juga enggak tahu masalahnya apa. Tiba-tiba ditantang,” ujar NA.

Pelaku juga mengaku sebenarnya sudah menawarkan untuk berduel dengan tangan kosong, namun korban tetap bersikeras menggunakan senjata tajam.

“Katanya kalau pakai tangan kosong enggak sakit. Jadi minta pakai senjata tajam,” kata NA.

Terkait celurit yang dibawanya, NA mengklaim senjata itu memang sudah ia simpan sejak lama dan tidak ada niatan untuk membawa senjata demi tawuran.

“Enggak ada niatan bawa senjata buat tawuran,” pungkasnya.

Kasus ini kini masih dalam proses penyidikan lebih lanjut oleh pihak Polres Bantul.   

www.tribunnews.com

Harap bersabar jika Anda menemukan iklan di laman ini. Iklan adalah sumber pendapatan utama kami untuk tetap dapat menyajikan berita berkualitas secara gratis.

Read Entire Article
Pemilu | Tempo | |