Kata Dedi Mulyadi soal Komunikasi Politiknya Disebut Mirip Jokowi

6 hours ago 8

TEMPO.CO, Jakarta - Gubernur Jawa Barat Dedi Mulyadi populer berkat keaktifannya di media sosial, terutama YouTube. Konsistensinya dalam mengunggah kegiatan harian, menyampaikan kebijakan, dan berinteraksi langsung dengan warga lewat berbagai platform digital membuatnya dicap sebagai “Gubernur Konten”.

Popularitas Dedi Mulyadi itu mengingatkan publik pada awal kemunculan mantan Presiden Joko Widodo dalam kancah politik nasional. Kala itu, Jokowi, yang menjabat sebagai Wali Kota Solo, Jawa Tengah, memanfaatkan kekuatan media digital untuk membangun citra dan komunikasi politiknya.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Menanggapi anggapan publik yang menyamakan gayanya dengan Jokowi, Dedi Mulyadi justru menanggapinya dengan santai. “Itu mah netizen, bukan saya yang bikin, ha-ha-ha. Masak, saya harus mengoreksi netizen?” tuturnya dalam wawancara bersama wartawan Tempo, yakni Erwan Hermawan, Egi Adyatama, dan Yosea Arga Pramudita pada Rabu, 14 Mei 2025.

Dedi tidak membantah ia sangat aktif memanfaatkan media sosial. Namun, ia menegaskan aktivitas tersebut bukan semata untuk pencitraan pribadi. Menurutnya, media sosial adalah sarana strategis untuk menyampaikan langsung berbagai program dan kegiatan pemerintah kepada masyarakat.

“Kita punya media sosial yang bisa mengubah pikiran orang. Ketimbang media sosial diisi konten yang membuat warga Jawa Barat menjadi konsumtif, lebih baik saya mengisinya dengan konten yang membuat mereka produktif. Konten saya itu melawan arus,” kata Dedi. 

Alih-alih merasa terganggu dengan julukan “Gubernur Konten”, Dedi melihatnya sebagai bentuk efisiensi anggaran. Menurutnya, tanpa kehadiran akun media sosial pribadi, ia harus mengeluarkan hingga Rp 50 miliar untuk membayar kerja sama media massa. 

Dengan pendekatan digital, biaya promosi dapat ditekan hanya menjadi Rp 3 miliar. “Dialihkan untuk membangun irigasi, jalan, sekolah, dan rumah sakit. Kegiatan saya dapat dilihat di TikTok dan YouTube. Saya unggah semua kegiatan,” ungkapnya. 

Untuk mendukung aktivitas digital tersebut, Dedi membentuk tim konten khusus yang bertugas mendokumentasikan dan mempublikasikan kegiatan hariannya. Majalah Tempo berjudul 'Habis Mulyono Terbitlah Mulyadi' edisi 18 Mei 2025 mengungkap tim Dedi Mulyadi terdiri dari tujuh videografer yang terbagi ke dalam dua kelompok. Mereka bekerja secara bergantian selama 15 hari tiap bulan dan selalu siaga mengabadikan momen-momen Dedi di lapangan.

Salah satu otak di balik meroketnya kanal YouTube Dedi Mulyadi yang dikenal lewat akun Kang Dedi Mulyadi Channel adalah Jay Abramenam. Jay fokus mencitrakan Dedi sebagai sosok yang dirindukan masyarakat. Caranya dengan merekam hal-hal kecil dari gerakan Dedi. "Bapak sedang berjalan melihat sampah. Dia ambil," ujar Jay. "Contoh pejabat kayak gitu.”

Dalam sehari, Dedi menargetkan setidaknya tiga video diunggah ke kanal YouTube-nya. Judul-judul konten ditulis langsung olehnya melalui ponsel, kemudian dikirimkan ke tim untuk segera diproses. Tim konten juga selalu menyiapkan kamera dalam mode siap rekam setiap kali Dedi tiba di suatu lokasi. Proses pengeditan pun dilakukan dengan cepat agar konten bisa segera tayang.

Sunu Dyantoro, Erwan Hermawan, Dian Rahma Fika berkontribusi dalam penulisan artikel ini
Read Entire Article
Pemilu | Tempo | |