Komnas HAM Papua: Ibu Hetina Tewas Tertembak, Dikubur Tak Manusiawi

1 day ago 19

Jakarta, CNN Indonesia --

Sekretariat Komnas HAM Papua mengungkap adanya korban sipil yang tewas dalam operasi militer di Kampung Jaindapa, Distrik Sugapa, Kabupaten Intan Jaya.

Kepala Sekretariat Komnas HAM Papua Frits Ramandey menyebut salah satu korban tewas itu merupakan perempuan yang bernama Hetina Mirip. Ia mengatakan sosok ibu tersebut tewas tertembak dalam operasi militer yang dilakukan Satgas Habema TNI, pada Rabu (14/5).

Frits menyebut dari laporan mitra Komnas HAM yang ada di lokasi kejadian, jenazah korban dimakamkan dengan cara yang tidak layak. Korban juga disebut baru ditemukan sembilan hari setelah operasi militer dilakukan, pada Jumat (23/5) kemarin.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Ketika melakukan pencarian menemukan bahwa ibu itu setelah tertembak lalu dikubur dengan cara yang tidak manusiawi. Sehingga sebagian tubuhnya itu tidak bisa terkubur," ujarnya kepada wartawan, Senin (26/5).

Kendati demikian, Frits mengatakan pihaknya masih belum menemukan bukti terkait apakah penembakan terhadap Hetima itu dilakukan anggota TNI atau kelompok TPNPB.

Hanya saja, ia menyebut berdasarkan tradisi suku Migani yang bermukim di wilayah Intan Jaya, perempuan dilarang keras menjadi korban kekerasan. Apalagi menjadi korban tewas akibat penembakan dari konflik bersenjata.

"Itu yang belum bisa kita verifikasi. Apakah TNI atau kelompok lain. Itu kami belum bisa verifikasi," tuturnya.

"Dalam tradisi orang di sekitar situ, perempuan pasti tidak bisa menjadi target kekerasan. Apalagi sampai ditembak. Karena itu bertentangan dengan kearifan lokal," imbuhnya.

Sementara itu dalam keterangan yang dibagikan Koalisi Masyarakat Sipil, anak dari Hetina Mirip meminta Presiden Prabowo Subianto untuk membuka mata terhadap konflik bersenjata di Papua yang memakan korban sipil.

Antonia Hilaria Wandagau menegaskan ibunya yang tewas tertembak dalam operasi militer Satgas Habema hanyalah seorang ibu rumah tangga dan bukan bagian dari kelompok bersenjata.

"Ibu saya, Hetina Mirip, bukan kombatan. la bukan bagian dari kelompok bersenjata, bukan pula musuh negara. la hanya seorang perempuan Papua, ibu rumah tangga," ujarnya.

"Tentara datang, rumah kami dikepung, dan ibuku ditembak, dibakar di halaman rumah, tepat di depan mata saya. la dikubur tanpa upacara, tanpa upaya hukum," sambungnya.

CNNIndonesia.com menghubungi Kepala Pusat Penerangan TNI Mayjen Kristomei Sianturi untuk mengonfirmasi tewasnya warga sipil Hetina Mirip, namun yang bersangkutan belum merespons.

[Gambas:Instagram]

Sebelumnya, Satgas Habema TNI mengaku menembak mati total 18 anggota Organisasi Papua Merdeka (OPM) di wilayah Intan Jaya, Papua Tengah, pada Rabu (14/5) kemarin.

Dansatgas Media Koops Habema Letkol Iwan Dwi menyebut penembakan dilakukan terhadap kelompok bersenjata yang berlokasi di Distrik Sugapa. Operasi berlangsung sejak pukul 04.00 hingga 05.00 WIT dengan menyasar Kampung Titigi, Ndugusiga, Jaindapa, Sugapa Lama, dan Zanamba.

Sementara itu, Persekutuan Gereja-Gereja Indonesia (PGI) menyebut ada tiga warga sipil yang menjadi korban tewas dalam kontak tembak. Kepala Biro PGI Papua, Pendeta Ronald Rischard Tapilatu menyebut ketiga korban tewas merupakan warga yang tinggal di lokasi kontak tembak antara TNI dan OPM.

Mabes TNI pada 20 Mei lalu menegaskan 18 orang yang menjadi korban dalam kontak tembak di Intan Jaya, Papua Tengah beberapa waktu lalu adalah anggota Organisasi Papua Merdeka (OPM).

"18 korban kontak tembak yang terjadi pada tanggal 14 Mei 2025 seluruhnya adalah anggota OPM, hal itu sudah dikonfirmasikan kepada masyarakat setempat," kata Kepala Pusat Penerangan TNI Mayjen Kristomei Sianturi saat dihubungi, Selasa (20/5).

(tfq/gil)

[Gambas:Video CNN]

Read Entire Article
Pemilu | Tempo | |