Menengok Fasilitas Ibadah Muslim di Negeri Gajah Putih Thailand

2 hours ago 6

REPUBLIKA.CO.ID, Oleh: Arbaiyah Satriani, dosen Fakultas Ilmu Komunikasi, Universitas Islam Bandung

Mendengar kata Thailand, pikiran sebagian kita akan melayang pada gajah, Pantai Pattaya atau mungkin lady boy yang memang sangat mendunia. Selain itu, Thailand saat ini juga identik dengan fashion yang trendy dengan harga ramah di kantong.

Banyak pengusaha jasa titip (jastip) Indonesia yang meraup keuntungan besar dari bisnis fashion dari negara tersebut. Saking menjanjikannya bisnis ini, banyak orang yang semula hanya iseng berjualan atau sambilan berjualan, justru meninggalkan pekerjaan utamanya dan menekuni bisnis jastip ini dengan serius.

Di luar itu, Thailand juga mengembangkan wisata halal yang membuat banyak pakar dari berbagai negara melakukan kerja sama penelitian dengan para pakar di negara tersebut. Bagi sebagian orang, mungkin ini mengejutkan mengingat Thailand adalah negara dengan penduduk mayoritas beragama Budha.

Menurut data dari US Department of State, Pemerintah Amerika Serikat  memperkirakan jumlah penduduk Thailand pada pertengahan 2023 mencapai 69,8 juta orang. Masih menurut sumber yang sama, pada Desember 2021, Kementerian Urusan Agama melaporkan bahwa 92,5 persen penduduk beragama Buddha, lalu 5,4 persen Muslim, dan 1,2 persen beragama Kristen. Kelompok lain meliputi animis, Konfusianis, Hindu, Yahudi, Sikh, dan Taois.

Yang menarik, meskipun jumlah penduduk Muslim di negeri yang berjuluk gajah putih ini  terbilang sedikit, tetapi kita sebagai Muslim tidak merasa sebagai minoritas. Setidaknya itu yang penulis rasakan saat melakukan kunjungan bersama rombongan dari Fakultas Ilmu Komunikasi (Fikom) Universitas Islam Bandung (Unisba) ke Thailand belum lama ini.

Beberapa hal yang menjadi concern Muslim saat bepergian ke luar negeri, bisa ditemukan dengan cukup mudah di lokasi-lokasi publik di Thailand seperti misalnya toilet. Di banyak Lokasi, kita bisa menemukan toilet dengan air untuk membasuh hadas besar atau hadas kecil seperti di bandar utama Suvarnabhumi (BKK). Namun di Bandara Don Mueang (DMK) yang melayani penerbangan ekonomis, kita tak akan menemukan air pembasuh di dalam toiletnya.  

Namun jangan khawatir, kita bisa menemukan toilet dengan air ini di berbagai lokasi wisata dan pusat perbelanjaan di Bangkok dan sekitarnya. Lalu, mushola juga bisa ditemukan dengan cukup mudah di kawasan wisata dan perbelanjaan yang menjadi surga fashion. Penampakan mushola pun sangat memadai untuk ukuran pusat perbelanjaan.

Mushola ini umumnya membagi dengan jelas, tempat sholat untuk perempuan dan laki-laki. Di sana juga tersedia mukena dan sarung yang bersih, tidak bau dengan kondisi yang layak pakai bahkan terbilang bagus. Di beberapa tempat, mushola yang disediakan pengelola jauh lebih bagus dibandingkan mushola yang disediakan oleh pengelola pusat perbelanjaan di Indonesia atau lokasi wisata di Tanah Air. 

Petunjuk keberadaan mushola ini pun disampaikan secara terbuka. Di lokasi-lokasi wisata, kita bisa melihat petunjuk dalam bentuk gambar atau tulisan “prayer room” yang memudahkan kita untuk menemukannya. Di pusat perbelanjaan pun sama.

Tulisan prayer room juga bisa ditemukan di peta (map) gedung pusat perbelanjaan tersebut. Salah satunya di Platinum. Tak perlu kemampuan berbahasa Thailand untuk menemukan mushola ini. Kita cukup mencari building map, lalu membaca informasi di sana. Disebutkan bahwa prayer room untuk perempuan ada di lantai 2 sementara prayer room untuk laki-laki di lantai 5. Selama kita mengikuti petunjuk peta tersebut, kita akan menemukannya dengan mudah.

Di dalam mushola ini, tertata beberapa sajadah bersih dan wangi. Memang lokasinya agak kecil tetapi bisa menampung sekitar 6-7 orang jamaah. Yang menarik, tempat wudhu disiapkan di dalam mushola mungil ini beserta wastafel yang dilengkapi kaca. Ruangannya pun dingin karena ber-AC. Hal ini menjadikan pengunjung merasa nyaman dan dimanjakan. Mereka tak perlu khawatir berbelanja berlama-lama di pusat perbelanjaan tersebut karena bisa sholat ketika waktu adzan tiba. 

Satu hal, kita memang tidak bisa mendengar suara adzan. Namun kita tetap bisa mengetahui waktu shalat lima waktu dengan akurat melalui petunjuk di internet. Apalagi, tidak ada perbedaan waktu antara Thailand dan Indonesia sehingga sangat mudah untuk mengetahuinya.

Bagaimana dengan makanan halal? Karena Thailand memang mengembangkan industry wisata halal maka Muslim juga tidak mengalami kesulitan untuk menemukan makanan dan minuman halal di sana. Bagi penduduk Muslim di negeri itu, mereka akan mengatakan bahwa makanan atau minuman yang mereka jual memang halal.

Bagi yang non-Muslim, mereka akan menginformasikan bahwa makanan atau minuman itu “no pork, no lard” sebagai sesuatu yang tidak mengandung babi dan sejenisnya. Selain itu, kita bisa menemukan cukup banyak kedai atau restoran yang menjual makanan halal milik Muslim yang kebanyakan berasal dari Kawasan Thailand Selatan. 

Sebaliknya jika ada makanan yang tidak halal dan kita tidak tahu, para pramusaji di restoran/tempat makan akan memberitahukannya. Seperti saat rombongan makan malam di kapal pesiar The Luxury White yang berangkat dari Asiatique the Riverfront Pier yang berada di tepi Sungai Chao Phraya, Bangkok Makanan dan minuman dihidangkan secara buffet (prasmanan) dan semuanya bisa dikonsumsi Muslim.

Di sana, disediakan dua jenis minuman yang disandingkan dengan beberapa minuman bersoda. Pramuniaga yang menjaga minuman-minuman itu akan memberi tahu Muslimah yang mendekat dan mengatakan bahwa minum ini adalah bir, bukan teh. Meskipun agak mengejutkan tetapi informasi itu sangat membantu.Hal ini juga menunjukkan bahwa mereka cukup peduli dan concern dengan persoalan halal-haramnya makanan/minuman.

Jadi, meskipun penduduk negara ini mayoritas beragama Budha dan mereka mempunyai kehidupan sosial yang cukup unik, tetapi bagi Muslim, negara ini cukup ramah. Apalagi dengan nilai tukar yang lebih bersahabat dibandingkan dengan Singapura dan Malaysia, Thailand bisa menjadi pilihan berwisata kuliner dan belanja yang menarik.

Read Entire Article
Pemilu | Tempo | |