Menyelami Pemikiran Gus Dur Bersama Komunitas Gusdurian Yogyakarta

3 hours ago 5

REPUBLIKA.CO.ID, YOGYAKARTA -- Abdurrahman Wahid atau yang lebih dikenal dengan Gus Dur merupakan presiden yang selalu dikenang atas sumbangsihnya bagi bangsa. Presiden Indonesia ke-4 itu disebut-sebut sebagai bapak toleransi karena telah menanamkan kecintaan akan keberagaman. Tak heran, pemikiran Gus Dur selalu dibahas seperti yang dilakukan oleh komunitas Gusdurian Yogyakarta.

“Gus Dur ini kompleks. Untuk memahaminya kita mesti mengetahui apa yang tersirat dari yang tersurat. Beliau tidak bisa ditebak secara pemikiran dan gagasan terutama dalam bidang toleransi. Untuk menuju Indonesia yang demokratis, salah satu yang harus dikaji adalah Gus Dur," kata salah seorang anggota komunitas Gusdurian, Ubay Abdul Qasim di sela-sela acara Cangkrukan Pemikiran Gus Dur 'Represifitas di Negara Demokrasi' di Griya Gusdurian, Bantul, Jumat (19/9/2025).

Ubay kemudian menjelaskan sumbangsih Gus Dur dalam membawa angin toleransi bagi kaum minoritas di Indonesia. Gus Dur mengajarkan orang-orang tentang keterbukaan, merangkul semua golongan, dan menyatukan keberagaman ras. Salah satu contoh jasa besar Gus Dur adalah ketika yang bersangkutan mengakui Konghucu sebagai agama resmi di Indonesia. Ubay bersama kawan-kawannya di Gusdurian bertujuan mempelajari dan meneruskan ide, nilai dan gagasan Gus Dur tersebut.

“Siapa pun bisa menjadi Gusdurian. Gusdurian adalah orang yang meneladani dan mengikuti nilai-nilai yang diajarkan Gus Dur," kata Ubay.

Komunitas Gusdurian Yogyakarta rutin menggelar kegiatan diskusi terbuka mempelajari pemikiran Gus Dur. Salah satu aktivitas mingguan komunitas ini adalah Cangkrukan, sebuah forum diskusi tentang tulisan-tulisan Gus Dur yang dikaitkan dengan isu terkini.

Ada empat topik yang menjadi prioritas yakni keadilan ekologi, toleransi, pendidikan, serta demokrasi, hukum, dan HAM. Pada pertemuan teranyar, Jumat (19/9/2025), komunitas Gusdurian mengundang Adriani Zulivan dari Forum Cik Di Tiro untuk mendiskusikan represifitas di negara demokrasi.

Kegiatan Cangkrukan rutin diadakan setiap Jumat pukul 16.00 di Griya Gusdurian, jalan Sorowajan, Bantul. Siapa pun dipersilakan untuk ambil bagian tanpa memandang agama dan golongan.

“Apa pun latar belakang dan agamanya, kami selalu terbuka untuk siapa pun," kata Ubay yang merupakan penanggung jawab forum diskusi ini.

Selain Cangkrukan, Gusdurian Yogyakarta juga menggagas kegiatan bulanan bertajuk Jalan Tol yang merupakan singkatan dari Jalan-jalan Toleransi. Kegiatan ini mengajak peserta berbagai kalangan berkunjung ke berbagai rumah ibadah untuk mempelajari prinsip toleransi di agama yang lain.

Di samping itu, Komunitas Gusdurian juga memiliki kelas bernama Kelas Pemikiran Gusdur (KPG). Pada kelas ini peserta mempelajari benar-benar pemikiran, gagasan dan ide yang pernah dimiliki Gus Dur.

Read Entire Article
Pemilu | Tempo | |