Pengguna Cerita Masih Bisa Pesan Ojol Meski Ada Seruan Aplikasi Dimatikan Serentak

9 hours ago 10

TEMPO.CO, Jakarta - Sejumlah pengguna aplikasi ojek online (ojol) di Jakarta menceritakan tak mengalami kesulitan untuk menggunakan layanan antar online lewat ponsel mereka. Padahal, sebelumnya ada seruan ke para pengemudi ojol untuk mematikan aplikasi mereka atau off bid massal demi mendukung aksi unjuk rasa pada Selasa, 20 Mei 2025.

Rumondang Naibaho, misalnya. Perempuan yang setiap hari menggunakan aplikasi ojol itu merasa tak ada perbedaan saat pemesanan hari ini. “Tadi memesan Gojek dari Mampang ke Mabes Polri, aman dan lancar saja, tidak ada kesulitan mencari driver,” kata Rumondang saat dihubungi.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Awalnya Rumondang sempat khawatir akan kesulitan mendapatkan pengemudi ojol ketika muncul seruan off bid massal itu. Sejak malam, dia sudah menyiapkan langkah alternatif, semisal mencari rute kendaraan umum menuju Mabes Polri. Namun pada pukul 09.10 WIB tadi, dia mencoba mengakses aplikasi Gojek, dan ternyata tidak ada kendala dalam mencari driver ojol.

Setali tiga uang, penumpang ojol bernama Dian juga merasa tak ada perbedaan antara pemesanan ojol pagi tadi dengan kemarin. "Lancar tadi dapat drivernya. Cepat juga dan tidak ada kendala," kata perempuan berumur 26 tahun yang hampir tiap hari menggunakan aplikasi Gojek untuk bekerja.

Ia memesan ojol dari kawasan Palmerah menuju Gedung Dewan Perwakilan Rakyat (DPR RI) dengan biaya Rp 15 ribu. Dian menggunakan tipe ojol comfort yang sedikit lebih mahal ketimbang promo Gojek Hemat maupun Gojek biasa.

Hal senada disampaikan oleh pengguna aplikasi Grab, Febriansyah Adi Putra. Ia memesan jasa transportasi online itu sekitar pukul 10.40 WIB dari Tebet menuju arah Patung Kuda yang menjadi salah satu titik aksi unjuk rasa ojol. Menurut Febri, tak ada hambatan dalam mencari pengendara ojol walau ada seruan off bid massal.

Seruan Off Bid dan Tuntutan Pengemudi Ojol

Ketua Serikat Pekerja Angkutan Umum Indonesia (SPAI) SPAI Lily Pujiati para pengemudi ojol telah dijadwalkan akan berdemonstrasi pukul 12.00 WIB, Selasa, 20 Mei 2025, untuk menuntut potongan komisi menjadi 10 persen. Dia mengatakan tuntutan ini disuarakan karena ada aplikator yang melanggar aturan pemerintah dan memotong komisi lebih dari 20 persen. 

“Potongan platform mencapai 70 persen. Pengemudi mendapat Rp 5.200 padahal pelanggan membayar Rp 18.000 untuk pengantaran makanan,” ujarnya melalui keterangan tertulis, Senin, 19 Mei 2025.

Ketua Umum Garda Indonesia Igun Wicaksono mengatakan aksi unjuk rasa itu akan diikuti ribuan ojol dari berbagai daerah, seperti Jawa Timur, Jawa Tengah, Yogyakarta, Cirebon, Bandung, Cikampek, Karawang, Banten Raya, Palembang, hingga Lampung. Aksi unjuk rasa akan terkonsentrasi di Istana Merdeka, Kementerian Perhubungan, dan DPR RI. Menurut dia, aksi serupa juga akan digelar serentak di kota-kota lain.

“Garda berharap pemerintah tidak berdiam diri atas kekecewaan para pengemudi ojek dan taksi online yang selama ini mendiamkan pelanggaran regulasi oleh aplikator,” kata Igun melalui keterangan tertulis, Kamis, 15 Mei 2025.

Selain berunjuk rasa, Igun mengatakan, Garda Indonesia maupun asosiasi ojol lainnya akan memastikan aplikasi atau offbid secara masal. Karena itu, pemesanan apapun melalui aplikasi pada 20 Mei 2025 akan lumpuh. “Kami harap masyarakat memaklumi aksi off bid ini sebagai pembelajaran kepada aplikator-aplikator pelanggar regulasi,” ujarnya.

Adil Al Hasan, berkontribusi dalam penulisan artikel ini.
Read Entire Article
Pemilu | Tempo | |