PHK Massal, Microsoft Mau Berhentikan 6.000 Karyawan

5 hours ago 7

TEMPO.CO, Jakarta - Microsoft mengumumkan akan melakukan Pemutusan Hubungan Kerja atau PHK massal terhadap lebih dari 6.000 karyawan, atau sekitar tiga persen dari total tenaga kerja global perusahaan pada Selasa, 13 Mei 2025. Ini menjadi gelombang PHK terbesar sejak 2023, ketika Microsoft memecat 10.000 karyawan.

“Kami terus melakukan perubahan organisasi yang diperlukan untuk memposisikan perusahaan agar sukses di pasar yang dinamis,” kata juru bicara Microsoft, Pete Wootton dikutip dari The Verge pada Selasa, 13 Mei 2025. 

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Adapun, PHK ini akan memengaruhi setiap lini dalam perusahaan termasuk LinkedIn yang dimiliki Microsoft dan beberapa kantor internasional. PHK dilakukan hanya beberapa minggu setelah CFO Microsoft, Amy Hood, mengisyaratkan adanya pengurangan lapisan manajemen. 

“Kami terus fokus membangun tim dengan kinerja tinggi dan meningkatkan kelincahan perusahaan dengan mengurangi lapisan dan jumlah manajer,” ujar Hood pada Rabu, 30 April 2025.

Sebelumnya di tahun ini, Microsoft juga telah melakukan PHK berbasis kinerja yang menargetkan ratusan karyawan. Gelombang PHK terbaru ini terjadi lebih dari setahun setelah Microsoft memberhentikan 1.900 karyawan dari divisi Activision Blizzard dan Xbox.

Lebih lanjut, pada Mei 2024, perusahaan menutup beberapa studio game, termasuk pengembang Hi-Fi Rush, Tango Gameworks, serta pengembang Redfall, Arkane Austin. Tango Gameworks sempat kembali beroperasi berkat kerja sama dengan Krafton.

Microsoft juga melakukan PHK terhadap 650 karyawan tambahan dari tim Xbox pada September, sebagai bagian dari restrukturisasi terkait akuisisi Activision Blizzard. Selain itu, sekitar 1.000 karyawan dari tim HoloLens dan Azure Cloud juga terkena dampak pada Juni.

Sementara itu, dilansir India Today, Selasa, 13 Mei 2025,  Microsoft memiliki alasan tersendiri dalam memangkas ribuan karyawan kendati sedang berkembang pesat, khususnya di bidang kecerdasan buatan (AI). 

Microsoft mengatakan bahwa PHK ini merupakan bagian dari perubahan organisasi untuk menghadapi masa depan yang semakin didorong oleh AI dan komputasi awan (cloud). Namun, mereka menyadari bahwa membangun masa depan itu tidak murah.

Adapun, Microsoft saat ini tengah menginvestasikan puluhan miliar dolar untuk membangun pusat data dan infrastruktur demi mendukung layanan dan alat AI yang terus berkembang. Laporan menyebutkan bahwa belanja modal Microsoft tahun ini bisa mencapai sekitar USD 80 miliar, dan sebagian besar diarahkan untuk ekspansi AI.

Langkah ini penting agar bisa tetap bersaing dengan Google, Amazon, dan Meta. Tapi konsekuensinya adalah biaya operasional yang meningkat dan margin keuntungan yang menipis.

Untuk diketahui, Microsoft bukan satu-satunya. Di Silicon Valley, banyak perusahaan yang berlomba berinvestasi besar dalam AI, tapi diam-diam mengurangi jumlah tenaga kerja. Google, Meta, dan Amazon semuanya juga telah melakukan PHK massal terhadap ribuan karyawan dalam dua tahun terakhir, meskipun mereka terus menggelontorkan dana untuk AI generatif, layanan cloud, dan pusat data baru.

Read Entire Article
Pemilu | Tempo | |