Info Event - PT Pyridam Farma Tbk (PYFA), yang dikenal dengan brand PYFAGROUP, kembali menunjukkan komitmennya terhadap keselamatan pasien dan peningkatan mutu layanan medis di Indonesia. Pada Mei 2025, PYFA melalui unit bisnisnya yakni PYFAESTHETIC & PYFARx memfasilitasi pelatihan internasional bagi para dokter spesialis dan dokter umum Indonesia di dua negara sekaligus—Italia dan Vietnam—sebagai bentuk nyata kepedulian perusahaan dalam mendukung pengembangan keahlian tenaga medis di bidang estetika dan neurologi.
“Sejalan dengan komitmen kami Better Health, Better Life, Start with Us, PYFA tidak hanya menghadirkan produk-produk yang inovatif, tapi juga aktif dalam melindungi konsumen dengan peningkatan kapasitas dokter agar selalu relevan dengan kemajuan dunia medis global, ” ujar dr. Widjanarko Brotosaputro selaku Chief of Corporate Strategic Development Officer.
Melalui unit bisnis PYFAESTHETIC, mengorganisir keberangkatan tujuh dokter Indonesia, yang terdiri dari Dermatologist dan dokter Aesthetic Anti Aging Medicine (AAM) untuk mengikuti pelatihan bergengsi Cadaver Course di Verona, Italia yang berlangsung pada 8–14 Mei 2025. Cadaver Course dalam konteks kedokteran estetik adalah pelatihan di mana profesional medis berlisensi (seperti dermatologist, ahli bedah plastik dan dokter umum estetika) melakukan pembedahan dan simulasi injeksi pada kepala dan leher kadaver manusia yang diawetkan. Tujuannya adalah untuk meningkatkan pengetahuan anatomi mereka tentang struktur wajah, termasuk otot, bantalan lemak, ligamen, saraf, dan pembuluh darah, serta meningkatkan keamanan dan efektivitas perawatan kosmetik. Kegiatan ini merupakan hasil kolaborasi antara PYFAESTHETIC dan strategic partner kami, yaitu Love Cosmedical.
Cadaver Course ini dipandu oleh Prof. MD Roberto Amore selaku Course Director, yang merupakan seorang Dokter Bedah Plastik terkemuka dari Italia. Beliau memberikan sesi teori di hari pertama dilanjutkan dengan sesi hands-on di hari kedua. Sesi hands-on merupakan sesi yang sangat krusial dalam meningkatkan pemahaman dokter terhadap struktur wajah, termasuk otot, bantalan lemak, ligamen, saraf, dan pembuluh darah—sehingga dapat meminimalisir risiko saat melakukan prosedur estetika. “Pelatihan ini sangat penting untuk meningkatkan confidence level dan patient safety. Kami belajar secara langsung lapisan mana yang aman dan mana yang perlu dihindari saat penyuntikan, ” ungkap dr. Deddy, Sp.DVE, salah satu peserta Cadaver Course dari Indonesia.
Selain dari Indonesia, pelatihan ini juga dihadiri oleh beberapa expertise dari Eropa, Timur Tengah, dan Asia. hal ini tentunya dapat memperkuat jejaring profesional peserta dan membuka ruang kolaborasi lintas negara.
Secara paralel, PYFARx juga menyelenggarakan Expert Meeting di Vietnam pada 8–11 Mei 2025. Sebanyak 18 dokter spesialis neurologi dari Indonesia hadir untuk mendalami pendekatan baru dalam penanganan stroke iskemik melalui terapi neuroproteksi. Expert Meeting yang berlangsung di Vietnam ini merupakan langkah Inovasi Penanganan Stroke dan Kolaborasi Global. Acara ini berkolaborasi dengan Polysan, mitra strategis asal Rusia, dan menghadirkan pembicara utama Dr. Nguyen Thi Phuong Nga, neurologis ternama dari Vietnam. Ia membawakan materi tentang peran antihypoxia agent yang mengandung Succinic Acid, Riboflavin, Nicotinamide, dan Inosine dalam terapi stroke. “Kami sangat terbantu dengan materi klinis dan riset internasional yang dibagikan. Pertemuan ini membuka wawasan baru dalam manajemen kasus stroke yang kompleks, ” ujar dr. Eko Arisetijono Marhaendraputro, Sp.S(K).
Event ini turut dihadiri oleh para praktisi dari negara lain seperti Vietnam, Thailand, dan Rusia, menempatkan Indonesia sebagai bagian dari diskusi global mengenai inovasi medis. Melalui program pelatihan ini, PYFA mempertegas perannya sebagai mitra strategis dalam peningkatan mutu tenaga kesehatan Indonesia. Dengan pendekatan menyeluruh—mulai dari produk inovatif hingga edukasi klinis—PYFA terus berupaya mewujudkan layanan medis yang berstandar internasional dan berfokus pada keselamatan pasien.
“Kami percaya bahwa peningkatan kualitas layanan kesehatan harus dimulai dari investasi pada SDM-nya. Ke depan, PYFA akan memperluas cakupan pelatihan ini ke lebih banyak negara dan bidang medis lainnya,” tutup dr. Widjanarko.