TEMPO.CO, Yogyakarta - Setelah event sport tourism intens digelar untuk kalangan wisatawan dewasa, Yogyakarta mulai membidik kalangan pelajar sekolah di Indonesia untuk berdatangan ke Kota Wisata itu mengikuti event serupa yang segera digelar. Event sport tourism yang selama ini kerap digarap dan mendulang ribuan peserta itu tak lain olahraga lari, sepeda, dan jalan santai, yang mengambil rute-rute ikonik di Yogyakarta.
Kali ini, komunitas lari, kalangan sekolah, dan Pemerintah Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) mulai mendorong gelaran event sport tourism itu diarahkan menyasar kelompok pelajar dari jenjang SD, SMP, hingga SMA sederajat dari seluruh Indonesia.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Untuk gelaran perdana dengan segmen pelajar, event sport tourism terdekat yang dihelat di Yogyakarta berupa city run atau lari keliling kota bertajuk Skagata 5K yang dilaksanakan pada Minggu, 27 Juli 2025.
Target 1.000 Pelajar
Ketua Pelaksana Skagata 5K, Arpeni Rahmawati, mengatakan bahwa acara ini menargetkan peserta 1.000 pelajar. "Targetnya 1.000 pelajar dari berbagai daerah Indonesia bisa berpartisipasi dalam event yang rutenya mengelilingi kawasan ikonik seperti Tugu Yogyakarta, Malioboro, Jalan Sudirman, Pasar Kranggan, dan Kotabaru," kata Arpeni, Senin, 2 Juni 2025.
Kalangan pelajar berbagai daerah yang selama ini biasanya datang dalam rombongan karya wisata ke Yogyakarta, lewat event ini diajak merasakan berolahraga dan merasakan langsung atmosfer Kota Gudeg itu saat jalanan masih sunyi dan bebas polusi di pagi hari.
"Kalangan pelajar ini bisa bersilaturahmi dengan pelajar lain dari berbagai daerah yang turut serta dan menambah pengalaman mereka menjajaki Yogyakarta," kata dia.
Penentuan Pemenang
Arpeni menambahkan, acara yang digelar bersamaan hari jadi ke-60 salah satu sekolah tertua di Kota Yogyakarta, SMK Negeri 3 Yogyakarta, akan menerapkan sistem digital yang berbasis teknologi nirkabel RFID atau Radio-Frequency Identification. Fungsi teknologi ini untuk memastikan keakuratan waktu tempuh peserta, sehingga setiap pelajar yang turut akan mengenakan BIB Number yang dilengkapi dengan timing chip. Chip tersebut secara otomatis mencatat waktu ketika peserta melewati garis start dan finish. Peserta yang memulai lomba tanpa menggunakan BIB chip akan langsung tercatat sebagai Did Not Start (DNS) dan tidak berhak atas perolehan juara.
"Yang pasti dalam gelaran ini kami melakukan pengamanan lintasan oleh para marshal, penyediaan tim medis di beberapa titik rute, water station pada KM 2,5, jalur start dan finish yang steril, hingga keberadaan tim pengawal potensial winner," kata Arpeni, yang menyebut pendaftaran ajang itu mulai dibuka pada Senin 2 Juni 2025.
Penentuan pemenang juga akan dilakukan oleh tim validator profesional yang memastikan keabsahan hasil lomba secara objektif dan terverifikasi. Ajang perdana untuk pelajar Indonesia ini menyediakan dua kategori lomba, yaitu 3K untuk pelajar SD, dan 5 KM untuk pelajar SMP serta SMA sederajat.
"Kegiatan ini terbuka untuk pelajar dari sekolah formal maupun non-formal dengan menunjukkan Nomor Induk Siswa Nasional," kata dia.
Napas Baru Pariwisata Yogyakarta
Adapun Kepala Seksi Olahraga Balai Pemuda dan Olahraga di Dinas Pendidikan, Olahraga dan Pemuda Daerah Istimewa Yogyakarta, Danang Agus Yunianto, mengatakan bahwa ajang event sport tourism menjadi napas baru sektor pariwisata di Yogyakarta. Event ini akan mendongkrak kunjungan wisata terutama dalam masa-masa low season atau sepi kunjungan.
"Event sport tourism seperti ini menjadi wadah bagi wisatawan khususnya kalangan pelajar yang memiliki minat pada olahraga terutama lari," kata Danang.
Pasar wisatawan pelajar di Yogyakarta, ujar dia, biasanya berdatangan untuk menyambangi obyek-obyek populer. Sehingga lewat event ini, para pelajar berkesempatan menikmati Yogyakarta dengan cara menyusuri jalanannya dalam suasana yang lebih seru dan diikuti berbagai pelajar dari daerah di Indonesia.
Adapun Kepala SMKN 3 Yogyakarta, Widada menuturkan, event ini digelar pertama kali setelah enam dekade dalam perjalanan sekolah itu.
"Kami ingin mengenalkan Yogyakarta dengan cara yang lebih fresh dan mengena kepada para pelajar di Indonesia, kami berharap event ini bisa diikuti seluruh SD, SMP, SMA dan SMK dengan mengirim wakilnya," ujarnya.