Ada banyak dialog menyentuh dari drama When Life Gives You Tangerines. Berikut ini rangkumannya.
12 Maret 2025 | 06.34 WIB
TEMPO.CO, Jakarta - When Life Gives You Tangerines telah dirilis di Netflix pada 7 Maret 2025. Drama yang dibintangi IU dan Park Bo Gum ini mendapatkan sambutan yang baik dari para pecinta drama. Bahkan, drama ini berhasil menduduki peringkat satu untuk kategori TV Show di Netflix Indonesia.
Kisah Ae Sun dan Gwan Sik tidak hanya menghadirkan cerita yang menghangatkan hati, tetapi juga dipenuhi dengan kutipan-kutipan yang penuh makna dan relate dengan kehidupan sekarang. Setiap dialog dalam drama ini mampu menyentuh emosi penonton, mengajarkan tentang cinta, harapan, dan perjuangan dalam hidup.
Berikut ini quotes dari drama When Life Gives You Tangerines yang dikutip dari Korean-binge agar menjadi inspirasi untuk tetap semangat berjuang.
Quotes di Drama When Life Gives You Tangerines
- Dengan 100 hwan setiap hari, aku ingin membiarkan ibu istirahat. - Oh Ae Sun
- Aku (Ibu) yang miskin, bukan kamu. Jangan berdiam diri. Jalani hidupmu semaksimal mungkin. - Gwang Rye
- Aku (Ibu) yang akan melihatnya (Ae Sun) diangkat dengan tandu kehormatan. - Gwang Rye
- Kau bisa hancur jika menyukai jabatan. - Gwang Rye
- Semua orangtua ingin anaknya dicintai lebih dari siapa pun. - Gwang Rye
- Gapailah hidup yang maksimal. - Gwang Rye
- Saat waktunya tiba, kesulitan ini akan tampak sepele, dan aku bisa menertawakannya. - Gwang Rye
- Hari ini ibuku meninggal, tapi aku sudah merindukannya. - Oh Ae Sun
- Aku tak mau jadi babu. Ibuku melarang melakukan hal seperti itu. - Oh Ae Sun
- Akan ada hari-hari berat dalam hidupmu. Suatu hari, hidup akan amat berat, sampai kau merasa ingin mati. - Gwang Rye
- Aku baru akan mati jika bisa memberi anak-anakku warisan. - Gwang Rye
- Akan kutanggung risiko dengan bekerja sampai mati, asalkan anak-anakku bisa makan. - Gwang Rye
- Jika aku besar nanti, hal pertama yang akan kulakukan adalah membelikan Ibu kalung mutiara. - Oh Ae Sun
- Lebih baik aku mati mencari uang, dari pada mati karena mengemis. - Gwang Rye
- Pada akhirnya, semua orangtua akan meninggal. Meskipun orangtua meninggal lebih dulu, anak-anak harus melanjutkan hidup. Hidup akan terus berlanjut. - Gwang Rye
- Menjadi orang yang menyedihkan itu indah. Hidupku dipenuhi dengan hal-hal gratis. - Oh Ae Sun
- Ibumu sudah tiada. Tidak ada lagi tempat hangat yang menantimu di dunia ini. - Paman Ae Sun
- Aku tidak bisa memberikan segalanya padamu. Tapi, ada satu hal yang akan kulakukan untukmu, apa pun yang terjadi. - Yang Gwan Sik
- Saya mendengar kesombongan berasal dari kekosongan. Mungkin saya membeli begitu banyak karena tumbuh dalam kemiskinan. - Geum Myeong
- Orangtua memikirkan apa yang tidak bisa mereka berikan, dan anak-anak memikirkan apa yang tidak bisa mereka dapatkan. - Geum Myeong
- Tidak ada tempat hangat di dunia ini yang akan menerimaku, satu-satunya orang di dunia ini yang peduli padaku adalah Yang Gwan Sik. - Oh Ae Sun
- Tidak ada yang bisa ditarik kembali dalam hidup. Jika hidupmu dan hidupku bersatu, maka kita akan tetap bersama, baik hidup maupun mati. - Oh Ae Sun
- Kita mungkin akan mengalami hari-hari yang penuh rasa lapar, tapi kamu tidak akan pernah menghancurkan hatiku. - Oh Ae Sun
- Apakah cinta bisa membiayai hidup? Jika mereka lapar, mereka akan mulai saling membenci. - Byeong Cheol
- Puisi tidak sesulit itu. Tulis saja apa yang ingin dikatakan. Itulah puisi. - Petugas Panti Jompo
- Meski ucapanmu benar, kau tak layak mengucapkannya. - Gwang Rye
- Aku sayang karena Ibu adalah ibuku. Tidak ada alasan lain. - Oh Ae Sun
- Hidup bisa berubah menjadi kejam, tapi aku percaya apa yang tidak benar itu tidak benar. - Oh Ae Sun
- Takdir memang selalu nakal, begitulah adanya. - Geum Myeong
- Tahukah kau mengapa aku menikahi Yang Gwan Sik? Lelaki paling payah di Jeju? Karena dia seperti baja. - Oh Ae Sun
- Setelah menjadi ibu, aku makin rindu ibu. - Oh Ae Sun
- Kebaikan tidak akan sia-sia.
- Ibu menemukan kebahagiaan sendiri. Ada saat-saat cerah dalam hidup ibu juga. Ibu memiliki banyak momen indah. Ibu hanya ingin kau tau bahwa hidup ibu juga berharga. - Oh Ae Sun
- Ibu, Nenek, Ae Sun datang untuk hidup bersamaku, bukan menjadi menanti ibu. - Gwan Sik
- Bukan hidup yang jahat, tapi uang. - Nenek Ae Sun
PODCAST REKOMENDASI TEMPO
- Podcast Terkait
- Podcast Terbaru