6 Tips Aman Mencegah Pencurian Data saat Transaksi Belanja Online

5 hours ago 7

TEMPO.CO, Jakarta - Belanja online makin populer seiring berkembangnya teknologi. Meski mudah dan efisien, belanja online juga membawa risiko pencurian data pribadi dan keuangan. Untuk menghindari kejahatan siber seperti phising, pencurian identitas, dan peretasan akun, berikut beberapa langkah yang dapat dilakukan saat transaksi belanja online.

1. Gunakan Koneksi yang Aman

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Jika perangkat tidak dilindungi dengan sistem keamanan yang tepat, informasi keuangan dan sandi dapat berisiko dicuri dan data lainnya. Untuk mencegah itu, gunakan koneksi yang aman, pastikan sistem keamanan pada perangkat aktif. Saat belanja online, gunakan WiFi atau jaringan nirkabel aman.

Hindari melakukan transaksi keuangan saat belanja online menggunakan WiFi umum atau publik lantaran jaringan ini rentan diretas. Jika memang ingin menggunakan jaringan nirkabel, enkripsi terlebih dahulu perangkat tersebut atau sebagai gantinya gunakan Virtual Private Network (VPN).

2. Kenali Reputasi Toko Online

Jika sudah mengetahui reputasi toko tersebut, pembelian secara online sangatlah aman. Namun, jika belum mengetahuinya, risetlah terlebih dahulu toko yang akan dibeli. Jika belanja online melalui media sosial, untuk mengurangi risiko, sebaiknya tanyakan apakah penjual memiliki platform marketplace. Jika produk tersebut popular, seperti skincare atau pakaian lebih baik langsung memesan produknya melalui situs resmi produk tersebut.

3. Waspada E-commerce Mencurigakan

Hindari melakukan transaksi pada platform e-commerce yang mencurigakan. Pelaku kejahatan siber dapat membuat web dan aplikasi yang benar-benar mirip dengan e-commerce yang resmi untuk memperoleh data pribadi korbannya dengan meminta pengguna memasukkan identitas pribadi serta detail pembayaran seperti nomor dan CVV kartu kredit. 

Dikutip dari situs web Bank Mandiri, hindari juga mengklik tautan yang mencurigakan dari website, email, atau pesan dari orang yang tak dikenal. Selalu periksa identitas pengirim pesan untuk memastikan pesan tersebut sah dari akun resmi e-commerce Anda.

4. Hindari Toko Online yang Menginginkan Banyak Informasi

Beberapa toko memang menginginkan beberapa informasi untuk melakukan pembayaran, seperti alamat pengiriman, nomor telepon, dan alamat email, tetapi jika pedagang meminta informasi lain, hindari. Tentu tidak ingin memberikan informasi rekening bank, informasi jaminan sosial, atau nomor SIM kepada mereka. Beberapa perusahaan mengajukan pertanyaan tentang minat pembeli, tetapi ini harus selalu bersifat opsional dan harus berhati-hati dalam memberikan informasi.

5. Jangan Bagikan Informasi Rahasia

Jangan memberikan data kartu kredit dan kartu debit Anda seperti PIN, masa berlaku kartu, 3 angka CVV di belakang kartu, limit kartu, User ID, kata sandi, dan OTP kepada pihak-pihak yang tak berkepentingan. Data-data terkait pembayaran digital tidak boleh dibagikan dengan orang lain. 

Meski Anda mempercayai seseorang, usahakan untuk tidak berbagi informasi ini. Mungkin orang itu bisa dipercaya, tapi Anda tak pernah tahu jika orang itu mengalami peretasan data. Jika begitu, data Anda yang ada padanya mungkin saja telah bocor.

6. Cek Data secara Berkala

Pastikan untuk melakukan cek data pribadi secara berkala untuk menghindari data bocor atau tidak melalui beberapa situs berbahaya. Ganti PIN dan password secara rutin, terutama apabila Anda belum pernah mengganti password Anda. Untuk password yang kuat, gunakan kombinasi huruf kapital, huruf kecil simbol, dan angka. Jangan gunakan password default, tanggal lahir, nomor HP, atau informasi pribadi lainnya.

Amelia Rahima Sari, Hanifah Dwijayanti, dan Wilda Hasanah berkontribusi dalam tulisan ini.

Read Entire Article
Pemilu | Tempo | |