Alasan Warga Bangun Patung Joko Widodo di Karo

4 hours ago 8

TEMPO.CO, Medan - Patung mantan Presiden Joko Widodo setinggi 7,5 meter berdiri tegak di Desa Kutambelin, Kecamatan Tigapanah, Kabupaten Karo, Sumatera Utara. Kutambelin merupakan salah satu desa dari enam desa di kawasan Liang Melas Datas (LMD). Lokasinya di sebelah barat Kabupaten Karo, Sumatera Utara. atau sekitar 112 kilometer dari Kota Medan. Tangan kanan patung itu mengepal ke atas, sedangkan tangan kiri memegang tiga buah jeruk. Monumen ini menjadi wujud terima kasih masyarakat kepada Jokowi yang dinilai mempercepat pembangunan daerah penghasil jeruk ini.

Peletakan batu pertama dilakukan pada 4 November 2023, dihadiri  Bobby Nasution yang saat itu menjabat Wali Kota Medan dan merupakan menantu Jokowi. Ketua panitia pembangunan Juma Jokowi, Adil Sebayang mengatakan, pembangunan patung butuh biaya Rp 2,5 miliar. Biaya itu dikumpulkan oleh warga Liang Melas Datas sejak akhir tahun 2021. Targetnya, pengerjaan selesai pada Februari 2024, seiring selesainya pengerjaan jalan. Tetapi target tersebut meleset, patung selesai pada 16 Mei 2025. 

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

"Pembangunan patung sudah 100 persen, untuk taman seluas 2 hektare baru selesai 75 persen. Akan ditanami jeruk dan buah, kami sebut amfiteater. Semoga tempat ini menjadi agrowisata, tujuan wisata. Kami akan hidupkan UMKM seluruh LMD," kata Kepala Desa Kutambelin Efranda kembaren di lokasi Juma Jokowi, Jumat petang 16 Mei 2024.

Dalam kesempatan itu, Jokowi datang ke Karo, namun tidak ke lokasi peresmian. Dia menemui petani dan membagikan perangkap hama.

"Ini kunjungan yang kedua, pertama di Februari 2022. Agendanya temu ramah dengan warga, berbincang soal budidaya dan penanganan hama jeruk. Bapak Jokowi masih peduli sama kami walau sudah tidak jadi presiden lagi. Kami berharap datang lagi karena LMD kampung Pak Jokowi," sambungnya. 

Efranda bilang, Jokowi lebih memilih bertemu petani karena produksi jeruk mulai menurun akibat serangan hama lalat buah. Banyak petani gagal panen. "Pak Jokowi tidak sempat melihat langsung patungnya, tapi sebisanya akan memberi bantuan," ucapnya.

Ia berterima kasih atas pembangunan jalan di wilayahnya yang kini mulus. Pria yang mengaku sebagai salah satu penggagas pembangunan Juma Jokowi, merasa dampaknya sangat besar sekali. Biaya transportasi jauh berkurang. 

"Kalau di jeruk, tonasenya berat. Tidak tahan guncangan, dulu sewaktu jalannya penuh lubang, begitu sampai di pasar jeruk banyak yang rusak. Sekarang, 35 persen kerusakan itu berkurang. Kecepatannya juga, 75 persen terpotong, dari biasanya dua jam lebih sekarang cuma 45 menit. Juga tekanan sosial, dulu capek sekali, sekarang sudah nyaman," katanya.

Atas dasar inilah, masyarakat enam desa dan tiga dusun yaitu Desa Sukajulu, Desa Kutambaru, Desa Batumakmak, Desa Kutambelin, Desa Polatebu, Desa Kutapengkih, Dusun Kutakendit, Barisan dan Cerumbu, sepakat mendirikan monumen untuk mengenang. 

"Ada makna-makna di patung ini, bukan sekedar patung Pak Jokowi saja. Kami mewariskan monumen persatuan di sini. Jalan dibangun, budidaya jeruknya diperbaiki. Kami akan diikat oleh monumen ini. Puncaknya adalah rasa syukur," kata Efranda.

Jokowi kepada wartawan bilang, kehadirannya fokus membantu masyarakat menangani hama lalat buah dan pengelolaan jeruk ke depannya. "Kami kenalkan perangkap untuk lalat buah yang lebih efektif karena petani belum kenal. Ini lo, barangnya. Belinya di sini. Kemudian panen pakai gunting, tidak dipetik pakai tangan sehingga buah tidak rusak," ucapnya. 

Berawal dari kiriman jeruk ke istana

Usai Natal, warga Liang Melas Datas mengenakan pakaian adat, menari, melepas keberangkatan warganya mengantar 3 ton jeruk ke istana presiden. Pada 6 Desember 2021, Jokowi saat itu masih menjadi presiden, menerima perwakilan enam desa dan tiga dusun di Istana Merdeka. Warga mengundangnya datang untuk melihat infrastuktur jalan utama desa yang rusak parah. 

Sejak 30 tahun lalu, jalan tanah menjadi akses satu-satunya menuju kampung, licin dan berlumpur. Warga menimbunnya dengan pasir dan batu, tetap saja tak maksimal karena tonase kendaraan yang lewat menenggelamkan bebatuan dan membentuk kolam-kolam yang semakin lama melebar dan dalam. 

"Terasalah bedanya, kalau dulu ampun, cuma mobil Hardtop yang bisa lewat. Padahal panjang jalan cuma 20-an kilometer. Setelah Pak Jokowi datang, barulah dibagusin jalan ini," kata Sebayang, warga Desa Kutambelin.

Jokowi mengatakan, jalan rusak segera diperbaiki. Dia memerintahkan Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) mengecek ke lapangan lewat Balai Besar Pelaksana Jalan Nasional (BBPJN) Sumut, Direktorat Jenderal Bina Marga pada 5 Desember 2021. 

Dirjen Bina Marga yang saat itu dijabat Hedy Rahadian mengatakan, pengaspalan jalan Desa Kutambelin dimulai awal 2022, Menghabiskan anggaran sebesar Rp164,8 miliar, selesai pada 2023. Kini, jalan sepanjang 37,2 kilometer sudah bisa dilalui berbagai kendaraan dengan waktu tempuh satu jam dari jalan lintas Kabanjahe-Kutacane. Sebelumnya, butuh tiga jam, bahkan tidak bisa dilalui kalau dilanda hujan deras. 

Read Entire Article
Pemilu | Tempo | |