Arkeolog Soal Stairlift: Hendaknya Tak Rusak Fisik dan Citra Borobudur

1 day ago 14

CNN Indonesia

Kamis, 29 Mei 2025 10:40 WIB

IAAI menyampaikan bangunan Borobudur tersusun dari batu andesit, sehingga sangat rentan terhadap tekanan dan gesekan. IAAI menyampaikan bangunan Borobudur tersusun dari batu andesit, sehingga sangat rentan terhadap tekanan dan gesekan. (ANTARA FOTO/ANIS EFIZUDIN)

Jakarta, CNN Indonesia --

Ikatan Ahli Arkeolog Indonesia (IAAI) mengingatkan agar rencana pemerintah memasang stairlift atau penganjung pada tangga pintu Candi Borobudur tak merusak sebagai cagar budaya peringkat nasional dan warisan dunia.

IAAI menyampaikan bangunan Borobudur tersusun dari batu andesit, sehingga sangat rentan terhadap tekanan dan gesekan.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Pemasangan alat tersebut hendaknya tidak menimbulkan kerusakan fisik maupun menurunkan citra Borobudur sebagai cagar budaya nasional dan warisan dunia," kata IAAI dikutip dari rilis dalam unggahan di media sosial, Rabu (28/5).

Oleh karena itu, mereka meminta agar pengelola mencermati pemasangan stairlift tersebut. IAAI meminta pengelola secara seksama memikirkan dampak yang berpotensi ditimbulkan.

IAAI menyampaikan pada prinsipnya mereka mendukung program pemerintah melestarikan cagar budaya sebagaimana UU No. 11 Tahun 2010 tentang Cagar Budaya.

Mereka menekankan bahwa Candi Borobudur merupakan warisan leluhur yang telah ditetapkan sebagai warisan dunia (world heritage).

Pemasangan stairlift di Borobudur ini berkenaan dengan rencana kunjungan Presiden Prancis Emmanuel Macron. Ia bersama Presiden Prabowo Subianto dijadwalkan akan berkunjung ke sana pada Kamis (29/5).

Terpisah, Direktur Utama PT Aviasi Pariwisata Indonesia (Persero)/InJourney Maya Watono memastikan pemasangan stairlift dan ramp tak akan meninggalkan kerusakan pada struktur candi.

"Yang kami bangun adalah prasarana yang bersifat portable, ini bongkar pasang. InJourney memastikan bahwa ini tidak ada sedikit pun kerusakan pada struktur candi," kata Maya.

Ia menjelaskan pemasangan itu sama sekali tak menggunakan bor maupun paku yang bisa merusak elemen situs candi Buddha terbesar di dunia ini.

"Kita tidak ada paku, tidak ada bor, kita tidak ada sama sekali penetrasi kepada batu candi. Semua dilakukan dengan teknik sipil yang sangat diperhitungkan matang," ucapnya.

[Gambas:Instagram]

(mnf/end)

[Gambas:Video CNN]

Read Entire Article
Pemilu | Tempo | |