Arti Privilege dalam Bahasa Inggris, Sejarah, Bentuk, dan Manfaatnya

3 hours ago 5

Secara umum privilege artinya hak istimewa. Ini adalah istilah dalam bahasa Inggris yang menjadi bahasa gaul populer di Indonesia. Kata privilege pun sering digunakan dalam percakapan sehari-hari, terutama di media sosial.

Istilah privilege pada awalnya bersifat luas. Namun dalam perkembangannya, kata ini sering diartikan sebagai keistimewaan yang hanya dimiliki oleh seseorang yang lahir dari keluarga kaya dengan akses lebih besar untuk mengembangkan potensinya.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Penyempitan makna tentang privilege ini tak jarang menimbulkan kesalahpahaman atau pengabaian terhadap dampak ketidaksetaraan yang dialami oleh kelompok tertentu.

Hal ini bisa menghalangi upaya untuk mengatasi ketidakadilan sosial dan memperburuk kesenjangan antar kelompok di masyarakat.

Lantas, sebenarnya privilege artinya apa? Simak rangkuman informasi selanjutnya berikut ini.

Pengertian Privilege

Privilege adalah sebuah istilah dalam bahasa Inggris, yang secara umum memiliki arti hak istimewa, hak khusus, keunggulan, dan lain sebagainya. Dalam bahasa Indonesia, istilah ini diserap sebagai privilese, yang artinya hak istimewa.

Secara harfiah, Kamus Merriam-Webster menjelaskan bahwa privilege artinya hak istimewa yang diberikan sebagai suatu manfaat, keuntungan, atau bantuan khusus. Privilege juga didefinisikan sebagai kekebalan yang melekat secara khusus pada suatu posisi atau jabatan.

Berdasarkan dokumen yang dirilis repository Universitas Sumatra Utara, privilege artinya hak istimewa sosial yang dimiliki seseorang dan dapat mempengaruhi kesempatan untuk mencapai keadilan di kehidupan sehari-hari.

Menurut United Way for Southeastern Michigan, privilege atau hak istimewa merujuk pada akses atau keuntungan yang diberikan kepada kelompok tertentu tanpa perlu usaha, berdasarkan keanggotaan mereka dalam suatu kelompok sosial. 

Hak istimewa ini dapat berdasarkan pada berbagai identitas sosial, seperti ras, gender, agama, status sosial ekonomi, kemampuan, orientasi seksual, usia, pendidikan, dan lainnya. Selain itu, hak istimewa ini juga bisa dirasakan pada tingkat pribadi, interaksi antar individu, dan institusi.

Sejarah Privilege

Alphonsus Tjatur Raharso dalam bukunya Tindakan Administratif dalam Gereja Katolik (2018) menjelaskan, kata privilege secara etimologi berasal dari bahasa Latin, yaitu privilegium, yang merupakan gabungan dari privus (tersendiri atau terpisah) dan legis atau lex (hukum).

Dilansir dari reagle.org, konsep privilege pertama kali muncul dalam konteks kelas sosial dan rasisme di Amerika Serikat. Pada tahun 1920, sosiolog William Edward Burghardt Du Bois mulai mengamati peran ras kulit putih dalam masyarakat.

Kemudian, pada tahun 1935, Du Bois mencatat bahwa ras kulit putih turut berperan dalam memecah belah kepentingan kelas pekerja. Beberapa dekade setelahnya, pada tahun 1963, Martin Luther King Jr. memberikan respons terhadap protes hak-hak sipil.

Pada 1967, penulis sosialis Noel Ignatin dan Ted Allen menyadari perbedaan kelas pekerja yang sebelumnya dikemukakan oleh Du Bois. Gagasan mengenai privilege semakin berkembang dan dipopulerkan oleh feminis dan pendidik Peggy McIntosh pada tahun 1988.

Dalam karya tulisnya yang berjudul White Privilege: Unpacking the Invisible (1990), McIntosh menyadari sejauh mana laki-laki dapat bekerja dan menikmati keistimewaan karena memiliki kulit putih.

McIntosh menjelaskan privilege sebagai sesuatu yang diberikan melalui kelahiran atau keberuntungan, bukan karena usaha atau kerja keras. Dengan demikian, hak istimewa adalah kekuatan yang tidak diperoleh melalui upaya pribadi.

Bentuk-Bentuk Privilege

Terdapat berbagai bentuk privilege yang umumnya dimiliki oleh individu atau kelompok tertentu. Privilege ini sering kali memberikan kemudahan dan akses yang lebih besar dalam berbagai aspek kehidupan. Mengutip dari situs Well and Good, berikut bentuk-bentuk privilege.

1. Privilege Agama

Hak istimewa agama memudahkan seseorang menemukan tempat ibadah dan mendapatkan libur pada hari raya. Hal ini membantu individu merasa lebih terhubung dengan perayaan agama mereka.

2. Privilege Gender

Sebagai pria, seseorang mendapat hak istimewa dalam masyarakat patriarki di mana laki-laki dianggap memiliki kekuasaan lebih besar. Perempuan sering dianggap lebih lemah dan membutuhkan bantuan laki-laki.

3. Privilege Heteroseksual

Privilege heteroseksual menghindarkan individu dengan orientasi heteroseksual dari diskriminasi dan ancaman. Mereka juga tidak perlu khawatir identitas seksualnya diketahui orang lain.

4. Privilege Kulit Putih

Privilege kulit putih membuat orang kulit putih mudah mendapatkan apa saja tanpa usaha ekstra. Hal ini berdampak negatif bagi mereka yang tidak terlahir dengan kulit putih, seperti dalam politik apartheid.

5. Privilege Sosial Ekonomi

Privilege sosial ekonomi memberikan keamanan finansial dan kemudahan dalam memenuhi kebutuhan dasar. Ini juga memungkinkan akses mudah ke layanan kesehatan serta kontrol atas waktu pribadi.

Manfaat Privilege

Menurut Wildman dan Davis (1995), individu yang memiliki privilege mendapatkan berbagai keuntungan melalui hubungan atau afiliasi mereka (misalnya, berasal dari keluarga terhormat) dalam struktur kekuasaan.

Keuntungan tersebut bisa berupa penghormatan, akses ke pengetahuan khusus, atau kenyamanan lebih tinggi dalam berinteraksi sosial. 

Keuntungan ini sering kali tidak disadari oleh pemiliknya, meskipun privilege merupakan bagian dari kenyataan yang membantu sebagian orang untuk mendapatkan kemudahan atau keuntungan.

Selain itu, manfaat dari privilege juga dapat berupa akses yang lebih mudah ke peluang pendidikan, pekerjaan, atau layanan kesehatan yang lebih baik. 

Privilege juga dapat memberikan perlindungan sosial yang lebih besar, serta mengurangi kemungkinan seseorang mengalami diskriminasi atau ketidakadilan dalam berbagai aspek kehidupan.

Melynda Dwi Puspita berkontribusi dalam penulisan artikel ini.

Read Entire Article
Pemilu | Tempo | |