
KLATEN, JOGLOSEMARNEWS.COM – Untuk menghidupkan kembali budaya membaca di kalangan anak-anak, Pemerintah Kabupaten Klaten melalui Dinas Perpustakaan dan Kearsipan (Dispersip) menggelar Bimbingan Teknis (Bimtek) Membaca Nyaring selama tiga hari, mulai Senin hingga Rabu (23–25 Juni 2025).
Bupati Klaten, Hamenang Wajar Ismoyo, membuka secara langsung kegiatan yang dipusatkan di ruang Badan Anggaran DPRD Klaten tersebut. Dalam sambutannya, ia menekankan pentingnya membangun kembali hubungan anak-anak dengan buku, bukan sekadar untuk memahami isi bacaan, tetapi juga untuk menumbuhkan daya imajinasi mereka.
“Membaca nyaring bukan hanya soal suara, tapi bagaimana kita bisa membawa anak-anak masuk ke dalam cerita. Imajinasi mereka akan tumbuh, dan dari situlah benih-benih literasi itu berkembang,” ujarnya, seperti dilansir dari Klaten.go.id.
Bimtek ini diikuti oleh total 150 peserta yang terdiri dari guru PAUD/TK dan SD, pustakawan, pegiat literasi, komunitas, hingga orang tua. Setiap harinya, kegiatan diikuti oleh 50 peserta secara bergiliran agar proses pelatihan berlangsung efektif dan interaktif.
Kepala Dispersip Klaten, Pramana Agus Wijanarka, menjelaskan bahwa kegiatan ini menjadi bagian dari upaya jangka panjang untuk memperkuat budaya literasi di lingkungan pendidikan dan masyarakat Klaten secara umum.
“Kami ingin menciptakan ekosistem literasi yang menyenangkan. Karena itu, kompetensi membaca nyaring ini menjadi penting untuk dimiliki para pendidik dan pegiat literasi,” kata Pramana.
Para peserta mendapatkan materi dari berbagai narasumber, termasuk Bupati Klaten sendiri, Kepala Dinas Pendidikan, dan perwakilan dari Komunitas Read Aloud Klaten. Selama tiga hari, mereka tidak hanya belajar teknik membaca nyaring yang menarik, tapi juga praktik langsung dan berbagi pengalaman.
Kegiatan ini juga didukung oleh Bunda Literasi Kabupaten Klaten, Ketua TP PKK, dan Pokja II TP PKK yang hadir memberikan semangat kepada para peserta. Bimtek ini menjadi bagian dari gerakan literasi yang terus digencarkan oleh Pemkab Klaten sebagai investasi jangka panjang membangun generasi cerdas dan berkarakter.
“Kita ingin membaca bukan hanya jadi kewajiban di sekolah, tapi bagian dari gaya hidup keluarga. Kalau anak sudah cinta buku sejak kecil, itu pondasi untuk masa depan mereka,” pungkas Hamenang. [*]
Harap bersabar jika Anda menemukan iklan di laman ini. Iklan adalah sumber pendapatan utama kami untuk tetap dapat menyajikan berita berkualitas secara gratis.