Kota Cirebon, yang terkenal dengan sejarah keraton dan budaya Islamnya, memiliki peran penting dalam perjuangan kemerdekaan Indonesia. Banyak yang tidak tahu bahwa proklamasi kemerdekaan RI pertama kali dibacakan di sini, dua hari sebelum pembacaan resmi oleh Soekarno-Hatta di Jakarta. Artikel ini akan mengupas tuntas sejarah kemerdekaan Indonesia di Cirebon, termasuk detail proklamasi kemerdekaan di Cirebon pada 15 Agustus 1945, serta daftar pahlawan nasional dari Cirebon yang telah dan sedang diusulkan. Mari kita telusuri bagaimana kota ini menjadi saksi bisu semangat perlawanan rakyat terhadap penjajah.
Latar Belakang Sejarah Kemerdekaan Indonesia di Cirebon

Sejarah kemerdekaan Indonesia di Cirebon tidak bisa dipisahkan dari akhir Perang Dunia II. Pada 14 Agustus 1945, Jepang menyerah kepada Sekutu setelah pemboman atom di Hiroshima dan Nagasaki. Kabar ini sampai ke telinga tokoh pergerakan seperti Sutan Sjahrir melalui siaran radio gelap. Sjahrir segera menginstruksikan para pemuda untuk bertindak cepat guna menghindari kekosongan kekuasaan yang bisa dimanfaatkan oleh Jepang atau Belanda yang hendak kembali.
Di Cirebon, inisiatif ini dipimpin oleh Dr. Sudarsono, seorang dokter dan aktivis yang ditunjuk oleh Sjahrir. Kota ini dipilih karena lokasinya yang strategis sebagai pusat perlawanan, dengan dukungan kuat dari masyarakat, pemuda, dan ulama yang anti-kolonial. Perjuangan di Cirebon sudah dimulai sejak era Belanda, dengan perlawanan seperti Perang Besar Cirebon pada abad ke-17, yang melibatkan sultan-sultan lokal melawan VOC. Pasca-1945, Cirebon menjadi basis pertahanan selama Agresi Militer Belanda I dan II (1947-1949), di mana rakyat membentuk badan keamanan untuk mempertahankan kemerdekaan.
Setelah merdeka, Cirebon terus berkembang sebagai pusat budaya dan ekonomi di Jawa Barat. Monumen seperti Tugu Pensil (sebelumnya Tugu Kejaksan) menjadi simbol perjuangan, di mana upacara tahunan digelar untuk mengenang peristiwa heroik tersebut. Kisah ini menunjukkan bagaimana inisiatif lokal mendukung gerakan nasional, dengan peran ulama dan pemuda yang tak tergantikan.
Kapan dan Bagaimana Proklamasi Kemerdekaan di Cirebon Terjadi?
Proklamasi kemerdekaan di Cirebon dibacakan pada 15 Agustus 1945, tepat dua hari sebelum proklamasi nasional di Jakarta pada 17 Agustus 1945. Pembacaan dilakukan oleh Dr. Sudarsono di depan Tugu Kejaksan (kini Tugu Pensil), sekitar pukul 17.00 WIB. Peristiwa ini bermula dari pertemuan Sjahrir dengan Soekarno, di mana Soekarno berjanji memproklamirkan kemerdekaan pada tanggal tersebut. Namun, karena penundaan nasional, pemuda Cirebon bertindak lebih dulu secara spontan.
Teks proklamasi yang dibacakan mirip dengan versi nasional, disusun oleh Sudarsono sendiri atau dengan bantuan tokoh lain seperti Maruto. Suasana saat itu penuh haru, dengan masyarakat berkumpul di alun-alun tanpa tekanan besar dari Jepang, meski ada kekhawatiran serangan. Peristiwa ini disebut “proklamasi pertama” atau “pra-proklamasi”, dan setiap tahun diperingati dengan upacara di lokasi yang sama. Ini membuktikan semangat rakyat Cirebon yang tak sabar menyambut kemerdekaan.
Siapa Saja Pahlawan Nasional dari Cirebon?
Cirebon telah melahirkan banyak pahlawan yang berkontribusi dalam perjuangan kemerdekaan Indonesia. Beberapa sudah ditetapkan sebagai Pahlawan Nasional, sementara yang lain sedang diusulkan, termasuk update terbaru pada 2025. Berikut daftar utama:
- Sunan Gunung Jati (Syarif Hidayatullah): Lahir sekitar 1448 di Cirebon, beliau adalah Wali Songo yang mendirikan Kesultanan Cirebon dan melawan Portugis. Perannya dalam menyebarkan Islam dan perlawanan kolonial awal membuatnya ditetapkan sebagai Pahlawan Nasional pada 1969.
- Ki Bagus Rangin: Lahir 1868 di Kalitanjung, Cirebon. Ulama dan pejuang yang memimpin perlawanan terhadap Belanda di wilayah Majalengka-Cirebon, termasuk dukungan Perang Diponegoro. Dijuluki “pahlawan terlupakan”, sedang diusulkan sebagai Pahlawan Nasional.
- KH Abbas Abdul Jamil (Kiai Abbas): Lahir 1915 di Buntet, Cirebon. Pendiri pasukan Hizbullah, aktif melawan Belanda dan Jepang, serta mendukung proklamasi. Pada 2025, namanya resmi masuk daftar Calon Pahlawan Nasional (CPN) di Kementerian Sosial, dengan dukungan kuat dari Pemkab Cirebon dan tokoh nasional seperti Nusron Wahid. Proses verifikasi jejak perjuangannya sedang berlangsung, dan diharapkan segera ditetapkan.
- Raden Soerjadi Soerjadarma (Suryadi Suryadarma): Lahir 1912 di Cirebon, keturunan Keraton Kanoman. Pendiri Angkatan Udara RI dan Laksamana Udara pertama TNI AU. Diusulkan sebagai Pahlawan Nasional pada 2024 oleh Pemprov Jabar, dan prosesnya terus dikawal hingga 2025.
- Syekh Datuk Kahfi dan Nyimas Rara Santang: Tokoh pra-kemerdekaan yang menyebarkan Islam dan mendukung fondasi perlawanan di Cirebon.
Selain itu, ada tokoh seperti Mbah Muqoyim dan Kapten Samadikun yang dimakamkan di TMP Kesenden Cirebon sebagai pahlawan lokal. Usulan baru terus bermunculan untuk menghargai jasa mereka, mencerminkan kekayaan sejarah Cirebon.
Kesimpulan: Warisan Kemerdekaan yang Abadi
Sejarah kemerdekaan Indonesia di Cirebon adalah bukti nyata semangat gotong royong rakyat. Dari proklamasi kemerdekaan di Cirebon pada 15 Agustus 1945 hingga perjuangan para pahlawan nasional dari Cirebon, kota ini telah memberikan kontribusi besar bagi bangsa. Di era 2025, dengan update usulan seperti KH Abbas Abdul Jamil, kita diingatkan untuk terus menghargai sejarah ini. Kunjungi Cirebon, saksikan Tugu Pensil, dan rasakan aura perjuangan yang masih hidup.