BEM SI: Jika Prabowo Hormati Demokrasi Harusnya Undang Mahasiswa Bukan Rektor

7 hours ago 10

TEMPO.CO, Jakarta - Ketua Aliansi Badan Eksekutif Mahasiswa Seluruh Indonesia atau BEM SI Herianto mengajak Presiden Prabowo Subianto untuk berdiskusi dengan mahasiswa ketimbang para rektor perguruan tinggi. Pertemuan dengan mahasiswa bisa menjadi bukti pemerintah menghormati kebebasan akademik dan demokrasi.

"Jika pemerintah benar-benar menghormati kebebasan akademik dan demokrasi, seharusnya Prabowo berdialog langsung dengan mahasiswa, bukan hanya dengan rektor," kata Herianto melalui pesan WhatsApp, Ahad, 16 Maret 2025.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Menurut Herianto, mahasiswa selama ini melakukan unjuk rasa bukan tanpa alasan. Mahasiswa turun ke jalan membawa aspirasi yang berakar pada keresahan masyarakat. 

Herianto pun khawatir Prabowo Subianto meminta para rektor perguruan tinggi untuk menjinakkan mahasiswa dalam silaturahmi di Istana Negara beberapa waktu lalu. Penjinakan itu dilakukan melalui kebijakan kampus, pembatasan ruang diskusi, dan pembatasan aksi.

"Ada kekhawatiran kami bahwa para rektor bisa diminta untuk “menjinakkan” mahasiswa, baik melalui kebijakan kampus yang represif maupun dengan membatasi ruang diskusi dan aksi," kata Herianto.

Herianto mengatakan, kampus seharusnya menjadi ruang bebas bagi ekspresi intelektual, kritik sosial, dan advokasi kepentingan rakyat. Namun, sejarah menunjukkan bahwa relasi antara pemerintah dan rektorat sering kali bermasalah. "Tidak jarang, rektor digunakan sebagai alat kontrol terhadap gerakan mahasiswa," kata mahasiswa Universitas Mataram ini. 

Herianto berharap pertemuan Prabowo dan para rektor tidak mengurangi ruang bagi mahasiswa dalam menyuarakan aspirasi dan kritiknya. Sebab, keterlibatan aktif mahasiswa dalam proses demokrasi harus tetap dihormati dan difasilitasi. Dalam proses demokrasi itu tidak boleh ada tekanan atau intervensi yang dapat membatasi kebebasan berpendapat dan berekspresi.

"Bila pertemuan itu hanya menjadi alat politik untuk meredam kritik, maka gerakan mahasiswa justru harus semakin waspada dan memperkuat barisan, bukan mundur karena tekanan struktural," kata dia.

Presiden Prabowo sebelumnya mengundang ratusan rektor atau pimpinan perguruan tinggi negeri maupun swasta ke Istana Negara pada 13 Maret 2025. Dalam pertemuan yang berlangsung selama empat jam diisi oleh tanya jawab antara Prabowo dengan para rektor. 

Rektor Universitas Islam Indonesia (UII) Yogyakarta, Fathul Wahid, mengatakan demokrasi yang anjlok dan korupsi merajalela belum menjadi perhatian dalam diskusi panel antara Presiden Prabowo Subianti dengan pimpinan Perguruan Tinggi Kamis kemarin, 13 Maret 2025.

Sementara itu, Rektor IPB University Arif Satria mengungkapkan bahwa Prabowo juga sempat menyinggung gerakan "Indonesia Gelap". Dja mengatakan Prabowo berpesan supaya tetap optimistis mengatasi masalah Indonesia. Apalagi, situasi Indonesia lebih baik dari Amerika Serikat dan Jepang. 

Prabowo membandingkan situasi Indonesia dengan Jepang. Jepang saat ini sedang mengalami penurunan beras. Sedangkan, Indonesia masih stabil. 

Menteri Pendidikan Tinggi, Sains, dan Teknologi Brian Yuliarto menyampaikan kepada rektor bahwa bangsa yang menguasai sains dan teknologi ini akan menjadi bangsa yang makmur. Sehingga Prabowo menginginkan berbagai umpan balik dari para rektor dan dekan yang hadir. 

Brian mengatakan, Presiden Prabowo juga menyinggung Badan Pengelola Investasi Danantara. Prabowo mengatakan Danantara akan menjadi motor penggerak industri strategis di Indonesia.  

“Di situ peran perguruan tinggi akan menjadi tulang punggung riset, inovasi serta penyiapan-penyiapan SDM untuk mengisi gerakan atau program-program industri yang akan bergerak dengan cepat di masa depan,” katanya.

Eka Yudha Saputra berkontribusi dalam tulisan ini 

Read Entire Article
Pemilu | Tempo | |