Biar Tak Kalah dari DeepSeek, OpenAI dan Google Minta Ini ke Donald Trump

15 hours ago 16

TEMPO.CO, Jakarta - OpenAI dan Google meminta pemerintah Amerika Serikat untuk mengizinkan mereka melatih model kecerdasan buatan (artificial intelligence/AI) lebih luas hingga menggunakan materi atau konten berhak cipta. Kedua perusahaan mengajukan proposal yang menyoroti pentingnya akses terhadap data berhak cipta untuk mendukung pengembangan AI di AS sebagai bagian dari keamanan nasional di negara itu.

OpenAI dan Google merespons permintaan Gedung Putih yang meminta masukan dari berbagai kalangan mengenai ‘Rencana Aksi AI’ Presiden Donald Trump. Program rencana aksi ini bertujuan meningkatkan posisi AS sebagai pemimpin AI sekaligus menghindari kebijakan yang dapat menghambat inovasi.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Dalam komentarnya, OpenAI memperingatkan bahwa AS bisa kehilangan keunggulan AI dari Cina jika mereka tidak diberikan akses yang lebih luas terhadap data. Menurut perusahaan pengembang ChatGPT ini, tak diragukan lagi bahwa pengembang AI di Cina akan memiliki akses tak terbatas ke data, termasuk data berhak cipta, yang akan meningkatkan model mereka.

Seperti diketahui, DeepSeek tengah menjadi pembicaraan hangat di Amerika Serikat hingga negara-negara daratan Eropa. Model AI asal Cina tersebut dinilai mampu menyaingi kecerdasan buatan ChatGPT dengan biaya yang lebih rendah dan dapat diakses secara gratis.

“Jika para pengembang di Cina memiliki akses penuh ke data, sementara perusahaan Amerika tidak mendapatkan akses yang adil, maka perlombaan AI pada dasarnya sudah berakhir,” tulis OpenAI dalam proposalnya, dikutip dari The Verge, Senin, 17 Maret 2025.

Google turut mendukung pandangan tersebut. Raksasa teknologi yang kini memiliki Gemini itu menekankan bahwa kebijakan terkait hak cipta, privasi, dan paten dapat menghambat akses yang sesuai ke data yang diperlukan untuk melatih model AI terdepan.

“Kebijakan fair use serta pengecualian dalam penambangan teks dan data telah menjadi faktor kritis dalam melatih AI menggunakan data yang tersedia secara publik,” tulis perusahaan. Menurut Google, kebijakan ini justru dapat menghindari negosiasi dengan pemilik data yang sering kali tidak terduga, tidak seimbang, dan memakan waktu lama selama pengembangan model atau eksperimen ilmiah.

Selain OpenAI dan Google, perusahaan AI lainnya, Anthropic, juga mengajukan proposal kepada pemerintah AS. Namun, Anthropic tidak menyinggung konten milik orang lain dalam rekomendasinya. Perusahaan tersebut justru meminta pemerintah mengembangkan sistem untuk menilai risiko keamanan nasional dari model AI serta memperketat kontrol ekspor atas chip AI. Anthropic juga menyarankan agar AS memperkuat infrastruktur energinya untuk mendukung pertumbuhan AI.

Sementara itu, berbagai perusahaan AI, termasuk OpenAI, telah menghadapi tuntutan hukum karena penggunaan konten berhak cipta untuk melatih model mereka. OpenAI saat ini digugat oleh beberapa media besar, termasuk The New York Times, serta sejumlah tokoh terkenal seperti Sarah Silverman dan George R.R. Martin. Selain itu, Apple, Anthropic, dan Nvidia juga dituduh menggunakan subtitle YouTube untuk melatih AI mereka, yang menurut YouTube melanggar ketentuannya.

Read Entire Article
Pemilu | Tempo | |