CNN Indonesia
Sabtu, 29 Mar 2025 18:39 WIB

Kupang, CNN Indonesia --
Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) NTT melakukan pemantauan hilal untuk menentukan awal bulan Syawal 1446 Hijriah. Dari pemantauan, hilal masih belum terlihat dan bulan lebih dahulu tenggelam di banding matahari.
Pemantauan hilal itu dilakukan bersama petugas dari Kantor Wilayah Kementerian Agama NTT dan Lembaga Dakwah Islam Indonesia (LDII) di Kantor BMKG NTT, Kupang, Sabtu (29/3).
Ada tiga teropong yang digunakan oleh petugas untuk pemantauan hilal dan menghadap ke bagian barat.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Metodenya pemantauan hilal terlebih dahulu membidik ke arah matahari dan menjelang matahari tenggelam akan dibidik ke arah bulan," kata Koordinator Observasi BMKG Geofisika Kupang, Bram kepada CNNIndonesia.com, di Kantor BMKG NTT.
Kapala Kantor Wilayah Kementerian Agama NTT, Reginaldus Serang menjelaskan dari hasil pemantauan ini hilal masih tidak terlihat.
"Dari hasil pemantauan hilal tidak terlihat," ujarnya.
Reginaldus menyebut ada tiga lokasi pemantauan hilal oleh BMKG dan Kemenag yakni di Kota Kupang, Sumba Timur, dan Alor. Dari ketiga lokasi tersebut hilal tidak terlihat.
Menurutnya, hasil di tiga lokasi tersebut akan dikirim ke Kemenag untuk selanjutnya dibawa ke sidang isbat yang akan dipimpin oleh Menteri Agama Nasaruddin Umar.
"Hasil dari pemantauan kita hari ini akan kita kirimkan ke Kementerian Agama Pusat menjadi salah satu data dari 34 Provinsi yang dikirim ke Jakarta yang akan menentukan 1 Syawal melalui sidang isbat," ujarnya.
Sementara itu Pengamat Meteorologi dan Geofisika di Stasiun BMKG Kupang, Tri Umaryadi Wibowo mengatakan dari hasil pemantauan bulan tenggelam lebih dahulu dari matahari.
"Bulan tenggelam pada pukul jam 17.42,30 Wita dan matahari pada (jam) 17.51,13 wita sehingga ada selisih bulan tenggelam 9 menit mendahului dari matahari," kata Wibowo.
Menurutnya, posisi bulan masih minus ketika matahari tenggelam yakni pada posisi minus 2 derajat 37,47 menit.
(fra/ely/fra)