CAMPAK adalah penyakit yang disebabkan infeksi virus dan sering menyerang anak dengan gejala seperti ruam pada kulit. Campak secara serius juga bisa berakibat fatal dan dapat menyebabkan komplikasi seperti diare, radang paru, radang otak, kebutaan, gizi buruk, dan kematian.
Campak harus dikenali sejak dini untuk mencegah komplikasi penyakit lain. Saat ini, wabah campak tengah dialami Amerika Serikat dengan laporan kematian seorang anak. Wabah merebak daerah Selatan, yakni di negara bagian Texas dan New Mexico.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit (CDC) mengingatkan wabah campak global bisa meluas karena banyaknya orang yang bepergian tanpa divaksin. Contohnya kasus yang terjadi di California pada 19 Februari 2025 pada seseorang yang baru saja kembali dari Asia.
Sejauh ini, CDC sudah melaporkan 165 kasus campak sepanjang 2025, 93 persen di antaranya dikaitkan dengan wabah campak. Virus campak juga merebak di negara bagian California, Alaska, Georgia, Kentucky, New Jersey, Kota New York, Rhode Island, selain di Texas dan New Mexico, menurut laporan pada 27 Februari 2025.
"Campak adalah virus pernapasan yang paling menular di Planet Bumi," kata analis kesehatan senior di Fox News, Dr. Marc Siegel, pada 1 Maret 2025. Menurutnya, wabah merebak karena rendahnya angka vaksinasi.
Gejala Campak pada Anak
Penyakit campak ditandai beberapa gejala yang muncul setelah terpapar virus campak. Tanda-tanda anak terkena campak dapat dikenali melalui beberapa gejala yang muncul secara bertahap. Berikut gejala campak yang perlu diperhatikan, dilansir dari HSE pada 7 Maret 2024.
Ruam di sekitar kulit
Ruam biasanya muncul 3–5 hari setelah gejala awal muncul. Ruam biasanya dimulai dari belakang telinga, kemudian menyebar ke wajah, leher, dan akhirnya ke seluruh tubuh. Ruam ini disertai demam dan rasa perih apabila disentuh sehingga butuh bantuan medis.
Mual dan muntah
Penderita penyakit campak biasanya mengalami demam tinggi. Demam biasanya menjadi gejala pertama yang muncul disertai mual dan muntah. Kemudian beberapa anak juga bisa mengalami gangguan pencernaan.
Kelelahan dan lemas
Penderita campak juga bisa mengalami kelelahan dan lemas. Gejala campak biasanya muncul 10–14 hari setelah terpapar virus campak. Penting bagi orang tua untuk selalu memantau keadaan anak dengan baik.
Tips Lindungi Anak dari Campak
Ruam terkait campak muncul 3 -5 hari setelah gejala pertama. Berikut langkah-langkah pencegahan penyakit campak.
Vaksinasi
Vaksin dapat melindungi dari banyak penyakit. Meskipun mungkin tidak menjamin perlindungan, setidaknya vaksin bisa menekan tingkat keparahan dan risiko kematian. Ada dua jenis vaksin untuk campak, yakni vaksin campak, gondok, rubella (MMR) dan vaksin campak, gondok, rubella, varicella (MMRV).
Vaksin MMR biasanya diberikan dalam dua dosis, suntikan pertama pada usia sekitar 12 hingga 15 bulan dan suntikan kedua pada usia sekitar 4 atau 5 tahun. Vaksin MMRV diberikan kepada anak usia 2 bulan hingga 12 tahun. Suntikan pertama harus diberikan antara 12-15 bulan dan yang kedua pada 4-6 tahun.
Hindari kontak penderita campak
Campak adalah penyakit yang sangat menular dan dapat menyebar ketika seseorang yang terinfeksi campak batuk, bersin, atau berbicara dan dekat orang lain. Selalu Waspada dan jaga kebersihan. Mirip dengan COVID-19, flu biasa, yang juga merupakan penyakit menular, tindakan pencegahan terhadap campak harus dilakukan. Memakai masker, menjaga kebersihan tangan yang benar, dan menjaga jarak disarankan untuk terhindar dari penyakit ini.
Kenapa Perlu Dirawat di Ruang Terpisah?
Pasien campak juga sebaiknya dirawat di ruang khusus atau melakukan isolasi agar tak menularkan maupun tertular virus lain. "Anak yang terkena campak itu daya tularnya lebih tinggi dari Covid, 10 kali lipat. Dia menularkan dari udara, ludah, kontak secara langsung juga bisa. Jadi, yang paling efektif memang isolasi, artinya dirawat di ruangan tersendiri. Kurang lebih dibutuhkan selama seminggu," papar Ketua Komnas Kejadian Ikutan Pasca Imunisasi (KIPI) sekaligus spesialis anak dan konsultan penyakit infeksi dan tropis anak Prof. Dr. dr. Hinky Hindra Irawan Satari, SpA(K), dikutip dari Antara pada 6 Februari 2023.
Tak hanya di rumah, jika dirawat di rumah sakit pasien campak sebaiknya juga dirawat di ruang tersendiri. Selain itu, petugas kesehatan pun juga harus menggunakan pakaian pelindung. "Kalau pun dirawat di rumah sakit, harus dirawat di ruang khusus, di ruang isolasi, supaya tidak menularkan pada anak lain, juga terhadap petugas kesehatan. Petugasnya juga harus sudah vaksin dan menggunakan alat pelindung diri," jelas Hinky.
HATTA MUARABAGJA berkontribusi pada tulisan ini.