Dedi Mulyadi Marah Besar di Subang Lihat Warga Bawa Spanduk Persikas

1 day ago 24

CNN Indonesia

Kamis, 29 Mei 2025 13:00 WIB

Gubernur Jabar Dedi Mulyadi mengamuk saat ada warga membentangkan spanduk penolakan Persikas Subang dijual di acara 'Nganjang Ka Rakyat'. Ilustrasi. Gubernur Dedi Mulyadi mengamuk saat ada warga bentangkan spanduk Persikas di Subang. (Bima Bagaskara/detikJabar)

Jakarta, CNN Indonesia --

Gubernur Jabar Dedi Mulyadi mengamuk saat hadir di acara 'Nganjang Ka Rakyat' yang berlangsung di Desa Sukamandijaya Kecamatan Ciasem, Kabupaten Subang, Rabu (28/5). Dedi mengamuk saat ada yang membentangkan spanduk penolakan Persikas Subang dijual.

Persikas merupakan tim sepak bola asal Subang yang berkompetisi di Liga 2.

"Siapa kamu? Turunkan spanduknya, jangan sok jago di situ kamu. Enggak mikir kamu Ini bukan forum Persikas, ini forum saya dengan rakyat, mikir kamu punya otak kamu. Ngaku anak muda, ngaku berpendidikan, enggak punya otak," teriak Dedi dilihat di akun Instagram pribadinya, Kamis (29/5).

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Dedi pun memberikan pernyataan penyebab ia mengamuk dalam acara tersebut. Menurut Dedi, acara tersebut diganggu oleh sekelompok orang yang menurut dia tidak memiliki adab.

"Saya malam itu marah, karena ada sekelompok orang yang tidak memiliki adab dalam hidupnya," kata Dedi. 

Dedi yang saat itu tengah berdiskusi dengan ibu empat anak yang ditinggal oleh suaminya karena menikah lagi, diwarnai dengan teriakan yel-yel penonton yang membentangkan spanduk soal Persikas.

"Di saat air mata jatuh karena rasa empati pada derita seorang ibu yang memiliki empat anak dan membiayai mereka hanya dengan memungut botol-botol bekas tetapi anaknya bisa tumbuh dengan baik, suaminya menikah lagi dengan orang lain, ini berteriak yel-yel untuk menyelamatkan Persikas karena klubnya berpindah tempat dibeli oleh pihak lain," kata dia

"Tentunya sikap ini adalah sikap yang tidak beradab yang menempatkan sebuah masalah tidak pada tempatnya. Dan yang paling penting adalah bahwa hilangnya rasa, hilangnya hati dan hilangnya cinta pada orang yang terlalu mengedepankan ego untuk membela klubnya tetapi mengabaikan fakta derita yang dihadapi oleh warga di hadapan matanya," sambung Dedi.

Dedi tidak menampik, jika apa yang terjadi akan dipelintir oleh segelintir orang. Namun Dedi tidak keberatan akan hal tersebut.

"Dan tentunya kemarahan saya akan di framing menjadi pemimpin yang emosional dan dibawa kemana-mana. Bagi saya itu tidak penting dipersilahkan saja, tapi mendidik rakyat bagi saya jauh lebih penting dari sekedar memikirkan popularitas dan elektabilitas," pungkasnya.

[Gambas:Instagram]

(csr/dal)

[Gambas:Video CNN]

Read Entire Article
Pemilu | Tempo | |