Demul Kirim Al Fatihah untuk 13 Korban Meninggal Saat Ledakan di Garut

6 hours ago 7

Jakarta, CNN Indonesia --

Gubernur Jawa Barat Dedi Mulyadi menyampaikan duka yang mendalam atas meninggalnya 13 orang dalam insiden ledakan amunisi TNI di Kabupaten Garut, Jawa Barat, Senin (12/5).

"Semoga almarhum diterima seluruh keimanannya, mendapat ampunan seluruh dosa yang telah dilakukannya, mendapat tempat yang mulia di sisi Allah SWT, dan semoga keislamannya diterima oleh Allah SWT," tutur Dedi dalam unggahan video di Instagram@dedimulyadi71.

"Untuk keluarganya semoga diberikan ketabahan atas musibah yang terjadi dan semoga kita semua diberikan kelapangan hati untuk bersama-sama menyampaikan doa pada saudara-saudara kita yang meninggal pada peristiwa tersebut dengan membaca surat Al-Fatihah," sambungnya.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Ledakan terjadi di Desa Sagara, Kecamatan Cibalong, Kabupaten Garut, Jawa Barat pagi ini sekitar pukul 9.00 WIB-9.30 WIB. Ini terjadi dalam kegiatan pemusnahan amunisi tidak layak pakai atau kedaluwarsa yang digelar TNI.

Nahas, 4 anggota TNI AD, termasuk Kepala Gudang Puspalad Kolonel Cpl Antonius Hermawan ikut gugur dalam peristiwa tersebut. Sedangkan 3 prajurit lain yang gugur adalah Mayor Anda Rohanda, Kopda Eri Dwi Priambodo, dan Pratu Aprio Setiawan.

Sedangkan 9 korban tewas lainnya berasal dari warga sipil. Total 13 korban meninggal dunia itu dibawa seluruhnya ke RSUD Pameungpeuk.

Kapuspen TNI Mayjen Kristomei Sianturi menegaskan lokasi pemusnahan sebenarnya sudah sesuai SOP. Tempat yang dipilih adalah lahan milik Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Kabupaten Garut, di mana diklaim lokasi yang biasanya dipakai untuk pemusnahan amunisi.

"Informasi yang kami dapat, kebiasaan yang ada, adalah apabila setelah peledakan itu masyarakat mendekat. Kenapa mereka mendekat? Dalam rangka untuk mengambil sisa-sisa serpihan logam, tembaga, besi dari munisi-munisi yang sudah diledakan tadi. Karena itu punya nilai jual," beber Kristomei dalam wawancara dengan CNN TV, Senin (12/5).

"Mungkin buru-buru sudah mendekat, ternyata masih ada munisi yang barangkali belum meledak. Sehingga mengakibatkan adanya jatuh korban, tapi itu semua akan kita dalami setelah tim investigasi betul-betul mendalami tentang peristiwa ini," sambungnya.

Amunisi yang dimusnahkan bermacam-macam, mulai dari munisi kaliber kecil (MKK) sampai munisi kaliber besar (MKB). Kristomei merinci ini meliputi pistol, SS1, kaliber 5.56, kaliber 7.62, granat, granat tangan, mortir, dan sejumlah amunisi lain.

Sementara itu, Perwakilan RSUD Pameungpeuk dr. Aziz Akhmad Muslim mengatakan pihaknya menerima 13 korban tewas di Instalasi Gawat Darurat (IGD) sekitar pukul 10.00 WIB. Ia menegaskan tak ada korban luka, baik ringan maupun berat yang dirawat di tempatnya.

"Saat ini kondisi korban mengalami luka bakar 80 persen. Beberapa korban memang sudah teridentifikasi. Namun, ada beberapa serpihan-serpihan (tubuh korban) yang belum teridentifikasi itu milik siapa. Jadi, memang memerlukan identifikasi lebih lanjut," jelasnya dalam wawancara terpisah dengan CNN TV.

(skt/mik)

[Gambas:Video CNN]

Read Entire Article
Pemilu | Tempo | |