Diduga Akibat Menu MBG, Ratusan Pelajar di Wates Alami Gejala Keracunan Serentak

1 month ago 16
keracunanIlustrasi keracunan /tribunnews

KULONPROGO, JOGLOSEMARNEWS.COM Ratusan pelajar dari sejumlah sekolah di wilayah Wates, Kabupaten Kulonprogo, mengalami gejala mual, muntah, dan diare pada Kamis (31/7/2025) pagi. Dugaan sementara mengarah pada konsumsi makanan dari program Makan Bergizi Gratis (MBG) yang dibagikan sehari sebelumnya.

Kepala Dinas Pendidikan, Pemuda, dan Olahraga Kulon Progo, Nur Wahyudi, menyatakan pihaknya menerima laporan pertama terkait insiden ini sekitar pukul 07.30 WIB. Laporan berasal dari beberapa sekolah, termasuk SMP Negeri 2 Wates, SMP Muhammadiyah 2 Bendungan, SD Negeri Triharjo, dan SD Negeri Sogan.

“Menurut informasi yang kami terima, para pelajar yang bergejala tidak ada yang rawat inap, semua sudah boleh pulang,” ujar Nur kepada wartawan.

Merespons laporan tersebut, Disdikpora segera berkoordinasi dengan Dinas Kesehatan (Dinkes) Kulon Progo untuk melakukan penanganan dan investigasi lapangan. Berdasarkan catatan awal, hampir seluruh siswa SMPN 2 Wates yang berjumlah sekitar 380 orang menunjukkan gejala serupa. Sementara di SMP Muhammadiyah 2 tercatat 30 siswa, enam siswa dari SDN Triharjo, dan dua siswa dari SDN Sogan juga mengeluhkan kondisi serupa.

Kepala Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Dinkes Kulonprogo, Arif Mustofa, menjelaskan bahwa keluhan dari para siswa bermunculan nyaris bersamaan, yang memperkuat indikasi bahwa penyebabnya berasal dari makanan yang dikonsumsi bersama.

“Gejalanya berupa merasa mual, diare, dan muntah-muntah, yang baru dirasakan hari ini,” tutur Arif saat ditemui di SMP Muhammadiyah 2 Bendungan.

Dinas Kesehatan telah mengambil sampel makanan yang dikonsumsi pada Rabu (30/7/2025), serta sejumlah sampel muntahan dan tinja untuk diperiksa laboratorium di Balai Laboratorium Kesehatan dan Kalibrasi (BLKK) Yogyakarta. Hasil uji laboratorium diperkirakan baru keluar dalam dua pekan ke depan.

Pihak sekolah memutuskan memulangkan seluruh siswa ke rumah masing-masing sebagai bentuk antisipasi dan untuk memberi waktu istirahat yang cukup. Petugas kesehatan dari Puskesmas Wates turut dikerahkan untuk memantau dan memberikan penanganan awal di sekolah.

Penyedia MBG Angkat Bicara

Di sisi lain, penyedia menu MBG untuk dua sekolah yang terdampak, yakni Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG) Dapur Sehati Wates, menyatakan bahwa pihaknya masih menunggu hasil pemeriksaan laboratorium untuk memastikan penyebab pasti kejadian.

“Sementara sampai saat ini masih proses pengambilan sampel. Jadi untuk hasilnya seperti apa, kita dari mitra itu belum tahu,” ujar Riski Fadilah, perwakilan SPPG Dapur Sehati Wates.

Saat ditanya menu yang disajikan sehari sebelum kejadian, Riski menyebut menu terdiri dari bahan ayam, wortel, dan kwetiau. Ia menegaskan seluruh proses pengolahan sudah mengikuti Standar Operasional Prosedur (SOP) yang ketat.

“Mengenai SOP kita tetap menjalankan itu, karena dapur SPPG Wates ini salah satu dapur yang menjadi atensi karena di pinggir jalan, dekat bandara. Jadi untuk SOP kita tekankan kepada semua karyawan itu tidak toleransi terkait APD, jam loading bahan baku, kelayakan bahan baku, hingga manajemen waktu pengolahan,” paparnya.

Hingga kini, dapur SPPG Dapur Sehati Wates masih tetap beroperasi seperti biasa dengan pengawasan tambahan dari aparat kepolisian. Distribusi MBG pun masih berjalan normal ke lebih dari 13 sekolah yang menjadi wilayah cakupan mereka.

“Kita tetap distribusi seperti biasa, dengan pendampingan dan pengawasan dari Bhabinkamtibmas,” tambah Riski.

Keluhan dari Siswa

Sementara itu, para siswa yang menjadi korban mengungkapkan keluhan mereka. Salah satunya adalah Diaz (14), siswa kelas VII SMP Muhammadiyah 2 Wates. Ia mengaku baru merasakan gejala setelah pulang sekolah.

“Kemarin makan MBG, yang dimakan ada ayam, tahu, sama semangka. Setelah makan belum kerasa. Kerasanya pulang sekolah, mual, sakit perut, diare dan dirasakan sampai pagi ini,” kata Diaz.

Hal serupa dialami Ghanim (13), yang mulai mengalami mual hingga diare sekitar tengah malam. “Mulai kerasa mual jam 12 malam sampai diare empat kali. Sekarang juga masih sakit perut dan lemas,” ujarnya.

Mereka menyebut tidak ada yang mencurigakan dari rasa atau aroma makanan yang dikonsumsi. “Enggak ada mas, kaya normal biasa aja. Gak ada bau juga,” ujar Ghanim.

Arif Mustofa menambahkan bahwa laporan serupa juga diterima dari SMP Negeri 3 Wates yang berlokasi di Sogan. Di sekolah ini, proses investigasi lebih terbatas karena fasilitas air bersih sempat terganggu dan toilet mengalami antrean panjang akibat banyak siswa diare.

“Karena kondisi air mati dan toilet antri karena banyak yang diare, sehingga dipulangkan. Kita di SMP 3 Wates tidak terlalu dapat banyak info yang cukup,” jelas Arif.

Dinkes Kulon Progo kini terus menyisir sekolah-sekolah lain yang menerima distribusi MBG pada hari yang sama, guna memastikan tidak ada korban tambahan yang terlewat.

Jika Aryanto menginginkan versi ringkas atau tambahan kutipan dari tokoh-tokoh terkait, bisa saya bantu siapkan juga. (*) Berbagai sumber

Harap bersabar jika Anda menemukan iklan di laman ini. Iklan adalah sumber pendapatan utama kami untuk tetap dapat menyajikan berita berkualitas secara gratis.

Read Entire Article
Pemilu | Tempo | |