TEMPO.CO, Jakarta - Pelatih PSIM Yogyakarta Erwan Hendarwanto menyatakan bahwa menjadi juara kompetisi Liga 2 adalah bonus. Menurut dia, yang utama adalah lolos ke Liga 1.
Erwan tak mau jumawa dengan keberhasilan yang diraih tim asuhannya. Dia menegaskan bahwa pencapaian ini adalah hasil kerja dari seluruh tim. "Ini suratan takdir, kebetulan saja saya ada di sini. Jadi bukan saya yang hebat tapi ini rezeki dari Allah yang harus kita syukuri," katanya seperti dikutip dari Antara, Rabu, 26 Februari 2025.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Tim berjuluk Laskar Mataram dan The Guardians berduel memperebutkan gelar juara di Stadion Manahan, Solo, Jawa Tengah, Rabu, 26 Februari 2025. Pertandingan yang dimulai pukul 15.00 WIB itu dihentikan sementara ketika babak kedua baru berjalan sekitar semenit karena hujan deras membuat beberapa bagian lapangan tergenang.
Kala itu, kedudukan 1-0 untuk keunggulan PSIM berkat gol Rafael de Sa Rodrigues alias Rafinha. Dia mencetak gol melalui tendangan bebas yang dilakukannya pada menit kesembilan.
Pertarungan kedua tim yang sama-sama sudah memastikan lolos ke Liga 1 musim 2025-2026 itu dilanjutkan setelah penundaan 2x30 menit. Pada pukul 17.30 WIB, laga berlanjut.
Di babak kedua, Bhayangkara FC menyamakan kedudukan pada menit ke-72 melalui sundulan Felipe Ryan Alves Silva yang memanfaatkan umpan dari Ruben Sanadi. Skor 1-1 bertahan hingga 90 menit pertandingan.
Laga berlanjut ke babak tambahan waktu 2x15 menit. PSIM bisa mencetak gol keduanya melalui Daniel Rocken Saputra Tampubolon pada menit ke-96. Gol ini menjadi penentu kemenangan Laskar Mataram.
Gelar juara Liga 2 menyempurnakan perjuangan PSIM Yogyakarta musim ini. Mereka akhirnya kembali berlaga di kompetisi sepak bola kasta tertinggi di Indonesia setelah 18 tahun. Ini sekaligus mengulang kesuksesan mereka menjadi juara kompetisi level kedua sepak bola Tanah Air pada 20 tahun lalu.
Erwan berharap, ke depan PSIM Yogyakarta bisa terus eksis di kompetisi Liga 1 Indonesia. Ia juga mengapresiasi sambutan yang diberikan oleh tuan rumah serta pendukung Persis Solo Pasoepati.
"Kalau bahasa suporter kan "Mataram is Love", dengan dukungan dari berbagai pihak, dari tuan rumah Persis Solo, Pasoepati juga support kami, alhamdulillah kami bisa memberikan yang terbaik pada pertandingan sore ini," katanya.
PSIM menjamu Bhayangkara FC di Stadion Manahan bukan di kandang sendiri di Stadion Mandala Krida, Yogyakarta karena ada kegiatan lain yang diselenggarakan di stadion tersebut. Karena itu, manajemen klub mengajukan pemindahan venue pertandingan. Meski bermain di Solo, pendukung PSIM membludak. Mereka memenuhi stadion berkapasitas 20 ribu penonton.
Apa Komentar Pelatih Bhayangkara FC?
Pelatih Bhayangkara FC Muhammad Hanim Sugiarto mengatakan dua tim telah memberikan yang terbaik pada pertandingan kali ini.
"Pertandingan sore ini luar biasa, layak dinikmati oleh masyarakat. Dua tim main agresif dan melakukan hal yang luar biasa. Ini adalah sebuah hiburan bagi masyarakat Indonesia melalui sepak bola," katanya.
Meski kalah, ia bersyukur karena kesebelasan tersebut tetap dapat lolos di kompetisi Liga 1.
"Kami sampaikan rasa syukur atas apa yang kami lakukan sehingga bisa mencapai target promosi Liga 1. Kami masih punya banyak waktu untuk menuju ke Liga 1, evaluasi akan kami lakukan karena pertandingan akan berbeda di Liga 1 mendatang," katanya.
Berbeda dengan PSIM Yogyakarta yang membutuhkan 18 tahun untuk bisa kembali berkompetisi di Liga 1, Bhayangkara yang terdegradasi pada musim 2023-2024 hanya membutuhkan semusim untuk kembali ke Liga 1.
Selain kedua tim ini, Persijap Jepara menjadi tim ketiga yang promosi ke Liga 1 setelah mengalahkan PSBS Pekanbaru dengan kemenangan 1-0 dalam laga playoff Liga 2 di Stadion Gelora Bumi Kartini, Jepara, Jawa Tengah pada Selasa malam, 25 Februari 2025. Gol yang dicetak bek Leo Lelis di babak kedua jadi penentu kemenangan skuad asuhan Widodo Cahyono Putro. Hasil itu membuat Laskar Kalinyamat kembali ke kompetisi sepak bola tertinggi Tanah Air setelah 11 tahun penantian.
ANTARA