TEMPO.CO, Jakarta - Ekowisata semakin diminati sebagai bentuk wisata yang ramah lingkungan dan berkelanjutan. Salah satu tren populer dalam ekowisata adalah wisata pengamatan paus, yang memberikan pengalaman langsung menyaksikan makhluk laut agung ini di habitat aslinya.
Seperti dilansir dari laman USA Today, wisata mengamati paus pertama kali diadakan di California pada tahun 1950-an dan kini telah berkembang menjadi industri yang bernilai lebih dari $2 miliar per tahun.
Sebagai pemandu wisata mengamati paus berpengalaman, Julie Taylor dari Bar Harbor Whale Watch Company mengungkapkan bahwa pengamatan paus yang bertanggung jawab dapat memberikan dampak positif bagi konservasi dan masyarakat lokal.
“Mengamati paus yang baik tidak hanya mengedukasi pengunjung, tetapi juga mendukung upaya pelestarian dan memberikan kontribusi pada stabilitas ekonomi komunitas pesisir,” ujarnya. Dengan mengedepankan konservasi dan edukasi, tur-tur ini berfungsi sebagai alat untuk meningkatkan kesadaran akan pentingnya perlindungan paus dan habitatnya.
Menurut Taylor, wisata dengan menonton Paus juga bisa mendatangkan manfaat ekonomi bagi daerah pesisir. “Tur ini membawa pekerjaan dan pendapatan pariwisata yang signifikan bagi kota-kota yang mengandalkan ekowisata,” ujarnya.. Namun, di sisi lain, penting untuk memastikan bahwa ini dilakukan dengan cara yang tidak mengganggu atau membahayakan populasi paus yang sudah terancam punah, seperti paus bungkuk dan paus orca.
Pengamatan paus yang bertanggung jawab tidak hanya bergantung pada perilaku jasa tur, tetapi juga pengunjung. Para peserta tur diharapkan untuk mengikuti aturan yang telah ditetapkan oleh kru kapal. Hal ini termasuk menjaga jarak yang aman dari paus, menghindari gangguan yang berlebihan, serta tidak membuang sampah ke laut. Selain itu, penting juga untuk menggunakan aplikasi seperti Whale Alert untuk melaporkan penampakan paus dan membantu ilmuwan dalam mempelajari perilaku mereka.
Berbagai perusahaan wisata mengamati Paus telah berkomitmen untuk menjalankan tur yang berkelanjutan dan ramah lingkungan. Sanctuary Cruises di Teluk Monterey, California, misalnya, menggunakan 99 persen biodiesel yang dibakar bersih di kapal mereka. “Kami tidak mendekati paus, tapi membiarkan mereka mendekat kepada kami,” ujar salah satu perwakilan dari perusahaan tersebut. Hal ini memastikan bahwa paus tetap merasa aman dan tidak terganggunya kehadiran manusia.
Sementara itu, Bar Harbor Whale Watch Company di Maine juga mengutamakan konservasi. Perusahaan ini bekerja sama dengan program penelitian nirlaba Allied Whale untuk mengumpulkan data penting tentang Paus. Menurut Taylor, perusahaan ini berkomitmen untuk menjaga populasi sementara tetap berkembang. “Kami memulai petualangan di Teluk Maine dan mengamati beberapa spesies, seperti paus bungkuk dan paus sirip, serta melakukan penelitian untuk mendukung konservasi mereka,” kata Taylor.
Di Victoria, British Columbia, Springtide Whale Watching dan Eco Tours mengambil pendekatan serupa. Setiap wilayah yang mereka selenggarakan menyumbangkan biaya konservasi untuk proyek kelautan, seperti restorasi populasi salmon Chinook yang menjadi makanan utama Paus. Kapal mereka juga menggunakan bahan bakar nabati dan ramah lingkungan. “Kami fokus pada aksi perlindungan paus dan mendukung proyek kelautan lokal yang berkelanjutan,” kata Kapten Springtide Whale Watching.
Pusat Penelitian dan Pengamatan Paus Cape May di New Jersey juga memanfaatkan data yang dikumpulkan dari mereka untuk penelitian konservasi. Menurut Direktur Pusat Penelitian, penggunaan pengenalan foto untuk mengamati paus bungkuk sangat penting. “Kami mengundang para tamu untuk berpartisipasi dalam pengumpulan data dan membersihkan laut dari sampah, yang merupakan bagian dari upaya kami untuk melindungi paus dan habitatnya,” kata perwakilan pusat tersebut.
PacWhale Eco-Adventures di Maui, Hawaii, mengutamakan pendidikan dan penelitian non-invasif. Setiap tur dipandu oleh naturalis laut yang bersertifikat dan berpengetahuan luas tentang ekosistem Hawaii. “Kami menggunakan biodiesel Pasifik di kapal kami dan berencana untuk beralih ke bahan bakar bersih sepenuhnya,” ujar Manajer Ekowisata di PacWhale Eco-Adventures, Morgan Wittmer.
PUTRI ANI | USA TODAY