Etika Meminta Penumpang yang Sakit di Pesawat Pakai Masker

6 hours ago 10

TEMPO.CO, Jakarta - Setelah pandemi Covid-19 pemakaian masker sudah berkurang. Hanya beberapa orang yang dengan kesadaran sendiri memakai masker di tempat umum, termasuk di pesawat. Baru-baru seorang penumpang mendapat masalah setelah meminta penumpang di sebelahnya memakai masker. Ternyata ada etika atau tata krama saat penumpang di sebelah sakit.

Pengguna Reddit Lex Mariner membagikan cerita di subreddit United Airlines, tentang pengalamannya dengan penumpang yang tampak sakit di sebelahnya. Dia menjelaskan penumpang wanita itu batuk, bersin hingga lendirnya menetes. Melihat hal tersebut, dia bertanya dengan sopan agar penumpang itu mempertimbangkan untuk memakai masker. Di luar dugaannya, wanita itu marah, membentaknya dengan keras dan menekan tombol panggilan.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

"Saya ditegur oleh [pramugari] karena mengajukan permintaan seperti itu," tulisnya awal Maret lalu. Mariner mengatakan pramugari memberi tahunya bahwa dia tidak dapat meminta penumpang lain untuk memakai masker. Dia pun dipindahkan dari kursi ekonomi plus di lorong ke kursi tengah dekat toilet. Menurutnya ada pelajaran baru setiap kali naik pesawat. 

Unggahan Mariner mendapat ribuan upvote dan hampir dua ribu komentar. Sebagian besar mendukung permintaan penumpang untuk mengenakan masker. Selain itu mereka juga menyarankan untuk membawa masker sendiri saat bepergian. Para ahli mengungkapkan bagaimana sebenarnya cara meminta penumpang yang sakit memakai masker.

Saran ahli 

Pakar etiket Nick Leighton mengatakan meski sudah meminta penumpang memakai masker dengan sopan, cara yang lebih efisien adalah meminta bantuan awak kabin secara diam-diam terlebih dulu. "Anda tidak pernah tahu reaksi seperti apa yang mungkin Anda dapatkan dari sesama penumpang, jadi melibatkan kru dapat membantu meminimalkan konfrontasi semacam ini," katanya kepada Travel+Leisure.

Hal senada juga diungkapkan para ahli medis. Dokter umum di Hola Health Ray,ond Gadd mengatakan adalah wajar untuk meminta seseorang yang tampak sakit untuk memakai masker. Namun saat itu hal tersebut dapat memicu pertengkaran.

Dia mengingatkan penumpang menghirup udara yang disirkulasikan ulang selama penerbangan. Meskipun sebagian besar maskapai penerbangan memiliki filter udara partikulat efisiensi tinggi (HEPA),  filter tersebut tidak banyak membantu jika duduk di sebelah seseorang yang terus-menerus bersin dan batuk.

Gadd menyarankan untuk meminta bantuan pramugari jika penumpang di sebelah kursi tampak sakit. "Mereka dilatih untuk menangani situasi seperti itu dan dapat eminta orang tersebut untuk mengenakan maske. Hanya saja, jangan berharap mereka akan mengeluarkan seseorang dari pesawat jika mereka pilek," ujarnya. 

Cara yang efektif mencegah penularan virus dari batuk dan pilek adalah dengan menggunakan masker. Namun ditambah dengan perlindungan lainnya seperti mencuci tangan dengan cairan pembersih tangan. Untuk menunjukkan kesopanan saat batuk dapat menutup mulut.

Wisatawan yang menggunakan transportasi umum tidak lagi diwajibkan memakai masker setelah pandemi Covid-19 berakhir. Beberapa maskapai penerbangan besar pun mencabut persyratan tersebut, sehingga keputusan untuk memakai masker atau tidak tergantung pada penumpang itu sendiri.

Dalam keterangan di website United Airlines menyatakan penumpang boleh memakai masker, tapi tidak diwajibkan dalam penerbangan domestik. Sedangkan penerbangan internasional tergantung pada persyaratan masker di negara tujuan. Namun dalam kontrak pengangkutan, maskapai berhak menolak pengangkutan sementara atau secara permanen penumpang yang menolak memakai masker karena dapat menimbulkan risiko bagi kesehatan atau keselamatan orang lain.

Pilihan editor: 10 Maskapai Penerbangan yang Menawarkan Persinggahan Gratis di Kota-kota Besar Dunia

Read Entire Article
Pemilu | Tempo | |