TEMPO.CO, Jakarta - Jenazah pendaki Gunung Binaiya di kawasan Taman Nasional Manusela, Firdaus Ahmad Fauzi, akan dievakuasi ke Negeri Piliana, Kecamatan Tehoru, Kabupaten Maluku Tengah, Maluku, pada Ahad pagi, 18 Mei 2025.
Staf Umum Balai Taman Nasional Manusela, Ibrahim Ely, mengatakan saat ini jenazah Firdaus tengah dievakuasi dari tempat ia ditemukan di dekat air terjun, Lembah Sungai Yahe, menuju pos terdekat di jalur pendakian. Curug itu berada jauh dari Pos 3 High Camp dan Pos 4 Isilali. "Sekarang dievakuasi menuju jalur pendakian. Nanti di jalur pendakian rehat dulu, besar kemungkinan besok dibawa turun dari atas," kata Ibrahim, saat dihubungi Tempo pada Sabtu, 17 Mei 2025.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Sebelumnya, Firdaus, 27 tahun, pendaki asal Bogor, Jawa Barat, hilang sejak Sabtu, 26 April 2025. Ia disebut tersesat saat memasuki kawasan Nasapeha, salah satu pos istirahat di jalur pendakian, ketika perjalanan turun dari puncak Binaiya dengan ketinggian 3.027 meter di atas permukaan laut (mdpl).
Kala itu, Firdaus mendaki bersama 5 pendaki, 4 porter, dan 1 guide. Tim ini berjumlah 11 orang. Dia hilang tanpa membawa perbekalan. Tas yang dibawanya hanya berisi tiga botol air minum dan tiga buah senter kepala.
Pilihan Editor: Kronologi Pendaki Asal Jawa Barat Hilang di Gunung Binaiya
Pencarian Sempat Ditutup
Tim pertama yang beroperasi mencari Firdaus, terdiri dari Badan Nasional Pencarian dan Pertolongan (Basarnas) Kota Ambon, Balai Taman Nasional Manusela, anggota komunitas pencinta alam, dan warga Piliana. Namun mereka gagal menemukan Firdaus. Balai saat itu memutuskan menutup operasi pencarian Firdaus.
Masyarakat dan anggota komunitas pencinta alam di Maluku berinisiatif melakukan operasi pencarian ulang. Mereka membentuk tim pencarian dan penyelamatan yang tergabung dalam Tim SAR Relawan Pencinta Alam Maluku.
Tim ini beroperasi menyisir kembali sejumlah lokasi di Taman Nasional Manusela, yang sebelumnya dilakukan tim pertama, termasuk menjangkau kawasan air terjun. Pada kawasan air terjun, tim sukarelawan pencinta alam Maluku itu menemukan jenazah Firdaus pada Sabtu, 17 Mei.
Beredar informasi bahwa jenazah ini ditemukan tidak jauh dari titik terakhir jejak Firdaus terdeteksi saat operasi SAR pertama di Lembah Sungai Yahe, koordinat 3° 12' 33.6'' Selatan, 129° 30' 58.3'' Timur. Inisiatif anggota organisasi pencinta alam itu berhasil menemukan Firdaus yang hilang selama 21 hari.
Lokasi Jenazah Medan Terjal
Berdasarkan informasi yang dirilis bagian komunikasi Tim SAR Relawan Pencinta Alam Maluku, lokasi menuju tempat ditemukan Firdaus sangat terjal. Saat itu pencarian sempat berhenti karena peralatan yang dibawa terbatas. Adapun operasi SAR kali ini, anggota sukarelawan dilengkapi peralatan vertical rescue.
Peralatan itu, seperti dikutip dalam keterangan tertulis, memungkinkan tim penyelamatan menuruni medan terjal yang sebelumnya tidak dijangkau tim pertama. Tim kedua juga dilengkapi perlengkapan evakuasi berupa peralatan tandu hingga kantong jenazah.
"Saat ini, tim relawan sedang melakukan evakuasi," dikutip dari rilis yang diedarkan tim komunikasi Tim SAR Relawan Pencinta Alam Maluku. "Jenazah akan dibawa secara bergantian oleh tim secara estafet menuju Desa Peliana lewat jalur pendakian biasa," dikutip dari keterangan tertulis tersebut.
Tempo menghubungi Nazir Rumra perihal informasi yang diedarkan dengan mengutip namanya. Hingga berita ini ditulis, Nazir tidak merespons panggilan WhatsApp dan pesan yang dikirim Tempo ke nomor ponselnya.
Ibrahim, pegawai Balai Taman Nasional Manusela, membagikan informasi dari tim evakuasi di lapangan yang terhubung melalui handy talky (HT). Dalam percakapan di protofon, tim akan bermalam dengan jenazah Firdaus di dasar lembah. "Besok pagi baru menyusuri jalur lintasan yang sudah dibuat sebelumnya," kata seorang pria melalui protofon.
Melalui protofon, pria itu meminta agar ada tim lain disiapkan berjaga di puncak Manukupa untuk proses evakuasi selanjutnya, menurunkan jenazah Firdaus ke Piliana. "Biar mereka standby dulu, supaya katong (kami) bergerak dini hari, subuh," kata pria dalam sambungan protofon itu.