CNN Indonesia
Selasa, 18 Mar 2025 10:40 WIB

Jakarta, CNN Indonesia --
Politikus PDIP Guntur Romli membantah ada faksi-faksi di internal partai yang berbeda sikap soal konflik dengan Presiden ke-7 RI Joko Widodo.
"Menurut saya enggak," kata Gunrom, sapaannya, di Political Show CNN Indonesia TV, Senin (17/3) malam.
Ia mengklaim PDIP tetap satu suara dalam pengambilan keputusan. Salah satunya saat pemecatan Jokowi sebagai kader.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Menurut Gunrom, kader PDIP satu suara dan tak ada yang menyuarakan hal berbeda di kasus Jokowi.
"Sekarang ketika Mas Hasto ditahan KPK, kemudian ibu ketum tidak menunjuk plt atau tidak mengganti sekjen, ada enggak perbedaan di PDIP? tidak ada," ucap dia.
Gunrom menekankan dua kasus ini membuktikan bahwa PDIP solid dan tak ada faksi-faksi di dalamnya.
Menurutnya, perbedaan di internal hanya ada pada gaya komunikasi. Setiap orang di partai, kata dia, punya gaya komunikasi berbeda. Dia mencontohkan gaya komunikasi Puan Maharani, Deddy Sitorus, hingga Adian Napitupulu yang berbeda-beda.
Hubungan antara Jokowi dengan PDIP kembali menjadi sorotan belakangan. Terkhusus usai Sekjen Hasto Kristiyanto ditetapkan tersangka oleh KPK.
Politikus PDIP Deddy Sitorus beberapa waktu lalu menyebut sempat ada utusan yang menemui partai sehari sebelum PDIP mengeluarkan putusan pemecatan Jokowi sebagai kader.
Deddy menuturkan utusan tersebut meminta agar PDIP tidak memecat Jokowi, sementara Sekjen PDIP Hasto Kristiyanto harus mundur.
Terpisah, Ketua DPP PDIP Puan Maharani mengingatkan ke seluruh kadernya agar menghentikan perseteruan dengan Jokowi.
Puan meminta semua kader menghentikan perdebatan yang hanya menyebabkan pecah belah.
"Jadi sudahi hal-hal yang kemudian hanya membuat kita ini terpecah belah. Sudahi hal-hal yang membuat kita ini kemudian hanya berkutat dengan hal-hal yang membuat kita itu saling berprasangka," kata Puan di kompleks parlemen, Senin (17/2).
(mnf/wis)