Jakarta, CNN Indonesia --
Ratusan warga dievakuasi buntut erupsi dan kenaikan status Gunung Lewotobi Laki-Laki di Kabupaten Flores Timur, Nusa Tenggara Timur (NTT).
Diketahui pada Kamis (20/3) kemarin, status Gunung Lewotobi Laki-Laki dinaikan ke Level IV (Awas) seiring peningkatan aktivitas vulkanik.
Kepala Pusat Data, Informasi dan Komunikasi Kebencanaan BNPB, Abdul Muhari mengatakan pada Kamis kemarin telah dievakuasi warga di sejumlah desa terdampak. Antara lain Desa Dulipali, Padang Pasir, Nobo, Klatanlo, Hokeng Jaya, Boru, dan Nawakote.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Sebelumnya, pada Rabu (19/3), petugas telah mengevakuasi warga Desa Pululera ke titik pengungsian di Balai Desa Wulanggitang. Hingga saat ini, jumlah pengungsi sementara tercatat sebanyak 389 jiwa," kata Muhari dalam keterangannya, Jumat (21/3).
Berdasarkan data yang diterima BNPB, sejak 13 hingga 20 Maret 2025 tercatat terjadi peningkatan jumlah gempa vulkanik serta kolom erupsi yang mencapai ketinggian 2.500 meter dari puncak.
Lalu, pada 20 Maret pukul 22.56 WITA, letusan besar terjadi, disertai suara dentuman yang terdengar hingga Larantuka dan Maumere.
Sebagai langkah antisipasi, Pemerintah Kabupaten Flores Timur telah mengeluarkan Surat Keputusan Nomor 12/KPTS/III/2025 tentang Penetapan Status Tanggap Darurat Bencana Erupsi Gunung Lewotobi Laki-laki, yang berlaku selama 14 hari sejak 20 Maret 2025 hingga 2 April 2025.
Lebih lanjut, BNPB turut mengimbau warga yang berada dalam radius 7 km dari puncak, serta 8 km di sektor barat daya dan timur laut untuk segera mengungsi ke tempat yang lebih aman.
"BNPB juga mengingatkan masyarakat untuk mewaspadai potensi banjir lahar hujan akibat material vulkanik yang terbawa oleh air saat hujan turun," pungkas Muhari.
Dua warga luka bakar
Sementara itu, Kepala Dinas Kominfo Flores Timur, Herry Lamawuran mengungkapkan dua warga mengalami luka bakar akibat terkena pasir dan kerikil panas yang dimuntahkan Gunung Lewotobi Laki-laki
"Untuk korban ada luka bakar dua orang karena kena abu panas," kata Herry kepada CNNIndonesia.com.
Herry mengatakan dua warga tersebut sedang tidur di kebun saat terjadi letusan besar. Keduanya pun harus menjalani perawatan di Puskesmas dan RSUD Larantuka Hedrikus Fernandes dan Puskesmas Lewolaga.
"Satu sudah dirujuk ke RSUD Larantuka Hendrikus Fernandes, satunya masih dirawat di Puskemas Lewolaga," kata Herry.
(ely/dis)