Hamas Akhirnya Umumkan Kematian Komandan Militer Mohammed Deif

2 hours ago 6

TEMPO.CO, Jakarta - Sayap militer Hamas, Brigade Izzuddin al-Qassam, mengumumkan pada hari Kamis tentang kematian kepala stafnya yang sudah lama, Mohammed Deif. Dijuluki ‘hantu’, komandan Brigade Al Qassam ini adalah sosok yang telah menghindari penangkapan Israel selama beberapa dekade sehingga mendapat julukan "Tamu" atau "Deif" dalam bahasa Arab, Middle East Eye melaporkan.

Israel menyatakan bahwa mereka telah membunuh Deif yang berusia 59 tahun dalam sebuah serangan udara di al-Mawasi, Gaza selatan, pada Juli, namun belum ada konfirmasi dari Hamas.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Karena ketidakpastian tersebut, Mahkamah Pidana Internasional (ICC) mengeluarkan surat perintah penangkapannya pada November, dengan tuduhan kejahatan perang dan kejahatan terhadap kemanusiaan, di samping surat perintah untuk Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu dan mantan Menteri Pertahanan Israel, Yoav Gallant.

Israel membunuh dua pemimpin Hamas lainnya, Ismail Haniyeh dan Yahya Sinwar, sebelum surat perintah mereka bisa terwujud.

Deif, yang bernama asli Mohammed Diab Ibrahim al-Masri, diyakini oleh banyak orang sebagai salah satu perencana serangan yang dipimpin Hamas pada 7 Oktober 2023 di Israel selatan. Serangan tersebut menewaskan setidaknya 1.139 orang, dan 250 orang lainnya dibawa sebagai tawanan ke Gaza.

Hanya beberapa jam setelah serangan fajar ke Israel pada hari itu, Deif menyampaikan pesan audio langka yang menyatakan dimulainya operasi yang disebut "Banjir al Aqsa" dan menyerukan kepada warga Palestina di Israel untuk "mengusir penjajah dan meruntuhkan tembok-tembok".

Meskipun tidak banyak yang diketahui tentang kehidupannya, Deif memiliki seorang istri dan dua anak yang masih kecil hingga tahun 2014, ketika mereka semua terbunuh dalam serangan udara Israel.

Dia telah dicari oleh Israel sejak awal 1990-an setelah dia melakukan serangan terhadap tentara dan warga sipil Israel.

Pada 2002, ia menjabat sebagai kepala staf Brigade Al Qassam dan diyakini sebagai pencipta "Unit Bayangan" yang menjaga dan menyembunyikan tawanan Israel. Anggota unit tersebut, yang berpakaian hitam, terlihat mengawal para tawanan Israel yang dibebaskan untuk diserahkan kepada Komite Palang Merah Internasional bulan ini.

Pada 2015, AS memasukkan Deif sebagai daftar Teroris Global yang Ditetapkan Secara Khusus.

Pada Desember 2023, tentara Israel menyebarkan selebaran di Gaza yang menawarkan hadiah sebesar 100.000 dolar AS kepada siapa pun yang memiliki informasi tentang keberadaan Deif, dan menambahkan bahwa "kerahasiaan akan terjamin" bagi warga Palestina yang memberikan informasi.

Meskipun berhasil lolos dari penangkapan, Deif mengalami luka-luka yang mengubah hidupnya akibat upaya pembunuhan yang berulang kali, yang berdampak pada mobilitas dan penglihatannya, demikian laporan Israel. Hamas tidak pernah mengkonfirmasi rincian tersebut.

Dalam sebuah pernyataan yang dibagikan di Telegram oleh Brigade Qassam, Deif digambarkan sebagai "pemimpin besar" yang merupakan "contoh keberanian yang hidup".

"Kami mengucapkan selamat tinggal kepada pemimpin Abu Khaled," kata Brigade, menggunakan nama sehari-hari di kalangan warga Palestina.

Dengan pengumuman ini, ICC kemungkinan akan mencabut nama Mohammed Deif dari target surat perintah penangkapan seperti pencabutan status Ismail Haniyeh dan Yahya Sinwar.

Read Entire Article
Pemilu | Tempo | |