Kolesterol Naik Usai Makan Hidangan Lebaran? Ini Kata Dokter

1 day ago 11

TEMPO.CO, Jakarta - Selera makan Anda naik saat Idul Fitri? Melihat hidangan Lebaran yang lezat dan menggugah selera memang kerap membuat orang tergoda untuk menyantapnya dalam porsi besar. Namun hati-hati bila makanan tersebut berbahan daging merah, berkuah santan, tinggi lemak, atau bahkan diolah dengan cara digoreng. Menyantap makanan yang mengandung banyak lemak akan meningkatkan kadar kolesterol jahat (LDL) dalam darah.

Dilansir dari Healthline, kondisi ini dikenal sebagai kolesterol tinggi, yang juga disebut hiperkolesterolemia atau hiperlipidemia. Jika kadar kolesterol LDL terlalu tinggi atau kadar kolesterol HDL terlalu rendah, timbunan lemak akan terbentuk di pembuluh darah. Timbunan ini akan menyulitkan aliran darah yang cukup melalui arteri. Hal ini dapat menyebabkan masalah di seluruh tubuh, terutama di jantung dan otak, atau bisa berakibat fatal.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Kolesterol tinggi biasanya tidak menimbulkan gejala apapun. Dalam kebanyakan kasus, kolesterol tinggi hanya menyebabkan kejadian darurat, seperti serangan jantung atau stroke, yang dapat terjadi akibat kerusakan akibat kolesterol tinggi.

Kejadian fatal biasanya tidak terjadi hingga kolesterol tinggi menyebabkan terbentuknya plak di arteri. Plak dapat mempersempit arteri sehingga lebih sedikit darah yang dapat melewatinya. Terbentuknya plak mengubah susunan lapisan arteri. Hal ini dapat menyebabkan komplikasi serius.

Saran Dokter agar Terhindar dari Masalah Kolesterol

Spesialis penyakit dalam di Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo, Faisal Parlindungan, memberi saran agar terhindar dari hipertensi, diare, dan kolesterol akibat makanan bersantan dan minim sayur yang biasa dihidangkan saat Idul Fitri. "Saat Lebaran, berbagai makanan yang sering dikonsumsi sering merupakan olahan dari santan serta minim serat sehingga tidak jarang keluhan seperti tekanan darah tinggi, diare, bahkan kolesterol," ujar Faisal kepada Antara, Senin, 31 Maret 2025.

Faisal menjelaskan makanan bersantan mengandung lemak jenuh yang bisa meningkatkan kolesterol serta hipertensi, sementara rendah serat dapat menyebabkan gangguan pencernaan, diare, maupun sembelit. Ia pun menyarankan untuk membatasi makanan bersantan dengan mengonsumsi dalam porsi kecil atau menggantinya dengan kuah bening, kemudian memperbanyak makan sayuran dan buah yang kaya serat.

"Serat membantu mengurangi kolesterol dan melancarkan pencernaan," jelasnya. Konsumsi sayuran dan buah, suplemen yang mengandung vitamin dan antioksidan, maupun produk fermentasi seperti yogurt, berperan meningkatkan bakteri baik di usus sehingga membantu melancarkan pencernaan, menurunkan kolesterol, tekanan darah, dan mencegah penumpukan lemak di pembuluh darah.

Membatasi konsumsi garam dan micin juga perlu dilakukan untuk mencegah kenaikan tekanan darah yang drastis. Makanan pedas dan minuman yang terlalu asam juga perlu dihindari untuk mengurangi risiko iritasi lambung maupun sistem pencernaan yang berhubungan dengan diare. 

Faisal juga mengatakan metode memasak yang lebih sehat seperti panggang, kukus atau rebus sangat direkomendasikan dibanding digoreng. "Hindari memanaskan makanan berulang kali, terutama produk santan karena meningkatkan lemak jenuh dalam makanan dan menurunkan nilai gizi dari makanan secara langsung," jelasnya seraya menyarankan cukup minum air untuk mengurangi risiko dehidrasi.

Read Entire Article
Pemilu | Tempo | |