Korea Selatan Melarang Penggunaan AI DeepSeek, Sebab...

3 hours ago 5

TEMPO.CO, Jakarta - Pemerintah Korea Selatan telah mengambil langkah tegas dengan memblokir akses terhadap layanan kecerdasan buatan DeepSeek di berbagai institusi penting. Langkah ini diambil sebagai bagian dari upaya menjaga keamanan informasi dan mencegah potensi risiko dari penggunaan layanan AI yang dikembangkan oleh perusahaan asal Tiongkok tersebut.

Pemblokiran ini tidak hanya berlaku bagi lembaga pemerintah, tetapi juga bagi perusahaan-perusahaan strategis di Korea Selatan yang memiliki kepentingan dalam menjaga data mereka tetap aman.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Pada Rabu, 6 Februari 2025 seperti dilansir dari Reuters, seorang pejabat dari Kementerian Perindustrian Korea Selatan mengonfirmasi bahwa pihaknya telah memblokir sementara akses karyawan terhadap DeepSeek karena adanya kekhawatiran terkait keamanan data dan informasi sensitif.

Sementara itu, Kementerian Pertahanan juga mengonfirmasi bahwa mereka telah melarang penggunaan DeepSeek di komputer yang digunakan untuk keperluan militer, mengingat pentingnya menjaga kerahasiaan data pertahanan nasional. Selain itu, Kementerian Luar Negeri juga menerapkan pembatasan akses terhadap DeepSeek di komputer yang terhubung dengan jaringan eksternal.

Langkah ini dilaporkan oleh Yonhap News Agency, meskipun pihak kementerian menolak memberikan rincian lebih lanjut mengenai langkah-langkah keamanan spesifik yang diterapkan.

Pemerintah Korea Selatan sebelumnya telah mengeluarkan pemberitahuan resmi pada Selasa, 5 Februari 2025 yang mengimbau seluruh kementerian dan lembaga negara untuk berhati-hati dalam menggunakan layanan AI generatif. Imbauan ini tidak hanya mencakup DeepSeek tetapi juga layanan populer lainnya seperti ChatGPT. Hingga saat ini, belum ada kepastian apakah pembatasan lebih lanjut juga akan diterapkan terhadap ChatGPT atau platform AI lainnya di masa mendatang. Keputusan ini mencerminkan keprihatinan yang semakin besar terkait bagaimana teknologi AI generatif dapat mengakses dan mengelola data pengguna.

Tidak hanya pemerintah, perusahaan-perusahaan strategis di Korea Selatan juga mulai mengambil langkah serupa. Perusahaan milik negara Korea Hydro & Nuclear Power telah melarang penggunaan DeepSeek sejak awal bulan ini sebagai bagian dari strategi perlindungan data.

Sementara itu, perusahaan teknologi Korea Selatan seperti Kakao Corp, SK Hynix, dan Naver juga semakin berhati-hati dalam memanfaatkan layanan AI generatif. Kakao Corp, yang merupakan salah satu operator aplikasi perpesanan terbesar di Korea Selatan, telah meminta karyawannya untuk tidak menggunakan DeepSeek dalam tugas sehari-hari karena kekhawatiran keamanan. SK Hynix, yang merupakan produsen chip AI, telah membatasi akses terhadap layanan AI generatif dan hanya mengizinkan penggunaannya dalam kondisi tertentu yang telah disetujui.

Naver, salah satu portal web terbesar di Korea Selatan, juga menginstruksikan pegawainya agar tidak menggunakan layanan AI yang menyimpan data di luar sistem perusahaan mereka.

Korea Selatan bukanlah satu-satunya negara yang mengambil langkah tegas terhadap DeepSeek. Pekan ini, Australia dan Taiwan juga telah melarang penggunaan DeepSeek di seluruh perangkat pemerintah mereka.

Kedua negara tersebut mengungkapkan kekhawatiran bahwa layanan AI asal Cina ini dapat menimbulkan ancaman terhadap keamanan data nasional mereka. Selain itu, pada Januari lalu, otoritas perlindungan data di Italia memerintahkan DeepSeek untuk menghentikan layanannya di negara tersebut setelah perusahaan gagal memenuhi kebijakan privasi yang diberlakukan oleh regulator setempat.

Sementara itu, beberapa negara lain, termasuk Amerika Serikat, India, dan berbagai negara di Eropa, kini sedang mengkaji dampak dari penggunaan layanan AI generatif ini. Keputusan mereka terhadap DeepSeek bisa memberikan pengaruh yang lebih luas terhadap bagaimana teknologi AI generatif akan diadopsi dan diatur di masa depan.

Read Entire Article
Pemilu | Tempo | |