TEMPO.CO, Jakarta - Kondisi Paus Fransiskus dikabarkan kritis pada Sabtu, 22 Februari 2025. Vatikan mengumumkan kondisi Paus berusia 88 tahun itu kritis sehingga membutuhkan suplemen oksigen dan transfusi darah, menurut Reuters.
Karena kondisinya yang kritis, Paus Fransiskus tidak bisa muncul ke publik pada Minggu, 23 Februari 2025, untuk memimpin misa. Ini adalah Minggu kedua Paus tidak bisa memimpin misa dengan alasan kesehatan.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Paus Fransiskus dilarikan ke Rumah Sakit Gemelli pada 14 Februari 2025 setelah mengalami sesak nafas selama beberapa hari. Paus kemudian didiagnosa mengalami pneumonia di kedua paru-parunya.
Akibat kondisi kesehatannya yang memburuk, jika Paus mangkat akan memicu peristiwa besar yaitu memilih pemimpin gereja Katolik yang baru.
Kematian
Dilansir dari Politico, secara tradisional, tugas camerlengo (pejabat senior Vatikan) adalah mengonfirmasi kematian seorang Paus. Saat ini, posisi tersebut dipegang oleh Kardinal Kevin Farrell kelahiran Irlandia.
Jika tradisi itu masih berlaku, Farrell yang akan mengunjungi jenazah Paus Fransiskus di kapel pribadinya dan memanggil namanya untuk membangunkannya. Hal ini sebagian besar bersifat seremonial, karena dokter akan memastikan kematian Paus melalui cara medis yang lebih standar.
Ketika Paus tidak menanggapi, menurut tradisi, cincin meterainya yang berfungsi sebagai segel untuk dokumen resmi kepausan dirusak atau dihancurkan. Ini menandakan berakhirnya masa pemerintahan Paus. Apartemen kepausan akan ditutup.
Sang camerlengo memberi tahu Dewan Kardinal, badan pengurus pejabat gereja senior, bahwa Paus telah meninggal. Setelah itu baru kematian Paus diumumkan ke seluruh dunia oleh Vatikan kepada media.
Masa Berkabung
Meninggalnya Paus akan memicu masa berkabung selama sembilan hari yang dikenal sebagai Novendiale. Pada awalnya masa berkabung merupakan kebiasaan Romawi Kuno. Italia juga biasanya menetapkan masa berkabung nasional.
Jenazahnya akan diberkati, dikenakan jubah kepausan, dan dipamerkan di Basilika Santo Petrus untuk disaksikan publik. Ratusan ribu orang akan mengantre untuk memberikan penghormatan terakhir, termasuk pejabat asing dan pemimpin dunia. Di masa lalu, jenazah Paus dipajang di panggung tinggi yang disebut catafalque.
Secara historis, para paus sering kali dibalsem dan beberapa organnya diambil sebelum dimakamkan. Sebuah gereja di dekat Air Mancur Trevi di Roma menyimpan jantung lebih dari 20 paus dalam guci marmer, yang diawetkan sebagai relik suci. Namun praktik ini sudah tidak disukai lagi.
Saat Paus Fransiskus disemayamkan, layanan doa harian dan Misa Requiem akan diadakan di Basilika Santo Petrus dan di seluruh gereja Katolik di dunia.
Vatikan akan memasuki masa transisi yang disebut sede vacante, yang berarti “kursi kosong.” Kekuasaan gereja untuk sementara diserahkan kepada Dewan Kardinal, yang tidak bisa membuat keputusan besar hingga Paus baru terpilih.
Pemakaman
Upacara pemakaman Paus kemungkinan besar akan diadakan di Lapangan Santo Petrus antara empat dan enam hari setelah kematiannya. Para pelayat memadati Vatikan untuk menghadiri upacara yang dipimpin oleh dekan Dewan Kardinal, Giovanni Battista Re, warga negara Italia yang saat ini berusia 91 tahun.
Secara tradisional, Paus dimakamkan di Gua Vatikan, ruang bawah tanah di bawah Basilika Santo Petrus. Hampir 100 Paus dimakamkan di sana, termasuk Paus Benediktus XVI, pendahulu Fransiskus, yang mengundurkan diri pada 2013 dan meninggal pada 2022.
Namun, Fransiskus mengatakan dalam sebuah wawancara pada tahun 2023 bahwa ia telah memilih basilika Santa Maria Maggiore di Roma, sebagai tempat peristirahatan terakhirnya. Ini adalah salah satu gereja favorit dan paling sering dikunjungi. Jika dimakamkan di Satna Maria Maggiore, maka Paus Fransiskus akan menjadi paus pertama dalam satu abad yang dimakamkan di luar Vatikan.
Pemilihan Paus Baru
Dua hingga tiga minggu setelah pemakaman Paus, Dewan Kardinal akan bersidang di Kapel Sistina untuk mengadakan konklaf, proses yang sangat rahasia untuk memilih Paus baru. Secara teori, setiap pria Katolik Roma yang telah dibaptis memenuhi syarat untuk menjadi Paus. Namun selama 700 tahun terakhir, Paus selalu dipilih dari Dewan Kardinal.
Mayoritas dari 266 paus yang terpilih sepanjang sejarah adalah orang Eropa. Paus Fransiskus, yang lahir dengan nama Jorge Mario Bergoglio di Argentina, adalah paus non-Eropa pertama dalam 1.300 tahun.
Pada hari pemungutan suara, Kapel Sistina, dengan langit-langitnya yang terkenal yang dilukis oleh Michelangelo, secara fisik ditutup. Para kardinal, yang telah mengambil sumpah kerahasiaan, dikunci di dalam.
Hanya kardinal yang berusia di bawah 80 tahun yang berhak memberikan suara. Sekitar 120 orang akan memberikan suara secara rahasia untuk kandidat pilihan mereka, dengan menuliskan nama pada surat suara dan menaruhnya di piala di atas altar.
Jika tidak ada kandidat yang memperoleh mayoritas dua pertiga yang dibutuhkan, putaran pemungutan suara berikutnya akan diadakan. Bisa ada hingga empat putaran per hari.
Sidang dengar pendapat yang memilih Paus Fransiskus pada 2013 memakan waktu sekitar 24 jam dan lima kali pemungutan suara. Prosesnya bisa berlangsung lebih lama. Sidang dengar pendapat pada abad ke-13 memakan waktu sekitar tiga tahun, sementara sidang dengar pendapat lainnya pada abad ke-18 memakan waktu empat bulan.
Setelah surat suara dihitung, surat suara dibakar di tungku di dalam Kapel Sistina, yang dipasang sebelumnya oleh petugas pemadam kebakaran Vatikan. Tungku kedua membakar bahan kimia yang mengeluarkan sinyal asap melalui cerobong asap ke dunia luar: Asap hitam berarti paus baru belum terpilih, asap putih berarti paus telah terpilih.
Terpilihnya Paus Baru
Setelah seorang paus dipilih, seorang wakil dari Dewan Kardinal membacakan pengumuman dalam bahasa Latin Habemus papam , yang berarti kita memiliki seorang paus. Pengumuman dilakukan dari balkon utama Basilika Santo Petrus yang disaksikan oleh ribuan umat beriman yang bersemangat.
Kemudian Paus yang baru terpilih, setelah memilih nama kepausan dan mengenakan jubah putih. Paus baru akan melangkah ke balkon untuk menyampaikan pidato pertamanya kepada publik. Dunia Katolik pun memiliki pemimpin baru.