TEMPO.CO, Jakarta - Tertawa adalah respons kompleks manusia yang bisa menunjukkan banyak hal terkait situasi saat itu, termasuk mereka yang sebenarnya merasa tak nyaman atau salah tingkah. Menurut para pakar psikologi dan perilaku manusia, tertawa pada momen yang kurang tepat tak selalu berarti bahagia, justru seringnya adalah pertahanan terhadap mekanisme yang membantu orang beradaptasi dengan tekanan emosional dan sosial.
Reaksi seperti itu bisa membingungkan orang sekitar tapi sebenarnya ada akar mendalam di psikologi. Ketika orang berada dalam situasi yang membuat malu atau stres, tertawa adalah jalan keluar untuk meredakan tekanan, dilansir dari Marca edisi 11 Maret 2025.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Menurut psikolog Robert Provine, tertawa bisa melepaskan hormon endorfin untuk meredakan stres, membuat orang merasa lebih nyaman pada momen yang sulit. Jenis tawa tak selalu mencerminkan kebahagiaan tapi lebih sebagai respons otomatis untuk mengurangi perasaan tidak nyaman dan mempermudah interaksi sosial.
Tertawa dalam Dinamika Sosial
Selain menjadi mekanisme adaptasi individual, tertawa adalam situasi yang canggung juga bisa memicu implikasi sosial. Tertawa bisa menjadi sinyal kepada orang lain kalau segalanya baik-baik saja atau orang itu berusaha untuk menghadapi momen yang penuh tekanan.
Menurut penelitian mengenai komunikasi nonverbal, jenis tawa seperti itu bisa membantu mencairkan interaksi dan menjaga keakraban dalam kelompok, bahkan ketika situasi sekitar tidak mendukung. Akan tetapi, strategi ini juga bisa salah dipahami oleh orang lain, memicu kebingungan terhadap emosi sesungguhnya dari orang tersebut.
Manfaat Tertawa
Setidaknya ada lima manfaat tertawa untuk tubuh Anda, seperti dilansir Medical Daily edisi 18 Januari 2019.
Lebarkan pembuluh darah
Penelitian telah menemukan dampak positif tertawa pada aliran darah, salah satunya meningkatkan pelebaran pembuluh darah selama 24 jam setelah subjek menonton film.
Usir stres
Respons fisik juga mengaktifkan respons stres yang berujung hadirnya perasaan santai. Sebuah studi menemukan tertawa menurunkan tingkat tiga hormon stres - kortisol, epinefrin, dan dopak, masing-masing 39, 70, dan 38 persen, dalam jangka pendek.
Perkuat sistem kekebalan tubuh
Dr. Lee Berk dari Loma Linda University, California mengatakan kepada TIME tertawa berhubungan dengan tingkat peradangan yang lebih rendah dan aktivitas sel pembunuh yang lebih tinggi dalam tubuh. Sel-sel ini membantu sistem kekebalan tubuh melawan penyakit.
Kurangi rasa sakit
Dalam serangkaian percobaan, para partisipan studi menunjukkan toleransi nyeri yang lebih baik ketika tertawa bersama. "Ketika tertawa, ambang nyeri meningkat secara signifikan, sedangkan ketika subyek menyaksikan sesuatu yang tidak secara alami menimbulkan tawa, ambang nyeri tidak berubah," tulis para peneliti.
Latihan fisik
Jangan menganggap tertawa dapat menggantikan aktivitas fisik atau membantu menurunkan berat badan. Tetapi, tertawa sekitar 10-15 menit bisa membakar hingga 40 kalori menurut studi di Pusat Medis Universitas Vanderbilt. Dalam beberapa kasus, gelak tawa yang intens dapat melatih beberapa bagian tubuh seperti diafragma, perut, dan bahkan otot-otot bahu.