TEMPO.CO, Jakarta - Berada dalam lingkungan yang aman dan cenderung stabil menjadi pilihan sebagaian besar orang. Kondisi yang biasa disebut juga dengan istilah zona nyaman oleh orang-orang sering diartikan hanya melalui satu sudut pandang saja.
Entah itu mengartikan zona nyaman sebagai pilihan tepat atau justru memberikan asumsi bahwa zona nyaman menjadi memiliki risiko atas tidak berkembangnya seseorang.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Manfaat Keluar Dari Zona Nyaman
Dilansir dari laman CNA Lifestyle beberapa orang ahli psikologi menjelaskan bahwa pentingnya keluar dari zona nyaman sebagai upaya pencegahan ketakutan berlebihan serta pegembangan diri yang lebih baik. Seorang pendiri dan direktur praktik swasta Olive Branch Psyhology and Counselling Service, dokter Sam Roberts mengatakan bahwa orang yang banyak mencoba hal-hal baru memiliki karkater lebih kuat bertahan dan mudah membawa diri.
Seorang psikoterapis Lee Kai Xuan juga berpendapat bahwa pengalaman dan mencoba hal-hal baru memberikan dampak yang postif bagi otak. Pembelajaran memungkinkan otak untuk berubah dan beradaptasi. Pada saat menerima pembelajaran baru jaringan saraf otak dapat berubah, menata ulang, dan terus bertumbuh.
Demikian juga yang disampaikan oleh pendiri The Midnight Therapist, tuan Lee yang mengatakan bahwa mempelajari keterampilan baru atau menangani situasi yang tidak dikenal sebelumnya akan memperkuat jalur saraf dan meningkatkan plastisitas otak. Sebaliknya, jika kita menolak untuk mencoba atau mengatasi masalah yang belum pernah ditemui sebelumnya maka kita selamanya akan sulit menjalani kebiasaan baru. Hal tersebut dapat dijelaskan oleh reaksi alami yang terjadi di dalam tubuh kita.
Saat kita berhadapan dengan hal-hal; baru yang belum pernah kita temui sebelumnya respon otak untuk melawan akan diaktifkan. Tubuh akan melepaskan hormon stres seperti adrenalis dan kortisol. Namun, jika hal-hal baru tersebut kita jalani, seiring waktu otak dapat belajar mengatur zat-zat kimia tersebut sehingga tubuh akan mengehntikan respon negatif yang berlebihan.
"Korteks prefrontal di otak kita berupaya mengatur emosi ini, menganalisis risiko, dan membuat keputusan. Seiring berjalannya waktu, paparan terhadap ketidaknyamanan memperkuat pengaturan ini, sehingga lebih mudah untuk menghadapi tantangan di masa mendatang," papar Lee.
Risiko Keluar Dari Zona Nyaman
Dinukil dari laman website Konsorium Psikologi Ilmiah Nusantara seorang psikolog dari Fakultas Psikologi Universitas Jendral Ahmad Yani, Chandra Yudistira Purnama dalam tulisannya yang berjudul Perlukah Keluar dari Zona Nyaman menuliskan hal-hal yang bermuatan positif tentang zona nyaman. Ia beranggapan bahwa tidak semua orang bisa dipaksa untuk keluar dari zona nyamannya.
Keluar dari zona nyaman dengan keterpaksaan justru akan kehilangan produktivitasnya dan akan merasa sangat cemas. Selain itu ia juga mengutip pnedapat dari Brown yang mengemukakan bahwa untuk keluar dari zona nyaman seringkali menghasilkan tingkat stress yang tinggi dan berpotensi merusak kinerja seseorang. Alih-alih menemukan motivasi seseorang justru bisa mengalami penurunan kinerja karena tertekan yang berlebihan.
Lebih jauh lagi keluar dari zona nyaman dapat membuat seseorang dapat lebih mudah lelah dan kehabisan energi. Mengambil keputusan besar tanpa persiapan yang matang justru malah merusak keseimbangan emosional dan pada gilirannya dapat menyebabkan seseorang terhambat untuk berkembang.
Dalam tulisannya Chandra juga menjelaskan bahwa konsep memperluas zona nyaman lebih efektif ketimbang keluar dari zona nyaman. Ia mengutip pendapat Wilkinson yang mengatakan bahwa memperluas zona nyaman dapat meningkatkan kapasitas seseorang tanpa harus merasa kehilangan kendali atas diri sendiri. Berkembang dalam lingkungan yang aman dapat memberikan gambaran bagi seseorang tentang kemungkinan risiko yang bakal dihadapi.
Merangkum pendapat para ahli di atas dapat disimpukan bahwa keluar dari zona nyaman memiliki manfaat namun disi lain memiliki risiko yang mengancam kesejahteraan mental dan pengembangan diri. Namun, hal yang terpenting adalah tetap memperhatikan kebutuhan dan apa pun yang Anda jalani tidak membuat Anda tertekan secara berlebihan, karena rasa tertekan sebenarnya yang merupakan sumber dari keterbatasan dan ketakutan diri Anda. Penting juga agi Anda untuk merasa percaya diri dengan pilihan yang Anda ambil.