Masih Dipercaya! Ini Alasan Kenapa Banyak Orang Membunyikan Klakson Saat Lewat Makam dan Pohon Angker di Jalanan Jawa

1 day ago 14

Kendaraan melintas di Gunung Pegat, Kecamatan Nguntoronadi,Wonogiri

WONOGIRI, JOGLOSEMARNEWS.COM – Jika Anda sering berkendara melintasi jalanan sepi, gelap, atau dekat area pemakaman dan pohon besar, pasti tak asing dengan suara klakson yang tiba-tiba dibunyikan tanpa alasan jelas.

Ternyata, ada budaya unik yang masih dipercaya dan dilakukan oleh banyak masyarakat Jawa serta beberapa daerah lain di Indonesia: membunyikan klakson atau mengucap “permisi” saat melintasi tempat-tempat yang dianggap angker.

Budaya ini tak sekadar mitos, tapi memiliki berbagai versi penjelasan dari sisi budaya, logika, hingga pandangan agama. Lalu, sebenarnya apa maksud dari kebiasaan ini? Simak ulasan lengkapnya berikut ini!

Versi Adat: “Permisi, Numpang Lewat…”

Dalam kepercayaan masyarakat Jawa dan beberapa daerah lain di Indonesia, tempat seperti makam tua, pohon besar, atau tikungan gelap dipercaya sebagai tempat tinggal makhluk tak kasat mata. Karena itu, membunyikan klakson atau mengucap permisi dilakukan sebagai bentuk sopan santun kepada penghuni alam lain.

“Kalau saya sih memang biasa bunyikan klakson, apalagi kalau lewat pohon beringin di daerah Jatisrono. Dari kecil sudah diajari begitu. Biar selamat, katanya,” ujar Yanto (38), salah satu sopir truk, Rabu (18/6/2025).

Versi Logika: Area Minim Penerangan dan Curam

Namun di balik kepercayaan itu, ada juga alasan logis dan keselamatan. Banyak tempat yang dianggap angker memang berada di jalur sepi, gelap, atau bahkan curam dan berliku maupun rawan bencana. Dengan membunyikan klakson, pengendara memberi tanda kepada kendaraan dari arah berlawanan.

“Kalau malam-malam lewat tanjakan atau turunan dan medan sulit, ya saya pasti klakson. Soalnya jalannya sempit dan gelap, takut kalau tiba-tiba ada kendaraan dari depan,” ujar Darto (42), pengendara motor asal Wonogiri.

Kebiasaan ini akhirnya jadi semacam kearifan lokal, yaitu perpaduan antara budaya dan keselamatan.

Versi Agama: Jangan Takut Setan, Percaya pada Allah

Dalam sudut pandang agama, terutama Islam, percaya berlebihan terhadap keberadaan makhluk halus hingga takut pada mereka tidak dibenarkan. Islam mengajarkan umatnya untuk hanya takut kepada Allah SWT dan menjadikan-Nya sebagai satu-satunya pelindung.

“Sebagai umat Muslim, kita diajarkan untuk tidak takut pada jin atau setan. Kalau lewat tempat gelap atau angker, lebih baik baca doa atau dzikir daripada percaya hal-hal mistis,” kata salah satu ustadz.

Menurutnya, kebiasaan membunyikan klakson sah-sah saja selama tujuannya bukan karena takut kepada jin, melainkan sekadar memberikan tanda kepada pengguna jalan kainnya.

Fenomena Budaya yang Masih Bertahan

Meskipun zaman terus berubah dan teknologi berkembang, budaya membunyikan klakson di tempat angker masih bertahan di masyarakat. Apakah karena faktor mistis atau sekadar kebiasaan, itu kembali pada keyakinan masing-masing individu.

“Yang penting kita niatnya baik, nggak menyekutukan Tuhan. Kadang klakson juga buat kode biar aman di jalan,” pungkas Wati (29), warga Purwantoro.

Entah percaya atau tidak, budaya ini menjadi bagian dari cerita unik perjalanan jalanan Indonesia, khususnya di tanah Jawa. Aris Arianto

Harap bersabar jika Anda menemukan iklan di laman ini. Iklan adalah sumber pendapatan utama kami untuk tetap dapat menyajikan berita berkualitas secara gratis.

Read Entire Article
Pemilu | Tempo | |