Massa Aksi Saling Berbagi Makanan Buka Puasa Saat Demo di DPR

5 days ago 7

CNN Indonesia

Kamis, 20 Mar 2025 19:15 WIB

Massa aksi menolak revisi UU TNI di Gedung MPR/DPR, saling berbagi makanan buka puasa. Massa aksi yang menolak revisi UU TNI saling membantu menyediakan makanan dan minuman buka puasa saat demonstrasi di Gedung MPR/DPR, Kamis (20/3) malam. (CNN Indonesia)

Jakarta, CNN Indonesia --

Massa aksi yang menolak revisi UU TNI saling membantu menyediakan makanan dan minuman buka puasa saat demonstrasi di Gedung MPR/DPR, Kamis (20/3) malam.

Pantauan CNNIndonesia.com di lokasi, sejumlah orang membelikan makanan dan minuman dalam porsi banyak untuk diambil oleh peserta aksi lainnya.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Salah satu pedagang bakso di lokasi mengaku telah menerima bayaran untuk 100 porsi. Ratusan porsi itu diberikan secara gratis kepada para peserta aksi.

Tak hanya itu, ada pula massa aksi lain membelikan minuman untuk peserta demo yang lain.

"Yang belum minum ambil minum, gratis ya buat dua puluh minuman," ujarnya sembari berteriak.

Momen ini terjadi setelah azan Magrib berkumandang atau penanda waktu buka puasa. Massa aksi masih bertahan di depan Gedung DPR.

Sebelumnya, massa yang menggelar aksi menolak pengesahan RUU TNI menjadi Undang-undang merobohkan pagar Gedung MPR/DPR, Senayan, Jakarta, Kamis (20/3).

Sejumlah orang yang berada di barisan massa aksi awalnya memasang tali ke tiang-tiang pagar Kompleks Parlemen.

Massa bergantian menarik tali tersebut. Perlahan bagian pagar terlepas dari tiang tersebut. Setelah itu massa juga berhasil merobohkan pagar yang berada di sisi lain.

Perubahan Undang-Undang Nomor 34 Tahun 2004 atau RUU TNI menuai kontroversi. RUU itu mendapatkan penolakan keras dari publik karena dianggap menghidupkan kembali wacana laten dwifungsi ABRI yang sudah dihapus setelah reformasi 1998.

Mahasiswa, organisasi masyarakat sipil hingga akademisi ramai-ramai menolak revisi UU yang tengah dibahas di DPR, dan direncanakan disahkan jadi undang-undang dalam rapat paripurna pada Kamis (20/3) hari ini.

Pembahasan RUU TNI dinilai tidak transparan dan buru-buru. Selain itu, warga menilai RUU TNI ini menjadi pintu masuk bangkitnya dwifungsi angkatan bersenjata.

Namun, pemerintah dan DPR tetap mengesahkannya dalam rapat paripurna pada pagi tadi.

(fra/tfq/fra)

[Gambas:Video CNN]

Read Entire Article
Pemilu | Tempo | |