Mengapa Komunitas Alawite di Suriah Dibunuh Usai Bashar Al Assad Tumbang?

6 hours ago 9

TEMPO.CO, Jakarta - Setelah mantan pemimpin Suriah Bashar Al Assad lengser, nasib komunitas Alawite masih belum pasti. Sebelumnya, mereka didukung oleh rezim. Namun, kini kelompok Alawite menghadapi pembalasan dari faksi pemberontak dan populasi Sunni yang menderita di bawah kekuasaan Assad.

Dilansir dari NDTV World, serangan balas dendam faksi pemberontak telah menewaskan lebih dari 1.000 orang, termasuk ratusan kaum Alawite, menyusul dinamika kekuasaan di Suriah yang berubah drastis. Kekerasan tersebut merupakan salah satu yang paling mematikan sejak konflik Suriah dimulai 14 tahun lalu.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Menurut Syrian Observatory for Human Rights (SOHR) yang berbasis di Inggris, 745 warga sipil, kebanyakan ditembak dari jarak dekat, termasuk di antara yang tewas. Sebanyak 125 personel keamanan pemerintah dan 148 militan yang terkait dengan kelompok bersenjata yang berafiliasi dengan Assad juga tewas. Pertempuran tersebut telah menyebabkan sebagian besar wilayah Latakia tanpa listrik dan air minum.

SOHR melaporkan pasukan keamanan Suriah mengeksekusi sedikitnya 162 orang Alawite dalam "eksekusi lapangan" di provinsi Latakia. Kementerian Dalam Negeri Suriah mengakui "pelanggaran individu" di sepanjang pantai dan berjanji untuk mengambil tindakan.

Bentrokan yang meletus pada Kamis lalu menjadi tantangan besar bagi penguasa baru Suriah, yang mengambil alih kekuasaan tiga bulan lalu setelah menyingkirkan Assad.

Pemerintah mengklaim bahwa mereka menanggapi serangan dari sisa-sisa pasukan Assad dan menganggap pembunuhan itu sebagai insiden yang terisolasi.

Siapakah Kelompok Alawite?

Kelompok Alawite adalah minoritas agama di Suriah, yang jumlahnya sekitar 12 persen dari populasi. Berasal dari Islam Syiah, mereka memiliki kepercayaan dan ritual yang berbeda. Secara historis, orang Alawite terkonsentrasi di wilayah pesisir Suriah, terutama di provinsi Latakia dan Tartus.

Keluarga Assad, yang memerintah Suriah selama lebih dari lima dekade hingga Desember 2024, termasuk dalam sekte Alawite. Selama kekuasaan mereka, kaum Alawite menduduki posisi penting di militer dan pemerintahan, yang menyebabkan persepsi adanya perlakuan istimewa.

Mengapa Kelompok Alawite Dibunuh? 

Setelah Assad digulingkan, faksi-faksi Sunni bersenjata, yang loyal terhadap pemerintahan baru, melancarkan pembunuhan balas dendam terhadap kaum Alawite sehingga semakin memperdalam perpecahan sektarian di Suriah. Eskalasi ini mengancam otoritas Hayat Tahrir al-Sham, faksi Sunni garis keras yang memainkan peran utama dalam menyingkirkan Assad dari kekuasaan.

Selama beberapa dekade, kaum Alawite menjadi tulang punggung basis pendukung Assad. Sekarang, mereka menghadapi pembalasan yang mematikan. 

Saksi mata menggambarkan pemandangan mengerikan di desa-desa Alawite sebagai tempat orang-orang bersenjata mengeksekusi warga sipil, sebagian besar laki-laki, baik di jalan maupun di depan pintu rumah mereka. Para saksi juga menyebut rumah-rumah dijarah dan dibakar, memaksa ribuan orang mengungsi ke pegunungan di dekatnya.

Baniyas, salah satu kota yang paling parah dilanda, telah menjadi target serangan paling brutal. Warga setempat melaporkan banyak mayat-mayat berserakan di jalan dan ditinggalkan di atap-atap rumah. Dalam beberapa kasus, orang-orang bersenjata mencegah penduduk setempat mengambil mayat tetangga mereka selama berjam-jam.

Ali Sheha, seorang warga berusia 57 tahun yang melarikan diri bersama keluarganya, menggambarkan pembantaian di lingkungan tempat tinggalnya, di mana sedikitnya 20 orang Alawite terbunuh. Beberapa orang Alawite, jelas dia, dieksekusi di toko-toko mereka sedangkan yang lain di dalam rumah mereka.

"Itu sangat sangat buruk. Mayat-mayat berserakan di jalan-jalan," kata Sheha menceritakan melalui telepon dari kota terdekat. 

Shesa menyebut kelompok bersenjata menembaki orang-orang secara acak dan serta meminta tanda pengenal untuk memeriksa sekte orang-orang sebelum membunuh mereka.

Reaksi Internasional

Prancis telah menyatakan keprihatinan yang mendalam atas kekerasan yang sedang berlangsung, mengutuk keras kekejaman yang dilakukan atas dasar agama. Dalam sebuah pernyataan pada Sabtu lalu, Kementerian Luar Negeri Prancis mendesak pemerintah sementara Suriah untuk memastikan penyelidikan independen atas pembunuhan massal tersebut.

Pilihan editor: Zelensky Ajak Amerika Serikat Bertemu Lagi Bahas Perang Ukraina

Read Entire Article
Pemilu | Tempo | |