Menyusuri Tottenham, Kota Asal Juara Liga Europa 2024/2025

6 hours ago 9

TEMPO.CO, Jakarta - Tottenham Hotspur FC berhasil membawa titel juara Liga Europa 2024/2025, setelah berhasil mengalahkan Manchester United di partai final. Sontekan Brennan Johnson di menit ke-42 menjadi gol semata wayang dalam pertandingan yang berlangsung di Stadion San Mamés pada 22 Mei 2025. Parade trofi akan berlangsung hari Jumat, 23 Mei 2025. Titik mulanya dari Edmonton Green dan melintasi beberapa ruas jalan di Tottenham yang berada di kawasan utara London, hingga berhenti di luar stadion untuk mengangkat kembali trofi kemenangan mereka.

Klub ini lahir pada 1882 dari semangat membara sekelompok remaja di kawasan Tottenham, sebuah wilayah yang kini dikenal sebagai salah satu daerah paling multikultural di London. Wilayah ini menarik untuk dikunjungi karena memiliki perpaduan bangunan tua bergaya Victoria dan perumahan modern.

Tottenham Marshes

Berjalan sejauh dua kilometer ke arah timur dari Stadion Tottenham Hotspur, pengunjung akan menjumpai hamparan padang rumput yang cocok untuk tempat piknik. Suasananya tenang, sesekali dapat dijumpai sekelompok angsa, bebek liar, atau burung air yang berada di ruas sungai. 

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Faktanya, pertandingan awal klub Tottenham Hotspur (dulunya masih bernama Hotspur FC) dimainkan di kawasan ini, seusai klub direorganisasi pada 1883 di bawah kepemimpinan Presiden John Ripsher.

Menurut Lee Valley, ruang terbuka terbesar di wilayah Haringey ini dulunya merupakan bagian dari dataran banjir alami Sungai Lee. Di tahun 1920-an, kawasan ini sempat memiliki lapangan tenis dan kolam renang terbuka yang berasal dari aliran air Pymmes Brook, meski untuk waktu yang singkat. Kini, masyarakat setempat memanfaatkan Tottenham Marshes untuk bersepeda atau berjalan santai dengan anjing peliharaan mereka. 

Bruce Castle Museum

Bertolak ke arah barat sekitar satu kilometer dari stadion kebanggaan fans Spurs, terdapat sebuah bangunan khas rumah bangsawan era Tudor yang terbuat dari material bata merah. Namanya diambil dari keluarga bangsawan asal Skotlandia yang memiliki tanah tempat bangunan ini berdiri, House of Bruce. Kini, bangunan yang ada sejak abad ke-16 itu telah menjadi museum bernama Bruce Castle Museum.

Mengambil informasi dari laman Friends of Bruce Castle, Bruce Castle merupakan satu-satunya bangunan di kawasan Tottenham yang masuk kategori grade 1, dengan memiliki nilai historis dan arsitektural tertinggi di Inggris. Mulai dibuka sebagai museum pada tahun 1906, museum ini menampilkan karya seni hingga koleksi sejarah kawasan serta masyarakat Haringey selama lebih dari 115 tahun. Museum ini menjadi sumber utama pengetahuan warisan budaya wilayah ini.

Bruce Castle Museum buka pada Rabu-Minggu, dari pukul 13.00-17.00 waktu setempat. Museum ini dapat dikunjungi secara gratis, namun apabila ingin mendapatkan fasilitas pemandu, siapkan uang senilai £7 atau setara dengan Rp 154.000. Info lebih lanjut dapat menelusuri laman resmi Bruce Castle Museum.

All Hallows Church

Tempat berikutnya berada di pusat Kota Tottenham, dekat dengan Tottenham High Road, yang merupakan gereja tertua di kota ini. Gereja All Hallows didirikan pada 1150. Gereja bergaya Abad Pertengahan ini dibangun menggunakan material dominan batu kentish rag (batu kapur) dan bata merah.

Gereja ini terdiri dari ruang tengah, lorong samping, dan serambi. Pada bagian timur gereja beserta atap berbentuk tong di bagian tengah merupakan hasil pemugaran gereja oleh William Butterfielld, arsitek era Victoria, pada 1875-1877. Bangunan tertua dari menara ini ialah bagian bawah menara yang dibangun pada awal abad ke-14, serta kolom di bagian tengah gereja.

MUHAMMAD RIFAN PRIANTO
Pilihan Editor: 36 Jam di Brugge, Kota Kosmopolitan dari Abad Pertengahan
Read Entire Article
Pemilu | Tempo | |