Merosot 13 Peringkat, Daya Saing Indonesia Anjlok di Posisi 40 Dunia dari 69 Negara

7 hours ago 9

Ilustrasi | pixabay

JAKARTA, JOGLOSEMARNEWS.COM Posisi daya saing Indonesia anjlok ke peringkat 40 dari total 69 negara dalam laporan World Competitiveness Ranking (WCR) 2025 yang dirilis oleh International Institute for Management Development (IMD) World Competitiveness Center. Penurunan ini terbilang drastis, mengingat tahun sebelumnya Indonesia masih menempati posisi ke-27.

Direktur IMD WCC, Arturo Bris, menjelaskan bahwa di era pascapandemi, fondasi daya saing tidak cukup lagi hanya bergantung pada stabilitas ekonomi makro dan lingkungan bisnis yang kondusif. Pemimpin negara harus mampu merespons tantangan baru, termasuk kesiapan digital, transisi energi hijau, dan tata kelola ketahanan yang adaptif.

“Daya saing hari ini tak lagi ditentukan oleh faktor tradisional semata. Negara perlu mempersiapkan diri menghadapi gelombang transformasi global,” ujar Arturo dalam laporan resminya.

Penurunan Indonesia ini menjadi yang pertama sejak mencatat kenaikan berturut-turut selama dua tahun terakhir. Dari peringkat 44 pada 2022, Indonesia sempat naik ke posisi 34 di tahun 2023, dan mencetak capaian terbaiknya di posisi 27 pada 2024. Namun, tren positif itu terhenti di 2025.

WCR mengukur daya saing negara berdasarkan empat indikator utama: performa ekonomi, efisiensi pemerintah, efisiensi bisnis, dan infrastruktur. Tiga dari empat indikator itu mengalami kemerosotan di Indonesia.

Efisiensi pemerintah merosot ke posisi 34 dari sebelumnya di peringkat 23. Sementara efisiensi bisnis anjlok ke posisi 26, setelah tahun lalu sempat bertengger di posisi 14. Sedangkan di sektor infrastruktur, posisi Indonesia terperosok hingga peringkat 57.

Menurut Arturo, penurunan ini juga dipengaruhi dinamika eksternal, salah satunya dampak dari perang tarif yang menyasar kawasan Asia Tenggara. Hal ini turut menyeret turun peringkat beberapa negara lain seperti Thailand dan Australia.

Namun, tidak semua negara di kawasan mengalami kemunduran. Malaysia justru menunjukkan lonjakan signifikan dengan naik 11 peringkat, kini menempati posisi ke-23 secara global.

Di sisi lain, Lembaga Manajemen Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia (LMFEB UI), yang menjadi mitra IMD WCC dalam penyusunan laporan, menyebutkan beberapa tantangan mendasar yang dihadapi Indonesia.

Di antaranya adalah kebutuhan mendesak untuk membangun peta jalan strategis dari sektor hulu ke hilir, meningkatkan produktivitas tenaga kerja, serta memperkuat kontribusi sektor riil dan lembaga keuangan non-bank terhadap perekonomian nasional.

LMFEB UI juga menekankan pentingnya komitmen Indonesia dalam memenuhi standar global terkait isu lingkungan, etika bisnis, dan tata kelola yang berkelanjutan. Penguatan kolaborasi dengan diaspora serta pengembangan riset menjadi agenda strategis yang juga perlu diakselerasi.

“Indonesia harus menata ulang prioritas daya saing agar tidak tertinggal dalam persaingan global yang semakin kompleks,” tulis LMFEB UI dalam keterangan tertulisnya. [*]

Berbagai sumber

Harap bersabar jika Anda menemukan iklan di laman ini. Iklan adalah sumber pendapatan utama kami untuk tetap dapat menyajikan berita berkualitas secara gratis.

Read Entire Article
Pemilu | Tempo | |