Naik Gunung Manglayang, Seorang Warga Bandung Sempat Hilang 3 Hari

5 hours ago 6

TEMPO.CO, Bandung - Seorang warga Bandung, Wendi Ibnu Al Farizi, 23 tahun, membuat puluhan relawan pencari berkumpul dan bergabung di Gunung Manglayang. Mereka berusaha mencari jejak keberadaan Wendi yang pergi ke gunung dan dilaporkan hilang selama berhari-hari.

Operasi pencarian melibatkan Kantor Search and Rescue atau SAR Bandung, SAR Brimob Polda Jabar, Badan Penanggulangan Bencana Daerah Kabupaten Sumedang, Satuan Polisi Pamong Praja, kelompok Riksa Bumi, KOMPAS SMAN 1 Jatinangor, Little Ambulance, Jungle Ghost, Ranger BC Barubereum, kelompok pecinta alam Bandung Raya, masyarakat setempat.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Unit SAR Universitas Padjadjaran atau Unpad juga bergabung bersama dengan Perhimpunan Mahasiswa Penempuh Rimba dan Pendaki Gunung Mahatva Fakultas Pertanian Unpad. Tujuan operasi gabungan itu mencari seorang pendaki yang dinyatakan hilang ketika mendaki Gunung Manglayang lewat jalur Barubereum.

Menurut anggota Unit SAR Unpad, Fahrur Rizqi, seorang pemuda asal Rancaekek bernama Wendi Ibnu Al Farizi, 23 tahun, mendaki Gunung Manglayang seorang diri pada Minggu, 16 Februari 2025 pukul 19.12 WIB. Sebelum memulai perjalanan, Wendi berpesan kepada pihak basecamp Barubereum bahwa apabila sampai Senin, 17 Februari 2025 pukul 05.00 WIB belum ada kabar dari dirinya, ia meminta pihak basecamp menghubungi keluarga atau kerabatnya.

Wisatawan menuruni jalur setapak dari situs Batu Kuda di Gunung Manglayang di Kampung Cikoneng, Desa Cibiru Wetan, Kecamatan Cileunyi, Kabupaten Bandung, Jawa Barat, Sabtu, 12 Desember 2020. Batu Kuda adalah legenda rakyat pra Islam yang bertutur tentang kuda tunggangan Prabu Layangkusuma yang terperosok ke lumpur dan berubah menjadi batu di ketinggian 1.170 dpl. TEMPO/Prima Mulia

Hingga Selasa, 18 Februari 2025, ternyata Wendi masih belum turun gunung dan tidak ada kabar apa pun. “Diduga yang bersangkutan masih berada di puncak bayangan Gunung Manglayang dan tersesat,” kata Fahrur lewat keterangan tertulis, Ahad 23 Februari 2025.

Pencarian mulai dilakukan selama dua hari pada 18-19 Februari 2025. Setelah berkoordinasi dan mengonfirmasi kebenaran laporan, Kantor SAR Bandung menyatakan bahwa Wendi telah hilang dan perlu dilakukan operasi SAR untuk mencarinya mulai Selasa 18 Februari 2025.

Pencarian dilakukan dengan menyusuri jalur pendakian namun hasilnya nihil. Jejak pendaki yang hilang atau pun petunjuk lainnya masih belum didapatkan. Pada malam harinya tim Ranger BC Barubereum menginap di area puncak. Tujuannya untuk memantau kemungkinan pergerakan Wendi di lintasan atau petunjuk lainnya. Sedangkan tim SAR gabungan yang lain kembali ke area basecamp.

Setelah nihil petunjuk, pada hari selanjutnya yaitu Rabu 19 Februari 2025, tim SAR gabungan dibagi menjadi dua unit pencari untuk melakukan penyisiran jalur pendakian melalui darat dan observasi visual melalui udara menggunakan alat UAV Thermal atau drone yang mengidentifikasi perbedaan suhu.

Penyisiran jejak dilakukan sampai ke area puncak bayangan atau Pos 4 hingga pukul 12.45 WIB. Setelah gagal mendapat petunjuk, kedua tim unit pencari kembali pulang ke basecamp Barubereum. Pada pukul 15.00 WIB pencarian hari kedua untuk sementara dicukupkan.

Di luar dugaan saat tim pencari melakukan evaluasi operasi hari kedua, sosok Wendi yang dicari-cari muncul. Dia datang berjalan seorang diri ke basecamp Baubereum pada pukul 17.52 WIB. “Kondisi tubuhnya lemas dan kurang asupan sehingga langsung dievakuasi ke rumah sakit di Cileunyi,” kata Fahrur. Diduga Wendi tersesat di area curug atau air terjun Antani dan kesulitan mencari jalan keluar.

Pilihan editor:

Read Entire Article
Pemilu | Tempo | |